Mohon tunggu...
Wingki Ariasman
Wingki Ariasman Mohon Tunggu... Freelancer - @sayap2langit

Menumpahkan segala emosi yang boleh saja disebut dengan seni, bercinta dalam aksara berkelamin rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Opera Minyak Adikuasa

28 Oktober 2020   18:39 Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:07 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Megah tinggal nama diantara puing,
sempit sesak antrian maut
di ujung senapan Adikuasa.


Pelatuk yang tak henti-henti memekik
menumpahkan mesiu
berujung renggutan-renggutan nyawa,
raga dkoyak,
jiwa tersiakan.


Tak peduli akan erangan,
tak peduli rintihan,
tak pedulikan "Hak Manusia".

Malang nyawa seperti rerumputan liar,
dicabut lalu berserakan.


Dikala cakrawala dipenuhi burung-burung baja,
memuntahkan berjuta kejahatan
terlahir dari Nafsu
yang berTuhankan Syetan !!

*******

Wingki Ariasman Tanjuang

Malabar, 28 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun