Mohon tunggu...
Sayekti Milan
Sayekti Milan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi yang jatuh cinta dengan dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3 Alasan Kita Harus Normalisasi Beli Air Mineral Saat Jajan

11 November 2024   12:40 Diperbarui: 11 November 2024   12:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus kaum muda hingga anak-anak gagal ginjal dan diabetes banyak berseliweran di laman media sosial belakangan ini. Akun di Tiktok @Lukearema contohnya. Ia membagikan momen saat ia mewawancarai seorang anak yang di diagnosa gagal ginjal dan terpaksa bolak-balik ke RSCM dua kali dalam seminggu untuk cuci darah. Di video tersebut diketahui, sang ibu memaparkan bahwa anaknya menderita gagal ginjal lantaran jarang minum air putih dan lebih memilih minuman serbuk.

Kasus itu bikin saya miris sekaligus mawas diri. Kita sama-sama tau, bahwa minuman serbuk, minuman kemasan, minuman warna-warni dengan berbagai topping (sebut saja minuman rasarasa) tersedia di setiap sudut kehidupan kita. Di sekolah, kantor, tempat wisata, fasilitas umum, hingga tempat ibadah tersedia minuman tersebut dengan harga yang terjangkau mulai dari 1000 rupiah hingga yang termahal yang mungkin harganya diatas 100.000 rupiah.

Belakangan juga saya menyadari kalau membeli minuman dengan rasa-rasa, seperti thai tea, ice cream matcha, boba sundae, dan sebagainya tidak hanya soal kepraktisan dan kenikmatan, tapi juga menjadi bagian gaya hidup. Dalam kata lain ikut-ikutan tren atau sebagai bahan postingan di Instagram.

Namun postingan tentang anak gagal ginjal atau diabetes jangan hanya jadi tontonan lalu lanjut meneguk thai tea atau minuman rasa-rasa lainya lagi. Mari kita diskusikan 3 hal berikut ini. 3 hal yang bikin Anda dan saya sama sama sepakat bahwa menormalisasi beli air mineral dari pada minuman hits kekinian adalah hal normal.

1. Pertimbangan Kesehatan: Bukan nggak punya duit, cuma sayang sama ginjal

Di tengah tren minuman hits sekarang, orang yang memilih air mineral daripada minuman rasa-rasa seringkali dicap sebagai orang yang 'hemat berat badan', karena harganya lebih terjangkau dibanding lemon squash, thai tea, latte, dan segala minuman warna-warni dengan topping di atasnya. Padahal, alasan sebenarnya adalah mawas diri untuk mencegah asupan berlebihan gula, kafein, sodium, pengawet, dan kandungan kimia lainnya yang berbahaya bagi tubuh.

Sebut saja kafein. Kafein memang bikin kita melek dan bersemangat untuk mengejar deadline. Tapi jangan abai karena kelebihan asupan kafein berbahaya juga. Selain menyebabkan insomnia, konsumsi berlebihan pada kafein juga berkonribusi pada asam lambung, kecanduan, dehidrasi, bahkan bisa meningkatkan gangguan kecemasan. 

Selanjutnya gula. Minuman hits saat ini banyak mengandung gula tinggi. Gula adalah dalang dari banyak penyakit, seperti kerusakan gigi, obesitas, dan diabetes. 

Jangan lupa pengawetnya. Minuman kemasan yang lagi ngetrend saat ini emang sering banget pakai bahan pengawet. Nah, kebanyakan zat pengawet ini kalo dikonsumsi berlebihan juga bisa bikin masalah, seperti penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal kronis itu serius banget, guys. Sekali terkena, susah banget disembuhin kecuali dengan cangkok ginjal. Pokoknya, amit-amit deh, better safe than sorry!

Bahaya dari minuman rasa-rasa atau minuman berkalori tinggi tersebut bukan dongeng belaka. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kasus obesitas, diabetes, bahkan gagal ginjal marak terjadi pada kaum muda bahkan anak-anak. Mengonsumsinya sehari-dua hari nggak akan berefek banyak. Lain halnya jika di konsumsi jangka panjang. Kalau kata dokter "siap-siap di urus BPJSnya". 

Jadi nggak lucu kan, kalau ikut-ikut tren, cari yang enak-enak aja, tapi nanggung banyak resiko. Mending yuk, kita bikin tren baru "beli air mineral pas jajan". Biar bisa join tren tanpa takut kena penyakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun