Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersama YPPI, Dua Pengelola Perpus Desa Nikmati Wisata Pustaka

18 Mei 2013   10:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:24 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BATANG- Kunjungan dua pengelola perpus desa asal Kabupaten Batang ke Kantor Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) Surabaya, Minggu (28/4), ternyata berbuah manis. Meski singkat, mereka tak hanya pulang dengan membawa oleh-oleh ratusan buku, tetapi juga kesempatan berwisata pustaka bersama NGO yang membidangi perpustakaan itu. Mereka adalah Pengelola Perpus Desa Wonosari, Kecamatan Bawang, yang sukses dengan pengembangan bididaya ayam hibrida, Nikmaropik, dan Pengelola Perpus Desa Sukomanglih, Kecamatan Reban, Edi Sudoyo. Mereka diajak staf Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, yang dipimpin Rahwan Astyo Wibowo bertandang ke YPPI dengan satu tujuan, yakni meminta bantuan buku. Tetapi sesampainnya di tujuan, mereka diajak serta mengunjungi sejumlah perpustakaan prestisius di Kota Pahlawan. “Ini agenda dadakan yang yang ternyata sudah dirancang oleh pihak YPPI. Saya sendiri tahunya telat. Makanya, ini menjadi kejutan yang tak ternilai harganya,” tutur Rahwan, Senin (29/4), di kantornya. Menurut Rahwan, pihak YPPI mengajak rombongan asal Batang untuk berwisata pustaka ke empat lokasi. Pertama, mereka diberi kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan pribadi milik Oei Hiem Hwie, yang berada dalam naungan Yayasan Medayu Agung Surabaya. Di sini, rombongan diperlihatkan dengan karya-karya pustaka yang langka di pasaran, dari mulai tulisan tangan dan karya-karya Bung Karno, semua karya Pramoedya Ananta Toer selama di Pulau Buru, karya-karya tentang Indonesia berbahasa Belanda, hingga karya dunia lainnnya. “Oei Hiem Hwie sendiri adalah mantan wartawan di era Soekarno, yang kemudian mengabdikan dirinya untuk mengoleksi karya-karya tulis yang tak ternilai harganya. Dia bahkan menyimpan kumpulan foto-foto asli Bung Karno yang dibukukan. Kami ke sini diantar langsung oleh Mba Trini dari YPPI,” terangnya. Kedua, Trini pun membawa rombongan ke Perpustakaan Taman Ekspresif, yang dinaungi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. Sebuah ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH) yang dilengkapi dengan layanan baca. Ketiga, mereka juga tak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Perpustakaan Umum Kota Surabaya, yang bangunan interiornya serupa mall, dengan kelengkapan fasilitas yang menyamankan pembaca. Keempat, kesempatan langka pun diberikan, ketika rombongan diajak bertandang ke Hoss off Sampoerna. “Saya dan teman-teman sampai terbengong-bengong, karena berkesempatan menyaksikan sejarah berdirinya megabisnis sampoerna group dalam wujud museum. Sejumlah properti bersejarah milik keluarga ini pun tertata rapi di museum ini,” sambung Rahwan. Dijelaskannya, YPPI sendiri adalah sebuah NGO yang concern dalam pengembangan perpustakaan, dengan sasaran daerah-daerah terpencil. Selama ini, sumber keuangan mereka berasal dari Coorporate Social Responcibility (CSR) sejumlah perusahaan besar, seperti Pertamina, Epson, BI, dan lainnya. Hasil pengelolaan CSR inilah yang diserahkan ke perpus-perpus desa binaan mereka. “Mereka baru saja membantu pengembangan perpus di Anambas, Kepulauan Riau. Tidak lama lagi, YPPI pun mengagendakan melakukan misi yang sama di Nusa Tenggara Timur,” jelas Rahwan. Menurut Rahwan, akses ke YPPI adalah berangkat dari kedekatan pribadi. Kebetulan, Trini adalah adik angkatannya saat kuliah di UGM.  Maka saat pulang, Nikmaropik dan Edi Sudoyo pun mencangking tumpukan buku dari lembaga ini. “Masing-masing dibantu lebih dari 200 eksemplar buku. Harapan kami, nantinya perpus desa di Batang bisa mendapatkan bantuan lebih, tidak hanya fasilitas buku, tetapi bila perlu pengembangan gedung perpustakaan,” katanya mengakhiri. (* [caption id="attachment_244035" align="alignleft" width="300" caption="TERPUKAU- Diantar Trini dari YPPI, rombongan Batang berkesempatan melihat langsung perpustakaan milik Oei Hiem Hwie, yang menyimpan sejumlah karya tulis yang langka di pasaran."][/caption] )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun