Mohon tunggu...
Sayid Rafiq Almunawwar
Sayid Rafiq Almunawwar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai semuanya sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Sayid Rafiq Almunawwar, saya biasa dipanggil rafiq, saya lahir di Jakarta pada tanggal 4 Agustus tahun 2004 yang bertepatan pada hari rabu. Kedua orang tua saya memiliki keturunan Arab sehingga ketika kami melakukan beberapa kegiatan kami melakukannya mengikuti budaya arab. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, adik saya berumur 14 tahun yang selisih lumayan jauh, dan kakak saya satu tahun diatas saya yaitu 19 tahun. Saya sempat tinggal di daerah cipayung, hingga pada saat saya menyentuh bangku SD keluarga saya memutuskan untuk pindah ke daerah dekat sekolah saya yaitu Kramat Jati. Saya banyak menghabiskan waktu di lingkungan rumah baik itu untuk belajar ataupun bermain bersama teman, setiap sore saya juga selalu pergi ke tempat mengaji bersama dengan kakak saya dan juga teman-teman yang lain. Bahkan saya selalu aktid dalam mengikuti Majlis-majlis ilmu pada saat itu. Hingga ketika diakhir pembelajaran saya, saya dihadapkan dengan pilihan untuk masuk ke Pesantren bersama sepupu saya atau masuk ke MTS bersama dengan kakak saya lagi, setelah melalui cukup banyak dilema saya memutuskan untuk terjun langsung atau survey ke Pesantren itu, nama pesantrennya adalah PONDOK PESANTREN MODERN AL-HASSAN. Akhirnya saya membulatkan keputusan saya untuk masuk ke pesantren. Ketika pertama kali saya masuk ke Pesantren, saya cukup kaget dengan rutinitas ataupun kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren ini, mulai dari bangun pagi jam 03.00, hingga dilarang membawa buku-buku cerita seperti novel dan lain-lain, namun seiring berjalannya waktu saya mulai terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut dan bahkan saya memiliki kebiasaan baru karna paksaan ini, yaitu rajin dalam shalat tahajud, shalat dhuha, dan bahkan bersih-bersih kamar. Waktu demi waktu berlalu hingga akhirnya saya memasuki tahun terakhir pembelajaran di Pondok Pesantern itu, dan lagi-lagi saya di sudutkan dengan pilihan dimana saya harus melanjutkan belajar di pondok pesantren ini 3 tahun seterusnya, ataupun melanjutkan masa SMA saya di sekolah luar. Saya pun melakukan Konsultasi dengan Kiyai yang mengurus Pondok pesantren saya, dia menjelaskan betapa sayangnya jika saya dan teman-teman saya ingin melanjutkan studi saya diluar Pondok Pesantren. Namun di satu sisi hati saya lebih memilih untuk melanjutkan studi di SMA luar, dan mungkin juga keinginan ini dilandasi oleh rasa jenuh saya terkait kegiatan yang ada di Pondok Pesantren. Dan akhirnya saya melanjutkan studi saya di MAN 2 JAKARTA. Dan akhirnya apa yang dikatakan oleh Kiyai saya itu benar, setelah saya lulus dari Pondok Pesantren dan memutuskan untuk melanjutkan Studi di sekolah luar, saya merasa kesulitan untuk menjaga hafalan saya, bahkan kebiasaan-kebiasaan saya dalam shalat Tahajjud ataupun Dhuha pun mulai memudar seiring berjalannya waktu. Namun saya selalu berusaha sebisa mungkin untuk tetap mengulang hal-hal yang telah saya pelajari di Pondok Pesantren meskipun saya tau bahwa kana ada banyak sekali rintangan yang sudah menunggu saya. Saya masuk ke Man 2 Jakarta kebetulan melalui Jalur Tahfidz, karena Alhamdulillah saya berhasil menghafal sebanyak 12 Juz ketika di Pondok Pesantren. Setelah di tes untuk menyambung ayat Alhamdulillah saya diterima sebagai siswa Man 2 Jakarta, masa-masa SMA ini menurut saya adalah masa-masa terbaik didalam hidup saya yang dimana ketika berada di Man 2 Jakarta ini saya mendapatkan begitu banyak pengalaman, mulai dari ikut organisasi, lalu mendapatkan banyak sekali teman yang bahkan sampai saat ini kami masih sering bertukar kabar, di Man 2 Jakarta ini saya sempat mengikuti beberapa ekskul diantaranya seperti marawis, hadroh, namun selang beberapa pertemuan saya memutuskan untuk keluar karena merasa tidak cocok dengan ekskul tersebut, dan saya juga masuk ke dalam Organisasi Rohis Man 2 Jakarta. Sekian mungkin ini saja kisah hidup saya yang dimulai dari bangku SD hingga sampai sekarang menjadi mahasiswa semester satu Uin Syarif Hidayatullah, semoga dengan adanya kisah ini bisa menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih baik. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Selanjutnya

Tutup

Film

Shang Chi and The Legend of the Ten Ring

30 September 2022   22:01 Diperbarui: 30 September 2022   22:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam lubuk hatinya Shang Chi sangat benci dengan seluruh kejahatan yang telah diperbuat oleh ayahnya. Hingga satu ketika, ibu dari Shang Chi dibunuh oleh musuh ayahnya. Hingga ketika Wenwu mengetahuinya, Wenwu pun murka, ia menggila dan bahkan membunuh siapapun yang membantah keinginannya.

Melihat kondisi ayahnya dan situasi juga sudah semakin kacau, Shang Chi pun memutuskan untuk kabur dari rumah dan pindah ke San Fransisco. Bertahun-tahun ia berhasil menghindar dari lacakan ayahnya, hingga pada akhirnya keberadaannya mulai diketahui, pasukan ayahnya pun langsung memburu Shang Chi hingga ke Amerika Serikat.

Dan dengan berat hati Shang Chi pun menemui ayahnya, ia menolak segala bentuk ajakan sesat yang diberikan oleh ayahnya tersebut, singkat cerita mereka pun terlibat dpertarungan yang cukup sengit, yang dimana Wenwu masih percaya bahwa istrinya masih hidup dan terperangkap didalam gua yang berada didesa kampung halaman istrinya, namun sebenarnya dibalik gua itu adalah sekumpulan iblis yang menunggu unutk dibebaskan.

Hingga akhirnya Shang Chi dihadapkan duel dengan ayahnya, didalam duel ini Wenwu menggunakan 10 cincin itu untuk menghabisi anak kandungnya sendiri. Ditengah duel nya melawan Shang Chi, Wenwu terkejut setelah mengetahui Shang Chi dapat mengendalikan 10 cincin tersebut.

Dan diakhir film pun Wenwu harus tewas, dan Shang Chi menjadi host untuk 10 cincin tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun