Aku jadi teringat kisah Howard Kelly, seorang anak miskin di Inggris Raya yang setiap hari harus berjualan kue untuk membantu orang tua dan membiayai sekolahnya. Suatu waktu di musim panas, dia merasakan lapar dan haus sangat setelah lama berjualan tapi tak banyak hasil. Tak cukup uangnya untuk membeli makan.
Dia akhirnya mengetuk pintu salah satu rumah yang cukup kaya. Keluarlah si gadis manis berbaju pink bermata bening. "Aku lapar dan haus sekali, tapi uang jualanku tak cukup untuk membeli makanan. Bolehkah aku meminta barang segelas air putih"
Tak lama gadis itu keluar lagi dari rumahnya sambil membawakan segelas susu dingin. Nikmat sekali, lapar dan dahaga pun sirna. "Berapa harga yang harus saya bayar untuk segelas susu dingin ini?" tanya Howard.
Si gadis manis pun marah. "Ibuku mengajarkanku untuk tak menerima imbalan dari perbuatan baik yang kita lakukan untuk orang lain !"
Beberapa tahun kemudian, gadis itu telah menikah dan menderita penyakit berat. Seluruh rumah sakit di kotanya tak sanggup mengobatinya. Dia koma dan dibawa ke rumah sakit terbaik di London. Karena penangann yang sangat berkualitas, sakitnya berangsur membaik. Dia tersadar dan mendapati dirinya berada dalam ruangan megah dan mewah. Dia panik, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pelayanan rumah sakit sebaik ini.
Menjelang kepulangannya, seorang suster kepala menyerahkan amplop untuk si perempuan. Dengan panik yang kian menjadi, nekat dia buka isi amplop yang disangkanya rekening tagihan rumah sakit. Tetapi kagetlah dia, begitu tahu isinya adalah sepucuk surat singkat.
"Biaya perawatan rumah sakit telah dibayar lunas dengan segelas susu. Tertanda Dr Howard Kelly".***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H