Â
Dalam sesi konsultasi kesekian kalinya bersama dr. Haris, Deyana kembali mengingat trauma yang selalu ingin ia lupakan, trauma yang selalu ingin ia kubur dalam-dalam. Ingatan ketika ia disiksa oleh ayahnya, lalu ibu menolongnya.
Ketika gadis itu terbangun dari sesi tidurnya, ia tersenyum. Namun entah mengapa, senyuman gadis itu terasa tidak benar.
"Dokter... Opa bilang, berbicara denganmu dapat membuatku merasa lebih baik. Tapi kenapa, rasanya justru lebih buruk?"
***
Deyana mengingat kematian ibu dan ayahnya yang terjadi tepat di depan matanya.
Hari itu adalah hari ulang tahun Deyana dan satu-satunya hadiah yang diinginkan Deyana hanyalah makan malam bersama ibunya, dengan masakan yang ia buat sendiri.
Saat itu Deyana berpikir jika Ibu menyukai masakannya, maka ia akan menjadi koki. Ia ingin menjadi Chef agar ia dapat menghidangkan masakan yang enak untuk ibunya yang sibuk. Ia ingin ibunya makan dengan baik.
Tetapi ayah menghancurkan segalanya.
"Satu-satunya kesalahanku, adalah kalian berdua."
***