Mohon tunggu...
putrie d.p
putrie d.p Mohon Tunggu... -

hmmmmm

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

It’s Shadow

17 September 2014   01:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Summary:

Ketika ingatan itu kembali membayangi harinya, sosok itu hanya akan selalu berakhir meringkuk sendiri di dalam kamar mandi, berkeringat dingin tanpa henti, dan selalu menangis histeris dengan apa yang telah ia alami selama ini. Hingga ia bertemu dengan seseorang yang akhirnya dapat mampu mengisi hatinya yang selalu kesepian itu dan juga bertemu dengan seorang cewek SMA yang mengalami nasib hampir sama sepertinya dulu. Lalu, akan berakhir kemanakah cerita ini selanjutnya?

Genre: Romance, Hurt, Fantasy dan tentunya Gak Jelas ^_^

Happy reading guys ~

“Na~…na..na…..lala..lala…laaa..~” senandung pria yang kini sedang asik berkutit dengan partitur music dan pensil yang selalu dia bawa, sesekali sedikit menghapus not music itu dan menggantinya dengan yang baru sambil manggut-manggut menikmati alunan yang dia buat semalaman sendiri itu dengan keras. Namanya, Dani, komposer lagu sekaligus penyiar radio terkenal yang ada di Bandung ini, sangatlah diidolakan oleh banyak wanita-wanita di sekitarnya. Sesekali dia meminum kopi yang telah ia buat sendiri dikamarnya itu, tanpa mengalihkan pandangannya dari partitur tersebut.

Namun, kesenangannya itu terganggu dengan terdengarnya bel pintu rumahnya yang berbunyi terus itu dengan keras. Dengan sedikit jengkelnya, kepada orang entah siapa itu yang mengganggu kesenangan dan ketenangannya itu, diapun membukakan pintunya dengan sedikit kasar.

“APA…?” tanya’bentak’ Dani kepada orang tersebut setelah dia membuka pintunya tanpa tahu siapa orang tersebut.

“hehehe... hey kak, …ini PR-ku, ajari Ya? Ya? Ya?” pinta cewek SMA itu dengan tanpa bersalahnya setelah mengganggu pemilik rumah.

“Kamu Ri, selalu saja begini….” Heran Dani, yang melihat Riri, nama cewek itu masuk rumah dengan santainya dan tanpa mendapat permisi dari pemiliknya.

“Habisnya…seru sih….hihihi… ya kak? Bantu Riri ya?”

“Hah..iya..iya..”

Setelah sore itu selesai, paginya Dani mulai berangkat kerja seperti biasanya ke stasiun radio untuk memulai aktivitasnya sebagai penyiar radio yang keren dan dipuja-puja oleh banyak wanita-wanita yang ada di luar sana. Kali ini, dia akan kedatangan bintang tamu yang berbeda dari biasanya. Kenapa? Tentu saja, itu acara radio music, yang seharusnya bintang tamunya kalau tidak dari penyanyi terkenal atau musisi-musisi seperti dirinya lah yang akan hadir. Akan tetapi, hari ini khusus request dari salah satu produsernya meminta yang didatangkan adalah salah satu psikolog ternama di kota itu untuk membahas bagaimana fenomena saat ini tentang adanya audisi-audisi menyanyi yang mengakibatkan banyaknya para remaja yang seharusnya masih bersekolah rela untuk membolos dan mengantri untuk ikut audisi yang belum tentu membuat mereka lolos dan menjadi terkenal itu. Juga fenomena remaja-remaja sekarang yang menyukai K-pop hingga mereka rela berdesakkan hingga pingsan hanya untuk sekedar ingin bertemu idola mereka itu di atas panggung konser. Benar-benar menarik.

“Hay apa kabar para pendengar radio Star kali ini,…wah, kali ini kita benar-benar kedatangan bintang tamu yang tidak biasanya ya? Ini dia saya perkenalkan psikolog cantik kita hari ini, Dr.Sarah..! apa kabar dokter?” mulai dan sapa Dani dalam acara radionya itu

“Ahh..terima kasih, syukurlah saya selalu diberikan sehat selalu oleh Tuhan hingga sekarang” sapa balik Dr. Sarah kepada Dani

“Wah..tema kita kali ini benar-benar akan seru ya kelihatannya Dr. Sarah? Saya benar-benar tidaakk sabar lagi mulai membahasnya…nah sebelum itu, ini dia lagu yang akan saya perdengarkan dulu kepada para pendengar setia, Shae-Sayang…cekidot..” ucap Dani mengakhiri sementara percakapannya dengan Dr, Sarah dalam acara Radio tersebut.

Dalam jeda lagu dan iklan tersebut, Dani tidak membuang-buang kesempatannya untuk menggoda Sarah dengan segala cara. Hingga membuat Sarah merasa sebal kepadanya, dan terkadang gemas untuk berdebat panjang dengan Dani tentang masalah kejiwaan, cinta, dan sebagainya. Yang tanpa sadar membuat kedua orang ini merasakan sesuatu perasaan yang berbeda daribiasanya, debaran jantung meningkat, dan setiap kali Dani memuji kecantikannya tanpa sadar Sarahpun akan tersenyum, walau ujung-ujungnya ketika digoda Dani lagi Sarah menolak untuk mengiyakan-gengsi dong.

Dan, bahkan saat radio mulai on lagi dan mulai membahas tentang fenomena para remaja itu, Dani dan Dr. Sarah berdebat tanpa henti. Yang Dani berpendapat bahwa itu wajar saja dilakukan para remaja dan sedikit-sedikit menggoda Dr.Sarah, sedangkan Sarah berpendapat bahwa hal itu sudah benar-benar menyimpang dari norma yang sudah ada. Hah..sudahlah, mereka memang sedang mengalami yang namanya Fall in Love jadi gak sadar-sadar kalau kelakuan mereka itu sugguh kekanakan, bahkan para pendengar radio itu terkikik geli mendengar percakapan ‘perdebatan’ mereka itu.

Setelah acara radio benar-benar selesai, Dani, yang melihat dibalik pintu Riri sedang menunggunnya itu segera pergi tanpa menghiraukan tatapan heran kru yang lain dan juga Sarah.

“Hmmm..?kenapa dia?” piker Sarah heran.

“Hiks…hiks…” isak Riri dipelukan Dani

“ Ssshhh..tenanglah,..aku juga sudah bilang sebelumnya kan jika kamu dipukul lagi oleh ayahmu itu, kamu harus cepat lari melarikan diri darinya,…Ssshhh ..tenanglah, lebih baik sekarang kita pergi ke dokter untuk merawat luka-lukamu itu.

Sarah yang saat itu ingin ke toilet dan tanpa sengaja melihat Dani di koridor, terkejut dengan apa yang dilakukan Dani saat itu. Bagaimana tidak terkejut, dia melihat Dani sedang berbicara sendiri seolah-olah dia sedang menenangkan orang lain, yang sebenarnya bahkan tidak ada.

“Dani, dia…..apa yang terjadi,,..? apakah dia…? ” pikir Sarah dan segera dia melangkah pergi..

“Haiisshh..anak itu, benar-benar keras kepala sekali,..dia itu anak cewek, bagaimana kalu lukanya membekas? Jika dia saja dibawa kedokter tidak mau.” Kesal Dani. “ Tunggu, itukan Sarah? Sarah!! Tunggu..!!” cegat Dani yang melihat Sarah akan pergi dari studio itu

“E..Eh Dani?”gugup Sarah, antara senang dan bingung karena Dani memanggilnya

“Rumahmu mana? Ayo ku antar?” ajak Dani

“Hmm.. boleh” setuju Sarah

Di dalam mobil Dani, mereka berdua benar-benar tampak canggung satu sama lain, hingga Sarah memutuskan untuk menghentikan kecanggungan itu dengan bertanya ke Dani.

“ Tadi saat di koridor, kamu berbicara dengan siapa Dan? Aku tidak melihat bahwa disana ada orang satupun?” Tanya Sarah

“Apa maksudmu? Aku tadi berbicara dengan Riri, dia cewek SMA yang selalu mengikutiku kemanapun dan dimanapun aku ada, sedikit risih sih tapi tak apa karena aku sendiri tidak keberatan dengan keberadaanya, dan juga karena hanya aku saja yang memahami dia dan masalah yang ada di keluarganya itu. Lalu apanya yang salah?” jawab dan Tanya Dani

“Apakah benar? Tapi, tadi itu kamu benar-benar seperti hanya bicara sendiri Dan…” tidak mau kalah Sarahpun menjawab

“Haha … Mungkin itu karena kamu melihatku dari belakang, jadi kamu tidak bisa melihatnya saat aku peluk dia untuk menenangkannya Sar..” seru Dani

‘benarkah? Tapi aku yakin melihat Dani dari arah samping, dan tidak melihat Dani memeluk seseorang sama sekali’ batin Sarah bergejolak

Esok paginya, Sarah yang masih penasaran mengunjungi rumah Dani. Namun karena lama Dani tidak membukakan pintu, akhirnya dengan mencoba Sarah membuka pintu tersebut’ tidak terkunci’heran Sarah. Sarah pun menjelajahi rumah tersebut, sepi, hingga dia di depan kamar mandi utama rumah itu, Sarah yang memang awalnya ingin melihat, akhirnya membuka pintu kamar mandi tersebut, dan melihat Dani menangis dengan tubuh berkeringat dingin membuat dia bertambah terkejut dan segera menhampiri Dani.

“Danii..!!” teriak Sarah

“Sar,…Sar,… kamu dokter kan, bantu..bantu aku mengangkat Riri, dia …dia kejang, dan mengeluarkan banyak darah , …dia…dia …ha..harus segera diobati, ayahnya memukulinya terus hingga hanya aku saja yang bisa Riri harapkan…ayo Sar,…a..ayo cepetan,bantu aku mengangkatnya…” Dani.

“Apa maksudmu Dan? Tidak ada siapapun disini…lebih baik aku akan membawamu ke RS untuk kali ini.. kamu…kamu.. ‘episode’ ” segera Sarah menelepon ambulans dan membantu Dani untuk dibawa ke Rumah Sakit. Sesampainya di rumah sakit, Dani hanya berteriak, dan kejang-kejang sehingga terpaksa membuat para dokter dan perawat disana mengikat tubuhnya dan menyuntikkan obat penenang kepada Dani. Sarah yang melihat itu hanya bisa menangis dan menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia terlambat menyadarinya, menyadari bahwa sosok yang telah mampu mengisi hatinya itu sedang sakit, jenis sakit yang seharusnya menjadikeahliannya selama ini. Dani mengalami halusinasi parah tentang adanya sosok ‘Riri’ di dalam pikirannya dan juga trauma berat pasca dia masih kecil, dia sering dipukuli oleh ayah tirinya. Yang mengakibatkan dia berhalusinasi bahwa Riri itu ada dan juga mengalami nasib yang sama saat Dani masih kecil, sehingga Dani menjadi terikat dengan bayangannya sendiri itu hingga saat ini.

-----------------------------------------------------END---------------------------------------------------------

Putrie dwi p./ psi.abnormal f

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun