G : Belum pak.
PPB : Mau saya kenalin dengan anak saya ga?
G : ahaha (no way, punya mertua kyk gini)
PPB : kok cuma ketawa, kalau berubah pikiran nanti ngomong aja ya haha
(Sebenernya saya tau anakmu pak, dan juga sudah pernah bertemu, bahkan sebenarnya saya juga pernah menjalin hubungan dengannya, Jakarta itu kecil bos,,, Entah bagaimana tiba-tiba hubungan itu berakhir dan baru-baru ini akhirnya aku tau kenapa hubungan ini harus berakhir)
Kejadiannya lima tahun yang lalu, aku dan Dio (D) seperti biasa menghabiskan malam kami dengan makan sampai puas,, Tidak seperti biasanya, kali itu kami memilih untuk datang ke restoran di hotel berbintang, maksud hati untuk perubahan suasana, suasana yang berbeda dari kaki lima.
Kami sudah selesai memesan makanan, ketika aku melihat sosok wanita yang sangat kukenal di sudut restoran duduk di dekat jendela, ibuku, sedang bercakap-cakap dengan seorang pria. Aku berpikir pria itu mungkin rekan kerjanya.
G : dio, ada ibu aku di sini (itu kata-kata yang tadinya mau kuucapkan, sebelum aku melihat tangan pria itu memegang tangan ibu, mesra, tidak seperti layaknya seorang kawan)
D : kenapa?
Aku tersentak mendengar suara dio, sepertinya dio tidak memperhatikan kalau aku melihat ibu, dia terlau sibuk melihat buku menu sembari menimbang-nimbang apa yang akan dipesannya lagi.
G : memangnya mau pesan lagi?! (berusaha dengan cepat mengalihkan perasaan buruk yang melanda, mual, rasanya mual, aku tidak tahu apa masih bisa menghabiskan makanan dalam kondisi ini)