Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Citra Positif Islam dalam Dua Film Ridley Scott

31 Mei 2019   22:47 Diperbarui: 31 Mei 2019   22:52 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ecs7.tokopedia.net/img/ 

Sampai saat ini, kecurigaan masyarakat Barat terhadap Islam dan Umat Islam mungkin masih benar-benar sulit dihapuskan. Ada sejarah panjang yang mewarnai ketegangan relasi Islam vis--vis Barat yang sisa-sisanya masih hidup dan bahkan dipelihara, baik oleh sebagian masyarakat Barat maupun di negeri Muslim sendiri. Tak hanya dalam kehidupan nyata, kesan Islamophobia juga tidak sedikit ditampilkan dalam produk sinematografi Barat.

Tetapi tenang saja, tidak semua film Barat yang mengangkat isu dan tema tentag Islam dan orang Islam melulu menggambarkan citra yang negatif, utamanya soal label radikal dan teroris. Ada beberapa film berkualitas yang mencoba memberikan perspektif yang positif tentang Islam. Untuk menyebut di antaranya adalah film-film besutan Ridley Scott, sutradara kawakan dengan sederet karya film bermutu yang sukses di pasaran. 

Ada dua film lawas yang cukup mewakili sudut pandang yang lebih adil tentang Islam, yakni Kingdom of Heaven (2005) dan Robin Hood (2010). Dua film bergenre action kolosal plus balutan drama yang kental ini cukup recommended untuk ditonton selama momentum libur lebaran.

Kingdom of Heaven mengambil latar peperangan salib di abad 12. Film yang dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Jeremy Irons, David Thewlis, Marton Csokas, Brendan Gleeson, Alexander Siddig, Ghassan Massoud, Edward Norton, Jon Finch, Michael Sheen dan Liam Neeson itu memang mengambil sudut pandang pelaku utama dari kelompok pasukan salib, tetapi tetap tak menghilangkan obyektivitas dalam menggambarkan musuh utama mereka, yakni Salahudin Al Ayubi atau popular di barat dengan sebutan King Saladin. Sebutan itu menyiratkan bentuk penghormatan Barat terhadap sosok jenderal pasukan Islam yang sukses menaklukan Palastina/Yerusalem dari tangan penguasa Kristen.

Film ini berkisah tentang sosok Balian, pandai besi di Desa Prancis yang tengah berkabung atas meninggalnya istri dan anaknya. Ayahnya adalah seorang kstaria Yerusalem yang telah lama meninggalkannya. Dia akhirnya bergabung dengan pasukan salib yang dipimpin salah seorang kstaria di wilayahnya untuk pergi berperang ke Yerusalem melawan pasukan Islam pimpinan Salahudin.

King Saladin tetap ditampilkan sebagaimana fakta sejarahnya yang dikenal sangat menjunung tinggi etika tinggi Islam dalam peperangan. Sosok Jenderal yang dihormati reputasinya, tetapi sekaligus  sangat menghormati musuh-musuhnya di medan perang. 

Saat Pasukan Saladin telah mengepung Yerusalem, Saladin lantas menawarkan pasukan salib untuk menyerah dengan jaminan keselamatan setiap jiwa penduduk Yerusalem, termasuk untuk kembali ke negeri asalnya. Karena Yerusalem akhirnya jatuh ke tangan pasukan Islam, maka Balian bersama putri Raja Baldwin memutuskan tinggal di sebuah desa terpencil di Eropa.

Sementara film Robin Hood yang tayang tahun 2010 menampilkan versi cerita sedikit berbeda dengan film pendahulunya yang dibintangi Kevin Costner. Kali ini, Scott menampilkan Russel Crowe yang sukses memerankan Maximus pada film Gladiator sebagai pemeran utama. Film itu juga mengambil latar peperangan salib, masih dalam misi perebutan Yerusalem. 

Tetapi kali ini Russel Crowe yang berperan sebagai Robin Longstride, yang berperang bersama King Richard untuk merebut wilayah Prancis. Nuansa drama kental tersaji saat menggambarkan latar belakang Robin yang ternyata anak seorang filusuf dan aktivis pejuang kebebasan yang dipenggal oleh kerajaan karena dianggap menggerakkan makar. 

Cerita berjalan sampai akhirnya Robin yang sukses membantu mempertahankan Inggris dari konspirasi jahat serangan Prancis, justru dikhianati oleh adik King Richard. Robin dan istrinya, Marion pun menjadi daftar buronan nomor wahid dan memilih hidup di hutan bersama anak-anak terlantar.

Nah, salah satu adegan awal film ini menukulikan dialog singkat King Richard dengan Robin yang cenderung memberpihaki kaum Muslim Yerusalem yang dibantai pasukan Richard. Pendapat jujur itu disampaikan lewat mulut Robin.

Melalui dua film itu, Ridley Scott seolah member perspektif baru, utamanya terhadap perang suci berkepanjangan antara pasukan Kristen dengan pasukan Islam. Tidak hanya sudut pandang yang melihat umat Islam sebagai korban, tetapi juga menampilkan bagaimana pasukan Islam pimpinan Jenderal Salahudin sangat dihormati para kstaria salib karena tingginya akhlak.

Meski masuk kategori film lawas, keduanya tetap layak ditonton untuk mengisi waktu libur lebaran. Pengalaman saya, beberapa kali menonton ulang film ini, terutama Robin Hood, tetap saja asyik, tak pernah bosan. Jadi, selamat menikmati film keren besutan Riley Scott. []

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun