Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Perempuan Inspiratif dari Tanah Jepara dan Lasem

3 Juni 2022   15:21 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:41 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan Jakarta - Semarang - Jepara - Lasem di awal minggu ini bukan hanya sekedar tentang liburan dan piknik ke kota lain namun juga menambah cerita dan wawasanku.

Ini kali pertama aku menyusuri kota-kota di pantai utara Jawa yang tidak disangka sarat dengan cerita para hero sejak jaman Hindu sampai dengan RA Kartini bahkan sampai sekarang.

Tak disangka-sangka, aku bertemu dengan 3  perempuan pelaku ekonomi yang sangat optimis, penuh tawa, ramah namun juga cekatan, produktif dan sangat memyadari tugasnya sebagai perempuan dan istri.

Mereka perempuan yang memiliki enterpreneurship yang tinggi.  Marketingnya juga jago, luwes menghadapi pelanggan namun juga lentur beradaptasi saat hantaman pandemi merontokkan usahanya.

3 perempuan mengagumkan yang kutemui di Jepara dan Lasem adalah :

1.  Mbak Yenni, Jepara

Pemilik toko Ge.Er (ini beneran namanya tokonya) tenun Troso di Jepara.  Tenun Troso adalah tenun khas Jepara dengan motif dan warna yang khas.  Berbeda dengan batik yang menggunakan malam dan digambar, Tenun Troso adalah kain tenun ikat yang memiliki ciri khas dimana dalam proses produksinya menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) sehingga menghasilkan beragam corak dan motif etnik yang beragam.

Mbak Yenni sangat fasih menerangkan tentang bagaimana kain ini diproduksi termasuk pemilihan benangnya sehingga tidak berambut. Sang suami lebih berada di belakang layar dengan membuat design dan produksi.  Sementara sang istri menjadi garda depan dalam marketing.

Mbak Yenni punya cara tertawa yang renyah, suaranya banter (kencang) dan sangat responsif sehingga kami pelanggan barunya ikut terbawa dalam aura positifnya. 

Bahkan ketika bercerita tentang kesulitannya saat pandemi membuat usahanya turun, pelanggan dari Eropa memutus hubungan kerjasama dan tantangan-tantangan yang dihadapi saat ini, ia tetap bercerita dengan ringan namun lebih serius.

Aku dibuat kagum dengan sikap tegar dan tidak cengengnya.  Ia melayani kami dengan sabar dan selalu memberikan alternatif-alternatif bahan dan harga yang sesuai dengan minat juga kemampuan kami.

Jika suatu hari mengunjungi Jepara jangan lupa berbelanja di toko Ge.Er milik mbak Yenni ya.

Mbak Yenni dan Suami
Mbak Yenni dan Suami

Tenun Troso Toko Ge.Er, Jepara
Tenun Troso Toko Ge.Er, Jepara

2. Mbak Dyah, Lasem

Perempuan muda yang berprofesi sebagai MUA, kutemui ketika berada di Lasem.  Walaupun tubuhnya berisi, ia sangat gesit dan trampil.

Aku memakai jasanya karena akan melakukan pemotretan di rumah-rumah tua yang legendaris di Kota Lasem (cerita tentang Lasem akan kuceritakan di tulisan berikutnya).

Mbak Dyah dengan segala bawaan dan gembolannya untuk merias wajah datang tepat waktu jam 6 pagi.  Cerah ceria dan penuh optimisme sehingga kantuk dan cemasku menguap dibawa angin pagi.

Dengan cepat namun teliti, mbak Dyah memulai tugasnya meriasku.  Sambil mengobrol agar suasana menjadi akrab dan cair, aku menanyakan tentang cara ia bertahan dalam kondisi pandemi karena sejauh yang aku tahu bisnis pariwisata dan event organizer sangat terkena dampaknya.

Jawabnya dengan ringan bahwa dia membanting setir, dari hobinya main game ia berhasil bertahan hidup bahkan mampu membayar cicilan mobil, dll. Diawal pandemi semua pekerjaan yang sudah dijadwalkan harus di cancel sehingga pemasukan berkurang bahkan Nol.  Tabungan juga terkuras sedangkan PPKM masih berlanjut.  Namun ia terus berikhtiar menjaring rejeki karena suaminya juga diberhentikan oleh tempatnya bekerja.  Akhirnya dari hobi main gamenya, ia mulai menjaul voucher sehingga mendapatkan penghasilan yang lumayan.

Sekarang ketika level PPKM diturunkan dan sudah ada order lagi, ia mulai melayani panggilan untuk merias penganten di Lasem bahkan sampai Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Aku suka dengan aura optimisme dan semangatnya dalam bekerja.  Ia memiliki konsep yang jelas dalam hidup walaupun berusia muda.

Silahkan menghubungi mbak Dyah  jika akan ke Lasem dan butuh perias wajah.

Hasil riasan mbak Dyah
Hasil riasan mbak Dyah

3. Ibu Masruroh - Lasem

Ibu Masruroh adalah Ibu penjual makanan khas Lasem yaitu Lontong Tuyuhan.  Lontong Tuyuhan itu semacam opor namun dengan bumbu ganep (lengkap) sehingga rasanya gurih dan mantap.

Aku bertemu ibu ini setelah kelaparan karena acaranya pemotretan molor jauh dari perkiraan. Untuk mengisi perut, ada yang menyarankan agar mencoba makanan khas Lasem yang warungnya ada di tengah sawah. 

Awalnya kupikir adalah warung makanan yang besar ternyata deretan warung kecil dan warung  bu Masruroh salah satunya.  Meja yang g tersedia hanya satu dengan 2 bangku panjang berhadap-hadapan.  Menu yang disajikan juga hanya satu macam, Lontong Tuyuhan saja.  Bahkan jika mau memesan minuman musti ke warung sebelahnya yang khusus menjual minuman.  Warung-warung sebelahnya juga menjual makanan yang sama dan Ibu Masruroh menawarkan lauk dari warung tetangga yang ia tidak punya. Kerjasama yang ciamik ya.

Kami makan dengan lahap bahkan menambah lagi karena selain makanannya enak walaupun sangat sederhana, dikelilingi sawah yang padinya mulai merunduk  menguning dilatar belakangi oleh langit membiru, awan putih yang bergerak malas dan angin sepoi-sepoi nan sejuk membuat semuanya terasa sempurna.

Ibu Masruroh, perempuan 40an yang energik dan kekinian. Walaupun hanya menjual lontonh namun ia tetap modis, dengan kalung, gelang dan cincin bling-bling.

Seru ngobrol dengan ibu satu ini.  Gaya bicaranya seperti anak muda di TikTok atau youtube.  Tertawa lepas dan sering melontarkan humor-humornya.  Kamipun ikut larut dalam pembicaraan yang akrab penuh tawa canda.

Lontong Tuyuhan
Lontong Tuyuhan
Lontong Tuyuhan
Lontong Tuyuhan

Jangan lupa makan disini jika sedang berkunjung ke Lasem.

Dari perempuan-perempuan tangguh seperti mereka, aku belajar banyak hal.

1. Susah bukan berarti tidak bahagia

2. Bersyukur adalah hal penting agar bisa menikmati hidup

3. Ikhtiar dan doa

4. Optimisme tinggi membuat kita terus maju dan bertahan

5. Ramah pada pelanggan

6. Tulus

7. Memiliki sense humor yang baik.

Perjuangan Ibu Kartini dari Tanah Jepara sampai ke seluruh Indonesia memang tidak sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun