Yoshitaka sensei terlihat sangat ingin menekankan aspek tersebut. Lewat Fushi, kita menyadari bahwa selalu hidup alias abadi itu tidak selalu baik. Kita mungkin merasa sangat hidup saat sedang bahagia.
Namun apabila kita terluka, trauma, dan kecewa, hidup abadi hanya akan membuat segalanya terasa menyakitkan karena kenangan-kenangan yang kita miliki seolah-olah berubah menjadi mimpi buruk.
Kehilangan yang kita rasakan dari orang-orang terkasih dapat membuat hati, akal, dan cara pandang seseorang mengenai hidup berubah.
Seperti yang dikatakan Parona di episode ke empat. “Aku merasa hidup kita lebih bermakna karena kita bisa mati. Kita seperti tidak punya tujuan jika hidup selamanya.”
Kesimpulan
Overall, To Your Eternity sangat worth it untuk ditonton apabila Anda butuh anime yang berisi. Kisah yang disajikan Yoshitaka sensei mungkin terkesan sepele, tetapi saya pribadi berpikir To Your Eternity sangat kompleks, berat, dan gelap secara makna.
Eksplorasi tentang kebiadaban dan keburukan manusia diceritakan dengan baik walaupun agak tidak tegas dan kuat.
Penyajian momennya mungkin kurang dramatis, namun bukan berarti tujuan dan makna ceritanya tidak sampai pada pembaca hanya karena alur dan perkembangan tokohnya yang lambat.
Saya pribadi justru berpendapat bahwa nilai dari sebuah kisah atau karya terletak dari betapa besar dan luas nilai moral yang dapat dipetik dan berguna bagi penonton, seperti To Your Eternity ini.
Bukan yang hanya sekedar asyik dan seru untuk ditonton, tetapi terasa kosong karena tidak ada pelajaran apapun yang bisa kita ambil dan bagikan.
Oleh karena itu, dengan tidak melupakan kelebihan dan kekurangan anime ini, saya pribadi memberi skor 7/10 karena moral value yang disajikan Yoshitaka sensei sangat relate dengan kehidupan kita saat ini.
Sekian review dari saya. Semoga bermanfaat.