Tentu bukan hal ini tidak kita inginkan. Harus ada upaya merawat catatan atas tabiat buruk Ahok. Karena  sumber kegaduhan ini sejatinya adalah diri Ahok sendiri.
Strategi gebuk-maaf ini tidak sesuai dengan kultur pemimpin Indonesia. Kita menghargai pemimpin yang cepat menyadari kesilapannya. Tetapi kita lebih mengidam-idamkan pemimpin yang menjaga tabiatnya sehingga tidak terperosok ke dalam lubang kesalahan. Dan sampai sekarang, saya pikir Ahok belum termasuk dalam kategori pemimpin begini. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI