Hingga suatu ketika, saat ia tengah menunggu kereta bawah tanah sepulang bekerja, mendadak Takemichi jatuh dari peron tepat saat kereta datang.
Takemichi berpikir dia akan mati. Akan tetapi saat ia membuka mata, Takemichi sadar bahwa ia malah melompati waktu karena ia kembali ke 12 tahun yang lalu. Saat ia masih SMP dan menjalin hubungan dengan Hinata.
Situasinya membingungkan, tetapi Takemichi akhirnya bertekad untuk melindungi dirinya dan Hinata dari takdir buruk. Caranya? Dengan menjadi pemimpin geng Tokyo Manji. Di sinilah petualangan Takemichi dimulai.
Kesan Pertama Saya
Daripada menyebut TR debut dengan premis yang menyegarkan, saya pribadi lebih suka menyebutnya unik. Kenapa? Sebab konsep time leap yang ditawarkan Wakui sensei sebenarnya bukanlah hal yang baru. Ada banyak komik, drama, dan film yang memakainya.
Sebut saja Avenger’s Endgame (2019) yang mungkin paling terkenal dan familiar bagi Anda. Sementara untuk komik dan anime, ada Erased, Steins Gate, Re:Zero, Future Diary, dan sebagainya.
Tentu saja semuanya memiliki tujuan, model, dan aturan yang berbeda sehingga konsep time leap itu sendiri sebenarnya sudah unik sejak awal. Selain itu, tema seputar geng anak remaja pun juga bukan hal yang baru.
Well, mungkin dapat dianggap baru di genre shounen tetapi tidak untuk semesta hiburan. Saya sendiri langsung berpikir bahwa TR adalah kombinasi antara Crows Zero (2007) + (Erased XÂ Steins Gate) + Naruto. Hehe
Saya berpikir TR banyak mengambil elemen-elemen yang ada pada karya-karya tersebut. Seolah-olah terlihat mencomot sisi kenakalan remaja Crows Zero, sisi bijak dan penuh tekad Naruto, serta tujuan time leap Erased dan Steins Gate, yaitu menyelamatkan orang yang mereka cintai.
Kombinasi ini pun membuat kisahnya jadi jauh lebih kompleks dan menarik untuk disimak.
Sementara untuk visual gambarnya, menurut saya juga biasa. Akan tetapi saya ingin memberi apresiasi pada Wakui sensei atas usahanya dalam mengatur penampilan setiap karakter agar lebih spesial. Seperti model rambut, pakaian dan simbol, serta aksesoris-aksesoris semua karakter yang tampak berbeda-beda.
Saya berpikir membuat setiap karakter agar tampak berbeda dengan yang lain saja sudah susah, apalagi hingga aksesoris-aksesoris yang mereka kenakan. Oleh karena itu, kreativitas Wakui sensei di sini patut untuk dipuji.