Mohon tunggu...
Sayid Fajri
Sayid Fajri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pendakian Gunung Rinjani dan Manfaat Sosial bagi Masyarakat

28 Juni 2018   12:10 Diperbarui: 1 Juli 2018   11:29 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalaamu 'alaykum wa Rohmatullahi wa Barokaatuh. Hallo, Brothers and Sisters dimana pun kalian berada! Perkenalkan, Nama saya adalah Sayid Muhammad Fajri Almahdi Edrus (panjang ya namanya, hehe), temen-temen di Kampus biasa panggil Fajri. Lahir di Jakarta, 29 Agustus 1997.  

Saya merupakan Mahasiswa Fakultas Pariwisata di Universitas Pancasila. Saya hobby banget sama yang namanya travelling, khususnya mendaki gunung. Karena, bagi saya mendaki Gunung itu kegiatan yang menantang banget, seru, dan pastinya nyali kita bener-bener di uji. Ya, Walaupun belum banyak sih Gunung yang saya daki, alasan utama nya adalah karena susah dapet izin dari Nyokap, huft. 

Pertama kali saya mendaki Gunung itu ketika saya masih SMA, Gunung Guntur adalah Gunung yang pertama kali saya daki. Dan setelah itu,sumpah guys! Saya ketagihan! Mulai deh tu lanjut mendaki ke Gunung-gunung yang lain nya, di antara nya adalah  Gunung Prau, Gunung Semeru, Gunung Sikunir 4x, Gunung Lembu 2x, Gunung Papandayan, dan Gunung Rinjani. 

Dalam tulisan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mendaki Gunung Rinjani, dan menjelaskan apa  saja manfaat yang di dapat oleh masyarakat sekitar dengan adanya kegiatan wisata di Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani adalah gunung yang terletak di Pulau Lombok yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan puncak tertingginya 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain menyandang status sebagai Gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Gunung Rinjani juga disebut-sebut sebagai gunung tercantik di Indonesia karena pemandangan alam nya yang sangat indah. 

Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Rinjani, khususnya para pecinta alam pendaki gunung. Banyak wisatawan pendaki gunung yang ingin sekali mendaki Gunung Rinjani, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Dan hal inipun terjadi juga pada diri saya. Ada niat ingin mendaki ke Gunung Rinjani bermula di tahun 2015, karena di ajak oleh Kakak sepupu dan teman-teman saya. 

Akhirnya, saya mulai menabung sejak awal tahun 2015, karena rencana pendakian adalah pada tanggal 9 Mei 2015. Singkat cerita, 2 minggu sebelum pendakian saya membatalkan niat untuk mendaki Gunung Rinjani karena uang yang sudah saya tabung terpaksa saya gunakan untuk keperluan sekolah. Sedih sih, tapi saya tetap yakin bahwa di lain waktu saya akan bisa mendaki Gunung Rinjani, dan hal itu pun terwujud di tahun 2016.

Biaya yang dibutuhkan dari Jakarta untuk mendaki ke Gunung Rinjani kisaran 2 -- 3 juta rupiah. Biaya tersebut sudah termasuk tiket pesawat berangkat dan pulang, tiket masuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani,transportasi dari Bandara Lombok menuju ke Desa Sembalun, Konsumsi, sewa porter, dan P3K. Sejujurnya, pendakian kali ini sangat dadakan dan nekat. Karena saya baru mempersiapkan nya 2 hari sebelum keberangkatan. 

Uang yang saya punya pun hanya 800 ribu. Untuk menambah uang, saya memutuskan untuk meminjam uang ke Papah saya dan teman saya. Pendakian kali ini saya lakukan bersama 5 orang teman saya. Mereka bernama Patrick, Tommy, Tukul, Romi, dan Ipul. Selain mereka berlima, saya juga di temani oleh Pak Aman yang merupakan seorang Porter di Gunung Rinjani. 

Porter adalah orang yang kita bayar untuk membantu kita membawa barang-barang pendakian. Gunung Rinjani memiliki 3 jalur Pendakian, yaitu Jalur Sembalun, Jalur Senaru, dan Jalur Torean. Jalur yang kami pilih adalah Jalur Sembalun. Titik awal pendakian yaitu dimulai  dari Desa  Sembalun. 

Untuk mengawali petualangan ini, saya dan teman-teman berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan keselamatan dan kelancaran. Dari Basecamp ke Pos 1 waktu tempuh sekitar 1 jam, melewati persawahan dan ladang penduduk. 

Sejauh mata memandang hanya ada padang rumput yang di kelilingi bukit-bukit nan hijau. Sungguh indah sekali pemandangan nya. Saya dan teman-teman berhenti sejenak di Pos 1 untuk istirahat dan foto-foto. Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan menuju Pos 2.

dokpri
dokpri
Dari Pos 1 ke Pos 2 membutuhkan waktu yang cukup lama dengan trek sedikit menanjak dan sesekali melewati rerimbunan pohon yang bisa digunakan untuk beristirahat dan berteduh dari panas terik matahari yang menyengat. 

Pos 2 berada di dekat jembatan dan di pos ini bisa digunakan untuk camp mendirikan tenda, karena lokasi nya yang luas, datar, dan dekat dengan sumber air. Tersedia juga toilet yang sengaja di bangun untuk memudahkan para pendaki yang ingin buang air kecil dan buangair besar. 

Di Pos 2 ini, saya dan teman-teman beristirahat lumayan lama, karena kami memasak untuk makan siang.Setelah perut sudah terisi dan tenaga telah bertambah, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan menuju Plawangan Sembalun. Jalur pendakian dari Pos 2 menuju ke Plawangan Sembalun lumayan jauh, dan tentu nya sangat menguras tenaga. 

Treknya terus menanjak dengan medan tanah, batu -- batu, dan pasir. Jalur ini dinamakan 7 Bukit Penyesalan, karena untuk mecapai Plawangan Sembalun kita harus mendaki 7 Bukit yang terjal. 

Tenaga saya benar -- benar terkuras disini, dan benar saja, saya sempat merasakan penyesalan dan ingin kembali saja ke bawah. Tapi karena teman -- teman saling memberi semangat rasa lelah pun bisa di atasi. Plawangan Sembalun adalah Pos terakhir di Gunung Rinjani, dan disinilah para pendaki mendirikan tenda -- tenda mereka untuk beristirahat sebelum melakukan pendakian menuju puncak tertinggi Rinjani.

Plawangan Sembalun memiliki pemandangan yang sangat indah, Danau Sagara Anak dan Puncak Rinjani sudah tampak dari sini. Saya dan teman -- teman tidak menyia-nyiakan momen indah ini untuk di abadikan dalam kamera. 

Singkat cerita, waktu sudah berganti menjadi malam, saya dan teman -- teman makan malam dan bersenda gurau. Sungguh indah makan malam kali ini, cahaya bulan dan bintang -- bintang menambah kenikmatan suasana. Setelah itu kami pun istirahat, karena jam 02.00 kami sudah harus melakukan pendakian menuju Puncak Rinjani. Tidak terasa, alarm sudah berbunyi menandakan bahwa kami harus segera bangun dan bersiap -- siap untuk mendaki ke Puncak Gunung Rinjani. Kami makan terlebih dahulu untuk mengisi tenaga, setelah selesai langsung kami berdoa dan tepat pukul 02.00 pendakian dimulai.

dokpri
dokpri
Malam itu angin sangat kencang, udara terasa sangat dingin. Trek nya terus menanjak dengan medan pasir dan batu -- batu krikil. Ditengah perjalanan saya kelaparan, tapi sial karena perbekalan makanan dan minuman ada di tas teman saya yang jaraknya sudah jauh dari saya. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk meminta makanan kepada pendaki lain. Saya beristirahat sejenak sambil makan biskuit yang dikasih dari pendaki lain, disini saya di temani oleh Tommy. 

Singkat cerita, saya sampai di Puncak tertinggi Gunung Rinjani bertepatan dengan terbitnya matahari. Indah sekali pemandangan ini. Saya mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan saya kesempatan untuk berada di tempat seindah ini. Hamparan laut Pulau Lombok terlihat jelas dari sini. Setelah puas berfoto -- foto, saya dan teman -- teman segera kembali ke Plawangan Sembalun.

dokpri
dokpri
Sesampai nya di Plawangan Sembalun, makanan sudah siap. Selagi saya dan teman -- teman mendaki ke Puncak Rinjani, Pak Aman porter yang kami sewa memasak makanan untuk kami. 

Saya dan teman - teman bimbang, apakah ingin maklan terlebih dahlu, atau istirahat. Rasa lapar dan capek sepertinya sudah satu level, tetapi akhirnya makan yang kami dahulukan. hehe.  

Di Plawangan Sembalun, saya dan teman -- teman menginap satu malam lagi, pagi hari nya baru lah kami menuju ke Basecamp awal pendakian melalui jalur yang sama.

dokpri
dokpri
Seperti itulah kisah perjalanan saya di Gunung Rinjani!

Manfaat Bagi Masyarakat Sekitar dengan adanya Kegiatan Wisata di Gunung Rinjani

Untuk memastikan bahwa masyarakat setempat mendapatkan keuntungan dari pendapatan pariwisata , Gunung Rinjani dikelola oleh kemitraan dari pejabat Taman Nasional , sektor publik dan swasta dari industri pariwisata Lombok dan perwakilan masyarakat .Run masyarakat koperasi mengkoordinasikan Gunung di Rinjani Trek Center ( RTC ) di Senaru dan Rinjani Information Center ( RIC ) di Sembalun Lawang.

Pendapatan dari kegiatan pariwisata dan biaya masuk digunakan untuk konservasi , manajemen dan membantu Taman Nasional dengan pemeliharaan Gunung Rinjani , sehingga memastikan keberlanjutannya . Model manajemen ini unik di Indonesia dan dianggap sebagai contoh praktek terbaik dari ekowisata di Indonesia .

Manfaat secara langsung yang didapat oleh masyarakat adalah perekonomian masyarakat meningkat, karena masyarakat sekitar dapat menjadikan kemampuan yang mereka miliki untuk membantu wisatawan. 

Sebagian besar warga laki -- laki nya bekerja sebagai Porter dan Tour Guide, selain itu ada juga yang membuka penyewaan homestay dan penginapan. Banyak rumah -- rumah warga yang disewakan kepada wisatawan. Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Rinjani juga ada yang mendapatkan penghasilan dengan cara menjual souvenir seperti kaos, tas, topi, dan lainnya yang bertemakan Gunung Rinjani.

Sekian yang dapat saya ceritakan, apabila ada kesalahan mohon di maafkan ;)

#studidampak

#pariwisata2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun