Mak aku belum dapat menjadi anak yang sholeh
Membantu nyawamu terbang ke surga yang dijanjikan
Melegakan jalanmu menuju Rab penguasa alam
Memapah pikulan kesalahan mu dengan tanganku yang jarang membuka Kitabullah
Mak aku menumpahkan bulir bulir airmata karena kemasgyulan di manapun
Bagai air hujan yang tumpah ke dasar gelas kertas, tak tertampung… tak tertampung…tak tertampung
Di pasar
Di stasiun kreta api
Di depan orang orang bertengkar
Di belakang pohon yang meranggas
Di depan bini ku yang pipinya lebam
Â
Namun tak pernah di atas sejadah
Menyesali segala salah
Â
Mak, Emak pernah bilang bahwa anak sholeh harus kuat, hanya menumpahkan air mata di depan Dia yang tak terlihat namun Maha Kuasa, Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Mak, kata si Bujang, emak bisa melihat aku dari layar besar di alam halus. Memberikan sayang dari jauh.
Jika Si Bujang sungguhan sudah waras dan itu berdasarkan pengalaman, aku harap Emak mendoakan aku yang masih ada di alam kasar untuk selalu tangguh, tak menangis karena rapuh.
Mak, aku ingin menjadi anak yang sholeh, meski aku sekarang menjadi ayah yang sedang mendengarkan si sulung melantunkan ayat ayat tentang belenggu si kafir yang kufur nikmat.
Dalam belitan kabel kabel medis, aku ingin Emak yang sedang menatap layar lebar di alam halus, mendoakan aku kembali bugar. Menebus segala kesalahan.
Merekatkan hati-hati yang patah
Meminta maaf pada orang orang yang aku sakiti
Mengembalikan segala yang kurusak
Mengembalikan si Bujang menjadi waras
Menyelamatkan kampung dari orang orang sepertiku
Â
Emak, jika doamu tak diiyakan oleh Sang Maha Pengampun, maka maafkan anakmu yang dahulu kau susui, yang dahulu kau antarkan ke surau untuk belajar menata masa depan yang kekal, dan yang kau tangisi saat aku ada di balik jeruji besi karena membunuh orang yang kau kasihi,
Emak, jika nanti aku masuk neraka jahim, dan emak ada di surga. Maukah emak memanggilku anak lagi?
 [caption caption="dying hold hand"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H