Menjadi ibu yang "lahir" di era digital, memungkinkan arus informasi terkait perawatan dan  pengasuhan anak mulai dari si calon bayi masih sebesar kacang polong sampai ia lahir dengan milestone tahap perkembangannya hari ke hari menyerbu tak terbendung. Baik melalui media sosial, grup ibu ibu di whatssap atau pelatihan pelatihan parenting yang kalau  diikuti semua, setiap minggu pasti ada jadwalnya.
Tak terkecuali saya, mau tidak mau karena banyak juga teman yang "seangkatan" jadi ibu, tema pola asuh anak selalu jadi bahan obrolan seru dan bikin penasaran. Tak lupa saya ikut follow berbagai macam akun parenting yang sebagian besar sumbernya dari pltform instagram.
Namun tentu saja dalam usaha menambah wawasan kita jangan hanya mengandalkan media digital, perlu diimbangi dengan sumber literasi yang lebih komprehensif seperti buku buku parenting.
Salah satu akun parenting di IG pernah memposting rekomendasi buku parenting yang bisa dijadikan referensi yaitu buku "The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak" yang ditulis oleh Jessica Joelle Alexander dan Iben Dissing Sandhal, pasangan suami dan istri berkebangsaan Denmark dan Amerika yang keduanya adalah penulis dan praktisi dibidang psikologi dengan spesialisasi konseling keluarga. Yang menarik pengantar buku ini ditulis oleh Ayah Edi  atau Edy Wiyono , seorang praktisi Multiple Intelligence dan Holistic Learning yang kiprahnya di dunia parenting sudah tidak diragukan lagi.Â
Akhirnya saat ada kesempatan ke toko buku saya pun sekalian mencari buku tersebut, alhamdulillah dapat. Harganya kurang lebih Rp. 52.ooo, dengan jumlah halaman 180 halaman, gak begitu tebal sih menurut saya.
Tapi tipisnya buku tidak menjadi tolak ukur tipis pula informasinya, kenyataanya setelah dibaca saya mendapatkan pencerahaan dan ilmu baru terkait pengasuhan dari sudut pandang yang berbeda, bagaimana tidak negara Denmark adalah negera yang diklaim menjadi negara paling bahagia di dunia, dengan tingkat kriminalitas terendah dan korupsi yang nyaris tidak ada. Kok bisa sih ?
Jawabannya adalah karena gaya pengasuhan mereka.
Kutipan yang menarik di awal penulisan buku ini adalah " Happy grow up to be happy addult who will raise a happy kids , and so on" sederhana tapi masuk akal untuk menciptkan lingkungan dewasa yang bahagia tentu harus dimulai dengan si orang dewasa tersebut dulunya adalah anak yang bahagia.
Selanjutnya buku menceritakan pola asuh turun temurun ala orang Denmark yang dirangkum dalam sebuah akronim PARENT (Play, Authenticity, Reframing, Emphaty, No ultimatums, Â Togetherness).
Saya tentu tidak akan menjabarkan keseluruhan isi buku ini, namun terdapat satu pembahasan yang menarik menurut saya pribadi dalam bab Emphaty, bagaimana cara orang Denmark menanamkan empathy yang tinggi pada anak-anaknya adalah dengan membacakan buku, tidak hanya buku dengan cerita yang indah tapi juga buku yang menceritakan berbagai emosi termasuk yang sifatnya negatif kemarahan dan kesedihan tujuannya adalah anak-anak diajarkan untuk mengenali emosinya dan direspon dengan cara yang hormat tanpa dihakimi oleh orang dewasa.
Sang penulis menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga pembahasannya singkat pdat namun jelas maksudnya. Â Menurut saya buku ini sangat layak dijadikan bahan referensi dalam upaya kita melaksanakan tugas sebagai orang tua untuk menjadikan putra putri tercinta menjadi pribadi yang tangguh dan bahagia.