Pokok Pikiran
Konsep membangun dari pinggiran merupakan program kerja Presiden Joko Widodo sejak tahun 2014. Melalui salah satu Nawa Cita (sembilan Agenda) yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Program tersebut kemudian dituangkan ke dalam bentuk kerja oleh Kementerian/Lembaga, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui optimasi lahan dan atau aset guna mendukung program Smart Fisheries Village (SFV).Â
Salah satu lahan dan atau aset di bawah kewenangan Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang-Pusat Riset Perikanan-KKP adalah Instalasi Perikanan Rawa, yang terletak di Desa Patra Tani, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim.
Desa Patra Tani sendiri merupakan salah satu dari 8 desa di Kecamatan Muara Belida, dengan status Indeks Desa Mandiri (IDM) urutan ke-4 tertinggi, namun berstatus ‘berkembang’ sebagaimana 7 desa lainnya di kecamatan ini. Propinsi Sumatera Selatan sendiri berstatus IDM ‘berkembang’ dengan hanya memiliki kabupaten (dan desa) berkembang (tidak memiliki kabupaten/dan desa mandiri, maju, tertinggal dan sangat tertinggal).Â
Menurut data Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, perbandingan antar desa di Kecamatan Muara Belida, desa Patra Tani memiliki nilai Indeks Ketahanan Sosial (IKS, meliputi aspek pendidikan, Kesehatan, modal sosial, permukiman) tertinggi, nilai Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE, meliputi aspek keragaman produksi masyarakat, akses pusat perdagangan dan pasar, akses logistik, akses perbankan dan kredit, keterbukaan wilayah) tertinggi kedua, dan nilai Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL, meliputi kualitas lingkungan, bencana alam, tanggap bencana) kategori menengah.Â
Indeks tersebut menggambarkan potensi yang dimiliki Patra Tani sebagai pengungkit untuk lebih berkembang lagi.
Perbedaan karakteristik masyarakat kota di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa menjadi tantangan dalam pengembangan suatu wilayah. Masyarakat kota di Pulau Jawa pada umumnya lebih memilih wisata alam karena kejenuhan dengan suasana hiruk pikuk kota, sementara masyarakat kota di luar Pulau Jawa menyukai hal-hal yang berbau modern, seperti mall atau tempat-tempat modern seperti cafe. Pakar sosiologi menyatakan bahwa kemajuan dan gemerlap tersebut yang turut mendorong terjadinya urbanisasi dan daya tarik migrasi ke kota.
Permasalahan dan Solusi Alternatif
Pengembangan Patra Tani melalui program SFV pemanfaatan lahan dan aset, potensi yang dimiliki Patra Tani, serta akses jalur darat yang hanya dimiliki desa ini (7 desa lainnya harus melalui jalur air), maka peluang pengembangan eduwisata perikanan memiliki prospek bagus. Di samping itu keberadaan institusi riset di bidang perikanan air tawar di Palembang dapat diwakili oleh Instalasi Perikanan Rawa Patra Tani yang secara tidak langsung mempertahankan sejarah institusi ‘ikan air tawar’ di Indonesia.
Rekomendasi
Berangkat dari karakteristik masyarakat, potensi yang dimiliki baik yang berbasis lahan dan aset maupun status desa berkembang, pengembangan Patra Tani dipandang cukup baik dan diarahkan ke:
- pembangunan sarana eduwisata (termasuk museum ikan air tawar) yang terintegrasi dengan sarana wisata lain yang ada di sekitarnya. Hal ini bersifat melanjutkan konsep SPEECTRA (Special Area for Conservation and Fish Refugia) yang sudah diinisiasi sejak tahun 2019.
- pusat kuliner,
- pasar pendukung, yang di dalamnya terdapat toko souvenir dan oleh-oleh, toko alat dan bahan pendukung usaha kuliner
- serta area untuk pameran/expo.