Opa merawat Deyana. Opa adalah seorang pebisnis yang ambisius, tetapi ia sangat menyayangi cucunya.
Saat mendengar cita-cita Deyana dari para asisten di rumah mereka, Opa dengan bersemangat bilang, "bahkan jika harus membalik bumi dan langit, Opa akan membantumu mewujudkannya."
Deyana hanya tersenyum tipis memandangi wajah cerah Opa.
Namun suatu ketika, Opa menangis merengkuh tubuh lemah Deyana yang bersimbah darah. Wajahnya yang tua berurai air mata, mulutnya komat kamit berdoa pada sang Penguasa, Oh Tuhan... malang sekali nasib cucunya.
Masa Depan yang diinginkan Deyana berbeda dengan yang dibicarakan Opa.
Ia tidak lagi ingin menjadi koki.
Deyana ingin mati.
***
Kembali ke ruang perawatan dr. Haris, Deyana bilang kalau ia ingin sesi konsultasi dihentikan, tetapi jelas Haris tidak setuju dan terus memotivasi Deyana.
Pada akhirnya, Deyana pamit pulang. Di sepanjang jalan, gadis itu tenggelam dalam pemikirannya. Ia mengingat ucapan dr. Haris tentang bagaimana Opa akan sangat sedih dan hancur jika ia mati.
Deyana mendadak teringat bagaimana Opa dengan tubuh rentanya, menunggui Deyana sepanjang malam di rumah sakit. Menangis ketika akhirnya Deyana sadar dari koma. Memeluknya erat seolah-olah ia sangat berharga.