Ia bahkan dengan akurat membuat Rob menjelma sebagai pria yang mampu menyelesaikan konflik hanya dengan kata-kata atau sikap sederhana yang bukan hanya tegas dan kuat tetapi juga sentimental dengan takaran yang tidak berlebihan.
Rasanya tidak sulit bagi Cage untuk meraih simpati penonton bahkan sejak babak pertama film dimulai.
Selain itu, chemistry yang ia bangun bersama Alex Wolff yang berperan sebagai Amir, teman seperjalanannya dalam petualangan ini pun patut dipuji.
Wolff yang telah menunjukkan performa aktingnya melalui series Jumanji dan Hereditary (2018) tampil memukau untuk perannya sebagai Amir, seorang "lelaki kota" dengan gaya yang necis dan mahal serta ceplas-ceplos bicara.
Penokohannya yang berbanding terbalik dengan Rob yang pendiam membuat film ini terasa “hidup” dan lebih manusiawi.
Kombinasi keduanya dengan sukses membuat nuansa emosi dan sudut pandang di film ini berlimpah dan menggugah penonton.
Meskipun Begitu, Pig bukanlah Tontonan untuk Semua Orang
Sepanjang menulis review ini, saya sebenarnya berusaha keras untuk tidak spoiler. Hehe
Sebab, Pig tampaknya akan lebih baik dan memuaskan apabila semakin sedikit informasi cerita yang Anda ketahui. Saya pun berharap Anda tidak menonton teaser Pig terlebih dahulu karena sayangnya, terlalu banyak mengumbar spoiler yang klip-klipnya dapat dengan mudah dirangkai dan diartikan.
Selain itu, Pig jelas bukan tontonan bagi kaum-kaum tidak sabaran seperti Anda. Alur di film ini meski dibangun dengan kisah yang otentik, nyatanya film berjalan cukup lambat dan implisit.
Jelas bukan tontonan yang pas apabila Anda lebih suka film yang to the point atau fast-pace layaknya film aksi, horor, atau thriller yang penuh teror.