Mohon tunggu...
Wingki Ariasman
Wingki Ariasman Mohon Tunggu... Freelancer - @sayap2langit

Menumpahkan segala emosi yang boleh saja disebut dengan seni, bercinta dalam aksara berkelamin rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Si Kumbang Bala

27 Oktober 2020   04:56 Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:10 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber; antalgenics.com

Kau renggut diriku dari orangtuaku

Kau putuskan tangkai  darah asalku

Menuntunku dan memaksaku berikrar di hadapan orang suci.

Merobah langit dan duniaku
Yang dalam keremanganya ataupun kemilaunya adalah engkau
Yang kusembah dengan raga
Yang kujunjung dengan jiwa
Yang kupasrah dengan hati
 Engkaulah yang bergelar Suami.

Diiringi rapalan-rapalan doa
Mengantar  kita pada satu bahtera .

Sampai kepada gugurlah bungaku,
Yang dilanda musim, musim yang  kejam
merenggut membawanya terbang dalam remang bayang-bayang.

Namun sekarang
Sariku...kelopakku..
kembang dan kuncupku dalam genggammu,
Sari yang kaulahap dalam dahagamu
Kelopak yang kau nikmati dalam darahmu
Bunga yang kau genggam hingga remuk
Kau biarkan kini mati melayu
Seakan ampas,

Yang dulunya kaupuja
Kau petik lembut dari tangkainya,
Hingga waktu telah menelanku

Memperlihatkan wajah aslimu,
Yang dengan  senyumannya melumpuhkanku,
darahku, serta mereka
Kerabatku.

Bungaku,
meski bernyawa  tak hidup lagi
karena engkaulah kumbang berbisa yang Menuai..
mematahkan,
menjadi hama dan Menebarkan Bala  .

*******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun