Berdasarkan penelitian di Harvard Univerity Amerikat Serikat, Ali Ibrahim Akbar mengungkapkan ternyata kesuksesan sesorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard Skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain. (Soft Skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% hard skill dan sisanya 80% Soft skill. Bahkan orang-orang tersukses didunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill dari pada hard skill mereka. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter untuk peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh baik pula pada kepribadian anak
4. Cara Mengembangkan Psikososial Anak
  Erikson menyebutkan masa kanak-kanak tengah sebagai masa industri. Anak-anak mulai mengembangkan kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik, sosial, dan akademis, guna menopang perkembangan harga diri, percaya diri, dan efikasi diri. Keluarga sangat berperan penting sebagai dasar perkembangan emosional dan sosial anak. Hubungan dengan orangtua atau pengasuhannya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orangtua atau pengasuh selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun prasekolah dan selanjutnya.
5. Pengembangan psikososial dalam lingkungan sekolahÂ
  Sekolah merupakan tempat yang sangat strategis untuk pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian anak. Selain itu anak-anak banyak menghabiskan sebagian waktunya di sekolah, sehingga apa yang di dapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.73 Untuk dapat merelisasikan karakter mulia dalam kehidupan setiap orang, pe mbudayaan karakter menjadi suatu hal penting. Pemberian mata pelajaran pendidikan karakter, pendidikan akhlak, pendidikan moral atau pendidikan etika akan sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan kepribadian harus dipersiapkan dengan baik dan melibatkan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaanya serta harus dilakukan evaluasi yang berkesinambungan. Pengembangan karakter dan kepribadian di sekolah menjadi sangat penting mengingat disinilah peserta didik mulai berkenalan dengan berbagi bidang kajian keilmuan. Pada masa ini pula peserta didik mulai sadar akan jati dirinya sebagai pribadi atau manusia yang mulai beranjak dewasa dengan berbagai problem yang menyertainya.
5. Peran lingkungan masyarakat
  Pendidikan karakter tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan pendidikan di sekolah saja. Kerja sama dengan komunitas masyarakat dengan berbagai bentuknya sangatlah diperlukan demi keberhasilan perkembangan kepribadian yang dilaksanakan disekolah. Pendidikan kepribadian yang berbasis pada masyarakat harus diupayakan dengan mendesain berbagai macam corak kerja sama dan keterlibatan antara lembaga pendidikan dengan komunitas-komunitas dalam masyarakat demi terwujudnya lembaga pendidikan yang bermakna, bermutu dan mampu menjawab aspirasi setiap anggota masyarakat. Kerja sama antara lembaga pendidikan dan komunitas di luar lembaga pendidikan akan membentuk ikatan yang semakin erat antara dunia pendidikan dan komunitas masyarakat yang akhirnya mendukung suksesnya program pendidikan karakter secara keseluruhan sehingga kepribadian dapat berkembang dengan baik. Institusi sekolah yang berada di lingkungan masyarakat (terutama tingkat dasar dan menenga pertama), adalah wahana yang efektif untuk pendidikan karakter. Berhubung lokasi sekolah berada dalam sebuah komunitas, maka masyarakat setempat harus peduli dengan peran sekolah dalam membangaun karakter muridnya. Dengan adanya program manajemen berbasis sekolah (MBS), maka masyarakat dapat berpartisipasi dalam mempengaruhi sekolah-sekolah negeri (atau swasta) setempat untuk melaksanakan pendidikan karakter.
Kesimpulan :
  Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan, menurut Erik H.Erikson teori psikososial diartikan sebagai perkembangan secara khusus hal ini berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologi.Teori Erik Erikson tentang teori psikososial belum secara jelas menerangkan tentang perkembangan psikososial pada anak usia dini dalam tinjauan pendidikan agama islam, namun ada persamaan dari antara teori Erik H.Erikson, perkembangan anak usia dini, dan tinjauan pendidikan islam, yaitu inisiatif mengenali dan melaksanakan sesuatu yang memang diperlukan untuk dikerjakan sebelum ditanya apa berkehendak untuk melakukannya. Pada masa ini, terjadi perkembangan fisik, intelektual serta percaya diri untuk melakukan sesuatu, sehingga anak menjadi lebih mampu mengontrol tubuhnya. Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perbedaan dengan dirinya, baik menyangkut persepsi maupun motivasi (keinginan), dan mereka menyukai kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu. Mengatakan bahwa anak usia dini adalah masa yang paling baik dalam perkembangan psikososial anak usia dini. Yang dikenal dengan golden age yaitu masa keemasan. Bahkan dalam tinjauan pendidikan islam lebih sfesifik mengatakan bahwa perkembangan psikososial sudah dapat dilatih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI