Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tape dan Sebuah Pelajaran Kehidupan

13 Juni 2022   19:29 Diperbarui: 14 Juni 2022   06:44 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blog Sayurbox - rri.co.id

Siapa sih yang tidak tahu Tape (tanpa K) makanan hasil fermentasi dari singkong.

Sebagian besar orang Indonesia adalah penyuka Tape.

Dari Tape yang hanya selonjor singkong fermentasi berwarna kuning muda, bertekstur lembut dan harum bisa menghasilkan begitu banyak varian makanan.

Dari gaya kampung sampai gaya kekinian yang sedang hits dan berpenampilan mewah.

Tape dimasukkan kedalam es campur ya enak..

Di masukkan ke adonan kue menghasilkan cake enak dan wangi..

Dibakar dan dikucuri gula merah cair juga pas untuk dimakan saat hujan merinai diluar.

Digoreng dan dimakan ditemani teh hangat saat sore membuat suasana menjadi nyaman.

Tape juga banyak dijadikan makanan andalan untuk berwiraswasta.

Pie Tape - DokPri
Pie Tape - DokPri
Disinyalir sang Tape juga punya manfaat yang bagus untuk mencegah anemia dan mampu mengatur tekanan darah.  Namun ibu yang sedang hamil dilarang mengkonsumsi tape karena panas dalam dikandungan.

Hebat ya si Tape.

Padahal kalau dipikir-pikir apa sih si dia ini, hanya sekedar hasil singkong  difermentasi loh.  Sepertinya tidak ada keistimewaannya yang menonjol.

Jadi yang membuat si Tape istimewa itu siapa dong.

Ya tentu kita lah..

Tangan-tangan manusia yang mengolahnya.

Pikiran-pikiran yang menciptakan kreativitas luarbiasa sehingga membuat tape menjadi bahan makanan yang kaya rasa.

Dipakai dimana saja pasti enak.

Dimakan kapan saja juga pas.

Kupikirkan tentang makna yang diajarkan Tape padaku.

Salah satunya adalah Tuhan sudah memberikan bakat dan juga otak pada setiap manusia.

Tugas kita adalah menemukan potensinya.

DIA memberikan itu supaya kita mampu bertahan hidup dan menjadikan kita versi terbaik bagi diri pribadi.

Seperti tape yang bisa begitu lentur dan adaptif sehingga menjadi versi khas di tangan pengolahnya.

Tape si murah meriah bisa menjadi barang yg sophiaticated bila diberikan merk dan disajikan di tempat mewah..

Bisa menjadi teman bertukar cerita di warung sederhana..

Semuanya ada ditangan kita.

Seperti apa kita ingin menciptakan imaji yang diwujudkan menjadi realita kehidupan ini.

Life has no meaning. We create the meaning!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun