Kalau jiplak dan direpost di akunmu sendiri, jangankan menyertakan sumber link, menyebut penulis aslinya saja kagak. Saat postinganmu dapat komen, kamu pun memilih innocent, membiarkan orang menganggap itu adalah tulisanmu, nah inilah pencuri kredit. Perampas pujian.
Faktanya, sesederhana apapun karya tulisan seorang amatir sekalipun, itu tidaklah dibuat dengan sederhana. Sebagai amatir, saya pribadi seringkali riset tipis-tipis sebelum menulis, gugling dulu kalau ada kaitan dengan pendapat ahli, dan belum tentu mampu saya rampungkan dalam satu hari. Satu tulisan bisa jeda beberapa kali, pun bisa jadi baru rampung setelah seminggu.
Capek? Ya pasti lah. Apalagi sebagian besar tulisan itu dibuat untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi, yang disebut Maslow sebagai kebutuhan tertinggi manusia. Pun bayarannya adalah kepuasan.
Nah, tiba-tiba kita punya kawan main comot tulisan kita itu tanpa menyebut sumbernya, pun credit untuk penulisnya. Alamak, culas nian itu orang. Bagaimana kalau itu tulisanmu, bro? Wkwkwk
Ini semisal kita kerja di instansi pemerintah atau swasta, punya tim dan punya atasan. Suatu waktu dikasih project sama si bos. Kita santai-santai, yang banyak kerja kawan kita. Eh giliran si bos monitoring, kita berdiri paling depan, menjelaskan hasil kerja dengan fasihnya. Enaknya diapain nih orang?! []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H