Tikus ini hanyalah pengeret yang memakan lumbung-lumbung padi para petani dan kepentingan yang" Almameternya" sebatas pesawahan kaum buruh dan tani.
Mereka cukup berbisa, akan tetapi cuman pemakan lumbung padi yang ditimbun dalam kapasitas yang  cukuplah memperkaya anak beserta istri..
Haluan kiri sekali*(sangat extreame)
ini yang sangat berbahaya, menjadikan sebuah bendera, apakah itu perkumpulan, serikat, kenegaraan, kebangsaan bahkan Dunia menjadi keropos, dan hancur dari dalam struktur yang teguh..
Tikus kotapun tak pandang bulu, sepertinya kehidupan mereka selalu dalam masa paceklik.
Mereka melahap apa saja yang bisa dilahap...menimbun apa saja yang bisa ditimbun..!!
Mengenyangkan, memperkaya diri dan tak lupa, menyisipkan buat cucu, cicit, cocot, atau apalah yang masih berhubungan dengan darah, nafsu, serta kepentingan kepentingan..
Di zaman sekarang ini untung saja darwinisme banyak dimentahkan oleh kalangan ilmuwan barat maupun timur, tetapi masih jadi suatu kaidah ilmu,
menjadikan "para tikus lebih leluasa" karna mereka terlahir dari gen Manusia.
Yang berbahaya bagi ekonomi, bangsa dan Bernegara.
*******
Karawaci 271020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H