"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia"
 ujar Bung Karno, mencerminkan semangat perjuangan nasionalisme. Lahir pada masa pergerakan nasional, nasionalisme bukan hanya semangat kebangsaan, melainkan juga sumber dari persatuan dan kesatuan. Dalam sorotan ini, kita akan menjelajahi hakikat nasionalisme, perannya dalam lahirnya persatuan dan kesatuan pemuda, serta tantangan yang dihadapi pelajar dalam menghargai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan di era modern.
Lahirnya semangat nasionalisme pada masa pergerakan nasional tak terlepas dari semangat para pahlawan yang gigih memperjuangkan kemerdekaan. Ini bukan sekadar bentuk kebanggaan terhadap tanah air, melainkan ikatan batin yang menggerakkan perubahan. Hakikat nasionalisme melibatkan rasa cinta, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap tanah air serta seluruh elemen kebangsaan.
Nasionalisme bukan hanya menciptakan semangat cinta tanah air, tetapi juga memicu terbentuknya persatuan pemuda. Perjuangan pemuda di masa lalu, seperti Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, mencerminkan kesatuan dalam keberagaman. Nasionalisme menjadi perekat kuat yang melahirkan semangat persatuan, menjadi kunci keberlanjutan bangsa.
Meskipun semangat nasionalisme telah membimbing perjalanan bangsa selama ini, menghargai nilai-nilai tersebut bukanlah hal yang mudah di era modern. Bung Karno pernah berkataÂ
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri"
 demikian ungkapan yang mencerminkan kompleksitas dan tantangan unik dalam menjaga persatuan dan kesatuan di dalam sebuah bangsa. Ungkapan ini menggambarkan bahwa melibatkan diri dalam perjuangan nasionalisme tidak hanya melibatkan upaya mengusir penjajah fisik, tetapi juga menghadapi dinamika kompleks dalam mempertahankan persatuan di tengah perbedaan dan diversitas internal suatu bangsa. Tantangan terbesar bagi pelajar adalah bagaimana menjaga keaslian dan kedalaman makna nasionalisme di tengah arus informasi global yang cenderung memudarkan identitas lokal. Kurangnya pemahaman dan penghargaan terhadap sejarah bangsa juga menjadi gap dalam mewujudkan semangat persatuan.
Pelajar memiliki peran penting dalam memelihara nasionalisme. Dari menyelidiki sejarah perjuangan bangsa hingga menggelorakan semangat persatuan dalam aktivitas sekolah. Pendidikan nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan perlu diperkuat agar pelajar mampu menjadi agen perubahan. Mereka dapat aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang memupuk semangat kebangsaan, seperti lomba pidato, festival budaya, atau proyek-proyek kreatif yang mengangkat nilai-nilai nasional.
Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar perlu diajak untuk menghargai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan. Mereka adalah pewaris semangat perjuangan, dan tugas menghidupkan api nasionalisme kini ada pada pundak mereka. Melibatkan mereka dalam dialog dan kegiatan yang mendorong pemahaman lebih dalam tentang sejarah dan nilai-nilai bangsa akan membantu membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan.
Dalam menghadapi tantangan pelajar saat ini, penting untuk merangkul teknologi sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai nasionalisme. Pelajar dapat menggunakan media sosial, blog, atau platform daring lainnya untuk membagikan informasi tentang sejarah bangsa, mempromosikan kebudayaan lokal, dan menginspirasi teman-teman sebaya untuk ikut berkontribusi dalam memelihara persatuan.
Pendidikan memegang peran kunci dalam memupuk semangat nasionalisme. Kurikulum sekolah harus dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejarah bangsa, nilai-nilai kebangsaan, dan pentingnya persatuan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dan proyek kolaboratif dapat menjadi wadah yang efektif untuk mengembangkan semangat kebersamaan.
Dalam rangka menciptakan generasi yang kuat dan cinta tanah air, menghargai nasionalisme dan persatuan/kesatuan adalah kunci. Dengan memahami hakikat nasionalisme, mengatasi tantangan pelajar, dan menggalang aksi positif, kita dapat merajut keberagaman menjadi kekuatan bersama. Melibatkan pelajar sebagai agen perubahan, memanfaatkan teknologi secara bijak, dan meningkatkan peran pendidikan akan membawa kita ke arah masa depan yang lebih kokoh, di mana semangat nasionalisme tetap berkobar dalam setiap langkah kita sebagai bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H