Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memori

18 Juni 2021   18:05 Diperbarui: 18 Juni 2021   18:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, kisah kita hanyalah tentang "pada suatu hari." 
Ketika gulirnya waktu tergantung pada rasa yang ada di hati.

Andaikan hati berbunga, waktu senang kejar-kejaran dengan mentari.
Berfoya-foya nikmati ruang yang tak abadi.
Sebaliknya, katakanlah hati sedang sempit. Maka, waktu akan berhenti.
Semesta berhenti.

Lantas diri berkata sendiri, "Ah sulit sekali."

Semuanya menjadi memori.
Bagai untaian jalinan benang yang tak rapi.
Jika dipikir-pikir lagi,
semuanya hanya akan jadi ingatan untuk masa depan yang ditulis "hari ini." 

Ujung-ujungnya, semuanya hanya akan menjadi kalimat, "Pada suatu hari."

Yah sayang sekali.

[Saning bakar, Solok, 31 Juli 2020]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun