Mohon tunggu...
putrie d.p
putrie d.p Mohon Tunggu... -

hmmmmm

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bebas Narsis?

24 September 2014   04:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEBAS NARSIS??

Summary:

Menurut Bella hanya satu yang berharga di dunia ini. Dirinya!!. Ya, hanya dirinya. Sifatnya yang Egois, angkuh, merasa dirinya sendirilah yang berhak mendapatkan keistimewaan yang ada, dan tidak akan pernah sudi jika dia harus bergaul dengan seseorang yang statusnya bahkan lebih rendah dari pada dirinya sudah sangat melekat di ingatan orang-orang terdekatnya bahkan untuk orang yang baru mengenalnya pun akan langsung ingat jika bertemu dengan Bella lagi untuk yang kedua kalinya. Sampai seseorang yang menurut Bella beruntung karena menjadi satu-satunya orang yang dilihatnya pun mengatakan “ Kamu sakit… !!” dengan kasarnya.

Genre: Friendship, Romance, Gak Jelas, dan warning kata-kata ‘sedikit’ kasar

Happy reading guys ~

Pagi yang cerah, dan awan yang selalu berarak ikut mengiringi cahaya matahari ini sungguh membuat suasana hati siapapun ikut semangat dalam menjalani hari-harinya. Tidak terkecuali juga membawa suasana di SMA NUSA ini berharap bahwa cuacakali ini mendukung semua aktivitas baik akademik maupun non akademik tanpa terkecuali. Hingga beberapa menit sebelum bel pertanda masuk berbunyi segerombolan geng cewek-cewek populer di sekolah tersebut dating. Bella yang ‘katanya’ ketua dari segerombolan geng tersebut sekarang berjalan didepan anggotanya yang lain bak seorang model itupun akhirnya angkat bicara “ Girlsss….bagaimana ini ya? Aku bingung? Kenapa sih Tuhan itu baik banget membuat hari ini tu cerah, kan aku jadi takut kalau-kalau kecantikanku bertambah jelas? Kasihan kan yang lain nanti, mereka jadi iri lagi sama kecantikanku ini. Bahkan kemarinpun nilaiku matematika yang keluar sangat bagus, Tuhan itu bener-bener baik. Iya kan Girlsss ?!”

“Hmmm iya…” seru anggota geng yang lain malas. Bagaimana tidak? Dari mulai berangkat sekolah sampai tiba di sekolah inipun Bella tidak henti-hentinya mengagumi dirinya sendiri, bahkan terkadang sedikit menyindir teman-temannya yang lain tanpa merasa bersalah sidikitpun yang ‘beruntunglah sudah bergabung denganya, atau kalau gak yang kamu bodohlah, atau yang paling parah kamu tu jelek banget’ . Ingin sih sebenarnya keluar dari geng ini. Tapi, dengan konsekuensi jika mereka keluar karena hanya tidak betah atas sifatnya Bella itu, mereka harus bersiap-siap tidak terkenal lagi seperti Bella atau mungkin harus siap-siap menjadi korban bully-annya Bella dan kawan-kawan. ‘Menyebalkan’.

“ Yak kalian yang semangat dong, nanti kalian mudah keriput lo –apa hubungannya-,…Nanti kalau aku jadi bertambah cantik sendiri gimana? Pantaskan jadinya cowok-cowok kalian malah berpaling semua kepadaku. Hahh… nasib menjadi orang cantik” seru Bella –dengan PD-nya-

~Brukkk~

Suara buku-buku jatuh dan rintihan seorang cewek pindahan desa ini menggema saat dengan tidak sadar-tanpa sengaja-nya telah menabrak Bella yang berjalan didepannya.

“Yakkk…matamu buta ya?? Jalan lihat mana sih,.. mata kamu di dengkul ya? Dasar cewek cupu…!!” bentak Bella yang tidak terima saat dia berjalan ada yang sengaja –menurutnya- menabrak dirinya di jalan koridor sekolah itu.

“ Ma…maaf…aku tidak terlalu bisa melihat dengan jelas soalnya bukunya terlalu banyak hingga menutupi sedikit arah jalanku ke perpus” maaf cewek yang menabrak Bella tadi –Ani-

“Alasan aja,.. bilang saja kamu iri kan, melihat sosok bidadari sepertiku jalan di sini!” Bella tak mau kalah.

Merasa bersalah, Ani yang tadi tanpa sengaja menabrak Bellapun sedikit terisak dan hanya menggumamkan kata maaf berulang-ulang tanpa henti dan merapikan buku yang berserakan dengan tangan yang bergetar. Sampai dia melihat tangan seseorang membantunya merapikan buku tersebut dan setelah selesai merapikannya sosok tersebut membantunya berdiri.

“ Bel, tidak perlu kamu membentak-bentaknya seperti itu, dia sudah minta maaf. Seharusnya cukup kamu memaafkannya saja dan masalah selesai” seru sosok tersebut –Wendy-.

“ Ini bukan masalahmu Wen, ini masalahku..dan lagian cewek ini memang salah karena dengan sengajanya dia menabrakku dan mengganggu jalanku. Iyakan teman-teman??” balas Bella dengan ngototnya.

“Hah…terserahlah, kamu itu memang hanya memikirkan dirimu sendiri Bel, dan lagi narsismu itu ….” Seru Wendy dengan sedikit menggelengkan kepalanya. Dan pada akhirnya Wendy pergi menjauh dan membantu Ani membawakan buku-buku itu untuk dikembalikan ke perpus sekolah.

Tercengang melihat Wendy yang pergi membantu cewek cupu itu membuat Bella bukannya merasa bahwa dia juga bersalah, tetapi malah membuatnya lebih membenci cewek cupu itu, dan berencana akan menyiksa cewek itu bagaimanapun caranya, karena telah berani-beraninya mendekati Wendy –cowok beruntung menurutnya- yang telah mendapatkan perhatian Bella selama ini “Itu hakku- “gumam Bella.

Berbagai cara dilakukan Bella and the geng-nya untuk menyiksa Ani –si cewek cupu- itu. Dari yang bangkunya diberi lem, tasnya dirusak, bahkan yang paling parah saat Ani membuka pintu kelasnya banyak air kotor yang tumpah dari ember yang sudah dipasang di atas pintu itu ke badan Ani. Dan Bella the gengs hanya mentertawakan saja kejadian tersebut. “ Hahaha… itulah akibatnya karena berusaha cari gara-gara dengan si Cantik Bella ini” tawa Bella. “Hahh…memang susah ya, kalau cantik dan prestasi selalu bagus itu pasti banyak musuhnya. Tapi, yang mengagumi akupun juga banyak sih….hahaha” tambah Bella dengan berkaca.

Dan, tanpa sadar saat Bella sedang bermolek ria berkaca dengan kaca yang dia bawa itu, Wendy datang dan menggebrak meja Bella dengan keras.

“Bel, kamu benar-benar keterlaluan….! Tidak pantas kamu melakukan hal ini kepada Ani. Apa salah Ani denganmu?” seru Wendy dengan gusarnya

“itu bukan urusanmu Wen, ini urusanku…..lagi pula, tidak perlu dengan cara seperti ini jika kamu mau dekat denganku. Datang saja dengan baik-baik dan kamu akan puas melihat betapa cantiknya diriku ini Wen” Bella

“Kamu benar-benar tidak waras Bel! Kamu sakit!” bentak Wendy

“Apa maksudmu itu Wen, …! Cabut kata-katamu!” tak kalah Bellapun ikut membentak

“ Tidak akan, kamu itu benar-benar sakit…. Iya, Seperti halnya majalah-majalah tentang kesehatan yang pernah aku baca, kamu itu mungkin sudah terkena gangguan kepribadian yang namanya narsistik!” balas Wendy

“Tutup mulutmu” desis Bella

“Tidak-tidak Bel itulah kenyataanya,… seperti halnya yang kubaca di majalah itu setidaknya ada 9 tanda yangmenunjukkan bahwa kamu itu benar-benar mengalami gangguan narsis, yang pertama kamu ituselalu melebih-lebihkan prestasi dan bakatmu padahal masih ada yang lebih daripada kamu, kedua kamu itu harus selalu mendengar semua pujian dari orang lain, kamu tidak ingin jika ada satu orang pun yang mencelamu, ketiga kamu itu selalu berfantasi bahwa hanya dirimu yang paling cantik, tenar dan juga yang paling berkuasa, keempat kamu mengganggap bahwa dirimu itu istimewa daripada yang lain dan tidak pernah sudi jika status orang lain itu lebih rendah darimu mendekat, kelima kamu selalu berkeyakinan bahwa kamu berhak mendapat semua keistimewaan dari orang lain, keenam kamu sering sekali mengeksploitasi orang lain untuk kesenanganmu sendiri, ketujuh kamu itu tidak pernah merasakan empati sama sekali dengan orang lain dan aku bahkan yakin teman-teman gengmu itu mau menjadi temanmu dengan keadaan yang terpaksa, kedelapan kamu mesti iri akan keberhasilan orang lain yang lebih sukses daripada kamu, dan yang paling terakhir dan penting yaitu kesembilan kamu arogan, congkak, acuh, p…”

~PLak~

Belum selesai Wendy berbicara sebuah tamparan keras telah mendarat di pipinya. Iya itu tangan Bella, dengan mata yang berlinang dia telah melakukan sesuatu kepada orang yang selama ini dia perhatikan, dan impikan. Namun, semua itu hancur saat sosok tersebut, malah membuatnya malu dan membuka semua aib yang ada pada dirinya di depan banyak orang. Dengan bergetar Bella pun akhirnya pergi dan berlari menjauh dari tempat itu.

-------------------------------------------------------END-------------------------------------------------------

Putrie dwi p./ 12410070/ psi.abnormal-f

Sumber Refrensi : http://majalahkesehatan.com/9-tanda-kepribadian-narsistik/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun