Tim Sukses Samad mengerti bahwa narasi yang dibenci publik adalah narasi dengan menyebarkan foto yang diragukan keasliannya lalu menjudge, jenis kampanye hitam ini ramai sekali dilakukan pada Pilpres 2014.
B. Membangkitkan Kesadaran Palsu
Abraham Samad dengan berhasil membangkitkan "Kesadaran Palsu" Samad menggunakan teknik penggairahan massa dengan menyentuh "Kesadaran yang tidak menyentuh pada realitas". Disini Samad bermain dengan jaringannya yang ia kenal dekat, ada hubungan kedekatan emosional antara Samad dengan komunitas-komunitas yang aktif di Twitter, mereka saling mencuit dan memiliki rasa keterikatan. Samad dengan cerdik bermain di Fadjroel Rachman yang sempat membotaki kepalanya di KPK, dan komunitas artis yang memiliki jiwa bersih dalam memberantas korupsi tapi tanpa disadari oleh mereka sedang dimainkan Samad dalam operasi politiknya.
Gerakan politik para artis sukarelawa Jokowi adalah amat benar dan penuh ketulusan untuk menolak korupsi, tapi gerakan ini secara politik bisa dibaca sebagai "Gerakan Kesadaran Palsu" karena tanpa sadar mereka bermain di wilayah gerakan politik Samad.
C. Samad Melakukan Simpanan Peluru Politik
Keberhasilan Samad membuat malu Presiden Jokowi, membuat ia semakin memperkuat inventaris politiknya. Samad jelas memiliki semua peluru ke semua Partai, sekaligus menaikkan kekuatan politiknya sebelum nantinya ia berlabuh di Partai Politik pada Januari 2016.
Bila ini dibuktikan bahwa Abraham Samad tidak secara sungguh-sungguh dan tulus melakukan pembersihan dan penangkapan-penangkapan koruptor maka arah Abraham Samad bermain politik dengan menggunakan KPK sebagai semacam "Partai Politik" akan semakin kentara.
Tulisan saya ini mungkin akan dituduh fitnah atau semacamnya, tapi saya harus mengungkapkan ini ke publik sebagai bagian dari keyakinan saya untuk menyelamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi, karena ditengah terpuruknya Partai-Partai, KPK justru menjadi ikon penyelamat Republik, tapi kalau KPK menjadi alat murahan dari Abraham Samad, maka kemana lagi kita harus mencari kebenaran dalam pembantaian korupsi?
Semua pihak harus menyadari, bahwa KPK sesegera mungkin harus dievaluasi, terutama sekali soal klarifikasi Abraham Samad dalam masa kampanye Pilpres 2014, benarkah dia menemui petinggi PDIP dan bernegosiasi bila ini benar, legitimasi kepemimpinannya hancur sudah bila Samad bisa membuktikan tidak benar maka Samad bisa melanjutkan kerjanya dengan baik.
Bila satu minggu kemarin, Presiden Jokowi yang pening kepalanya dan dibully publik secara luar biasa, maka minggu keadilan juga harus datang dari Abraham Samad, dan dengan tegas dia berkata "Saya bersih dari kepentingan-kepentingan politik 2014", Samad jangan membangun opini publik di Televisi, hematlah kata-kata anda, karena kata-kata anda sepenuhnya Objektif atas hukum, moralitas Republik ini amat bergantung dengan perilaku anda.
Saya jadi teringat ucapan Stalin saat mengomentari Gubernur Georgia setelah perang dunia kedua : "Bila kamu ingin lihat tabiat asli seorang laki-laki, berilah ia kekuasaan".........