Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | "Patah Hati: Jilid Satu"

13 Februari 2022   20:55 Diperbarui: 14 November 2024   15:22 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Patah Hati" | Source: Makunin via Pixabay

Mungkin kesalahanku, adalah dirimu.

Dengar. Aku hanya si idiot yang patah hati. Ditampar realita, ditikung mimpi-mimpi. Kukira sebentar lagi musim semi. Masalahnya, mawar dara memang berduri.

Kupikir, disisimu saja cukup.

Rasa ini menjebakku. Membelenggu, menggundahkan yang tak perlu. Kutepis jarak, tetapi ruang menggema kata tunggu. Senyum dan tangismu, ternyata bukan untukku.

Kupikir waktu berpihak padaku. 

Sebab pagiku menolak mengusir waktu. Menyambut hadirmu yang menghangatkan kalbu. Membuat napasku memburu, tak cukuplah secawan rindu. Bak mahligai asa, perutku berkupu-kupu.

Dan rupanya, hanya aku. 

Berapa lama waktu telah berlalu? Sekarang, kau bagian dari hariku dan aku terbiasa dengan itu. Jika kau pergi, bagaimana denganku? Apa semuanya akan kembali seperti dulu? Seperti hari-hari saat duniaku hanyalah pagi malam nan bisu?

Pertanyaan itu mengekang dadaku. Sedang logikaku enggan membantu.

Andaikan ini novel, kuhajar penulisnya! Tega sekali bajingan itu membuatku gundah gulana. Membuaiku dengan bait aksara, sengaja membuatku lupa angka-angka. Didera kecewa nan membabi buta. Terluka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun