Jika kita makan masakan Jawa, misalnya gudeg, maka kita bisa dengan santai duduk lesehan sembari mendengarkan gamelan atau penyanyi jalanan (biasanya suara mereka bagus-bagus). Â Makan dengan menggunakan tangan, minum tape anget, teh panas atau secang. Â
Sambil menyuap gudeg yang nikmat, kita juga ramai berceeita. Â Kadang juga menggunakan daun pisang yang dilipat sederhana sebagai sendoknya.
Makan Sate dan lontong, kita tidak perlu sendok garpu tapi gigit dagingnya dan menggunakan tusuk satenya untuk mengambil lontong, mencocolnya dengan bumbu dan Hap! Langsung masuk kedalam mulut.
Lain lagi bila makan masakan Padang, paling enak juga makan dengan menghunakan tangan dan menyuap langsung ke mulut, nasi beserta lauk pauknya. Â Sendok garpu tidak diperlukan.
Jika minum kopi di warung kopi daerah Manggar, Belitung maka dengan santai orang merokok sambil mengangkat kaki di kursi kayu panjang. Â Tidak ada yang keberatan.
Semua cair dan akrab.
Aku tidak bisa mengatakan bahwa jika di Jawa, jika setelah makan kita bersendawa keras itu adalah Pamali. Â Namun di daerah lain setelah makan bersendawa adalah sebuah tanda kalau makanannya enak dan memuaskan.
Jadi bagaimana dengan Table Manner ala Indonesia.
Mungkin ada beberapa kesamaan :
1. Â Jika makan saat mengunyah tidak boleh bersuara