Mohon tunggu...
Savyla Putri Permatasari
Savyla Putri Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar bercerita dan berdiskusi berbagai topik pembahasan karena dua hal tersebut merupakan cara tersimple untuk memperoleh dan mentransformasikan knowledge.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengintip Proses Pengeringan Tembakau di Kota Penghasil Tembakau Terbesar di Dunia

18 Agustus 2022   12:36 Diperbarui: 23 Agustus 2022   23:19 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tembakau bisa dipanen normalnya ialah 35 hari setelah tenam pertama. Proses panen dilakukan masih manual, yaitu memetik daun tembakau satu per satu karena daun yang digunakan harus utuh untuk memastikan hasil tembakau yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. 

Selanjutnya, tembakau yang sudah dipanen akan dikirimkan ke Gudang Penataran B menggunakan mobil pick up, setiap mobil membawa kurang lebih 300.000 helai. Sekali pengangkutan bisa membawa 11 bandang. 

Tembakau biasanya tembakau tiba pukul setengah 7, sehingga proses pengeringan dan lain-lain dimulai pukul 7 sampai pukul 4 atau setengah 5 sore. Karyawan yang bertugas pada Gudang Penataran B ini menggunakan sistem borongan bersama.

Dokumentasi karyawan pada Gudang Penataran B (Dokpri)
Dokumentasi karyawan pada Gudang Penataran B (Dokpri)

Untuk proses pengasapan biasanya membutuhkan 3 hari. Dimulai di hari pertama tembakau mulai layu, hijau, kesat, dan segar. Kemudian di hari kedua hijau dan layu dan di hari ketiga tembakau mulai layu dan kekuningan. Dan di malam keempat kemudian dilakukan pengasapan. 

Proses pengasapan tidak sampai membuat tembakau kering kekerasan. Pada proses pengasapan keberhasilan tembakau kering ialah 99%, 1% biasanya terdapat tembakau yang tangkainya belum kering, namun dari pihak gudang Penataran akan dipilah yang utuh dan kering seutuhnya. 

Tembakau yang sudah kering kemudian diikat per STG (satuan tali goni) Setelah itu nantinya akan di kirim ke gudang pengolahnya SKA di daerah Kalisat.

Karena hasil tembakau ini akan diekspor ke luar negeri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seluruh proses produksi  diawasi agar sesuai dengan SOP yang telah disepakati bersama dengan perusahaan BSB. Seperti mulai dari penggunaan pestisida dan pupuk. 

Pupuk yang digunakan merupakan rekomendasi dari tim LITBANG dari penelitian dan pengembangan pihak perusahaan produk tembakau. 

Penggunaan pupuk akan menghasilkan tembakau yang berbeda pula dan hal itu akan mempengaruhi ke harga yang biasanya 1 kilo bisa Rp 500.000 akan turun menjadi Rp 100.000.

Ada beberapa kendala yang dialami pada proses produksi tembakau yaitu di bagian tanam itu tenaga. Misalnya, di tenaga cangkul untuk menyiapkan tanah sebelum dilakukan proses tanam, biasanya jika ada kendala bisa mundur proses tanam sampai 3 hari dari waktu yang ditargetkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun