Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Impian"

15 November 2024   20:02 Diperbarui: 15 November 2024   20:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Dalam sesi konsultasi kesekian kalinya bersama dr. Haris, Deyana kembali mengingat trauma yang selalu ingin ia lupakan, trauma yang selalu ingin ia kubur dalam-dalam. Ingatan ketika ia disiksa oleh ayahnya, lalu ibu menolongnya.

Ketika gadis itu terbangun dari sesi tidurnya, ia tersenyum. Namun entah mengapa, senyuman gadis itu terasa tidak benar.

"Dokter... Opa bilang, berbicara denganmu dapat membuatku merasa lebih baik. Tapi kenapa, rasanya justru lebih buruk?"

***

Deyana mengingat kematian ibu dan ayahnya yang terjadi tepat di depan matanya.

Hari itu adalah hari ulang tahun Deyana dan satu-satunya hadiah yang diinginkan Deyana hanyalah makan malam bersama ibunya, dengan masakan yang ia buat sendiri.

Saat itu Deyana berpikir jika Ibu menyukai masakannya, maka ia akan menjadi koki. Ia ingin menjadi Chef agar ia dapat menghidangkan masakan yang enak untuk ibunya yang sibuk. Ia ingin ibunya makan dengan baik.

Tetapi ayah menghancurkan segalanya.

"Satu-satunya kesalahanku, adalah kalian berdua."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun