Beberapa hari ini saya mencoba lagi untuk naik kereta comuterline Jakarta-Bogor, kelihatannya trasportasi ini masih menjadi primadona sampai saat ini. Tak ingin berlama-lama menunggu di stasiun akhirnya KRL Comuterline yang say tunggu pun tiba di stasiun dan beranjak untuk menuju Bogor. Hal yang sangat wajar jika kondisi gerbong penuh sesak karena bertepatan dengan orang pulang kerja.
Penuh bukan hal yang masalah bagi saya, ya wajar saja memang kondisinya seperti itu, mau bagaimana lagi? . Namun entah kenapa sayang sekali rasanya jika kondisi seperti itu kita masih memikirkan diri sendiri. Walaupun istilahnya bisa masuk saja sudah “ Alhamdulillah”. Namun cukup mengherankan sekali dalam kondisi yang tidak memungkinkan seperti ini masih ada saja yang sempat-sempatnya mengotak-atik gadget kesayangannya.
Heran bukan main, disaat kondisi seperti ini masih ada yang sibuk BBM-an, SMS-an, main Game, bahkan asyik telepon-teleponan. Dalam hati Bingung bukan main, bagaimana mau menegur karena hampir semua memiliki kelakuan yang sama. Okelah jika kondisi KRL dalam keadaan kosong, no problem tapi kondisinya tersebut penuh sesak dan tidak memungkinkan, apa tidak ada waktu lain? Apa tidak bisa tahan sebenatar saja untuk lepas dari Gadget tersebut untuk menunnggu badak kita bisa bergerak bebas sehingga tidak merugikan orang lain?.
Saya pun mulai berfikir kemudahan teknologi jika tidak dimanfaatkan/digunkan pada timming yang tepat itu sama saja membunuh kepedulian seseorang terhadap sesama. Bukan tidak mungkin sikap autis dan tidak peduli terus berkembang tanpa mengenal tempat dan situasi.
Menyedihkan memang disaat ini kita sangat butuh orang-orang atau generasi yang bisa saling peduli dan melibatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi masing-masing. Saat ini gadget memang sangatlah penting, namun bukankah kepentingan itu juga bisa menempatkan situasi dan kondisi dengn cara yang benar.
Pemimpin bangsa ini tidak mengajarkan teknologi digunakan untuk kepenting sepihak, semua harus digunakan sesuai dengan porsi yang pas dan tempat yang tepat. Apakah anda tidak membayangkan karakter egois dan tak peduli seperti ini hanya akan membuat bangsa kita semakin cuek dan tidak peduli?. Apakah kita harus dikendalikan gadget ataukah gadget yang harus kita kendalikan?. Jawaban itu tersimpan pada masing-masing benak anda.
SEMOGA BERMANFAAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H