Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Aspek Filosofi, Histori dan Sosiologi Dalam Semangkok Bakmi

4 Mei 2022   15:34 Diperbarui: 8 Mei 2022   18:20 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak suka bakmi?
Hampir semua orang doyan dengan makanan ini dari mulai kelas bakmi ayam gerobak abang-abang di pengkolan jalan atau trotoar, warung bakmi legend sampai bakmi yang di sajikan di resto atau hotel bintang lima. Selalu ada fans yang memilih bakmi sebagai menu pembuka hari, makan siang yang paripurna atau ngemil di malam hari (yang ini pasti membuat tidur lebih nyenyak)


Di kota Jakarta tercinta ini memiliki banyak tipe bakmi dan setiap lapisan masyarakatnya punya kecenderungan akan kesukaannya masing-masing


1. Bakmi ayam abang-abang : ini tipe bakmi yang punya ketebalan biasa dan lurus, dan diberikan topping ayam bumbu kecap dan diguyur oleh saus merah ditambah sambal cabe pedas.  Biasanya di jual oleh abang-abang yang berkeliling memakai gerobak . 

Mungkin awalnya makanan ini adalah replika dari bakmi ayam cina yang biasanya cukup mahal dan non halal. Karena orang Indonesia cerdas dan kreatif maka  dibuatlah bakmi yang sesuai budget dan bisa memdatamgi pembelinya.  Lentur dan cair diantara pembelinya. Bakmi ini menurutku paling enak dimakan sebagai sarapan pagi.


2. Bakmi ayam Warungan, jadi bakmi ini masih lekat dengan gaya khas Cina.  Pilihan bakminya juga banyak ada bakmi keriting, bakmi lebar, bakmi alot, locupan (bakmi dari tepung beras yang panjangnya sebesar jari tengah yang bagian tengahnya tebal dan ujungnya meruncing), bihun dan kwetiaw (kwetiaw juga berbahan dasar tepung beras namun bentuknya melebar dan ini cukup populer sebagai pilihan setelah bakmi). 

bisa dipastikan sebagian besar dari masyarakat Indonesia sudah pernah makan dan menjadi pilihan favorit.  Bakmi adalah makanan karbo yang sangat mengenyangkan, kalau di luar negeri disebut one-mealdish karena tidak perlu tambahan lauk lain.  Rasanya gurih, lezat dan membuat kita teradiksi.

Bakmi yang populer ini menurutku memiliki banyak aspek yang mewakili wajah sebuah masyarakat.  Bakmi bukan hanya semangkuk makanan saja tapi sudah menjadi bagian hidup bahkan mungkin juga gaya hidup masyarakat.

Didalam Bakmi ada sejarah panjang tentang perubahan masyarakat karena manusia berubah di setiap generasi, penjual bakmipun harus menyesuaikan dagangannya agar  mampu beradptasi dan kompetitif.  Bila tidak fleksibel bisa ditinggalkan oleh pelanggannya.

Di dalam masyarakat Tionghoa, bakmi juga menjadi simbol filosofi kehidupan.  Setiap perayaan selalu terhidang bakmi sebagai sebuah simbol.  Menarik ya.

Selain itu menurutku bakmi juga memiliki aspek Sosiologi di dalam masyarakat.

Di bawah ini adalah 3 hal yang ada dalam semangkuk bakmi lezat:

Filosofi  bakmi
Dalam tradisi Tionghoa, bakmi menggambarkan dan menyimbolkan panjang umur.  Bakmi yang panjang dan lurus tak terputus melambangkan hidup yang panjang dan bahagia.

Bila di sediakan saat ulang tahun maka merepresentasikan harapan untuk kebahagiaan, kemakmuran, keberuntungan dan kesehatan yang panjang dan tak berakhir.


Sejarah Bakmi
Bakmi adalah salah satu jenis sajian mie yang dipopulerkan oleh pedagang-pedagang Tiongkok ke Indonesia. 

Bakmi juga sering disebut yamien (Yamien sekarang biasanya berupa mie manis yaitu bakmi yang ditambahkan kecap manis didalamnya)  atau yahun (kita memgenalnya dengan sebutan bihun). Bakmi juga merupakan makanan yang terkenal terutama di daerah-daerah "pecinan" di Indonesia. 

Biasanya bakmi telah diadaptasi dengan menggunakan bumbu-bumbu Indonesia sehingga rasanya mudah diterima oleh masyarakat. Tebalnya bakmi disini adalah antara Mian Cina dan Udon Jepang, jadi tidak terlalu tebal dan tidak sekenyal udon. 

Yang mengagumkan adalah setiap daerah di Indonesia semangkuk bakmi memiliki kekhasan masing-masing loh.  Bakmi khas Medan akan berbeda dengan bakmi khas Bangka Belitung.

Bakmi Belitung - Dokpri
Bakmi Belitung - Dokpri


Bakmi yang paling biasa kita temukan adalah bakmi yang terbuat dari tepung terigu atau biasa disebut bakmi kuning. Adapula yang terbuat dari beras yaitu kwe tiaw dan bihun, kwetiaw  bentuknya lebih lebar serta lebih tipis dari bakmi. 

Sedang bihun bentuknya kecil-kecil seperti tali kecil dan berwarna putih Kedua variasi ini bisa untuk digoreng atau direbus, sesuai selera dan permintaan.

Aspek sosiologi

Dengan makan di warung bakmi atau duduk dibangku memghadap gerobak tukang bakmi kita bisa berbaur dengan orang lain tanpa perbedaan kasta.  Dengan orang asing yang belum kita kenal tanpa kita sadari bisa menjadi akrab. 

Contohnya : dalam satu meja makan akan ada banyak orang yang duduk bersama yang seringkali awalnya tidak saling mengenal.  

Namun ketika selesai makan dan meninggalkan meja sudah seperti teman saja karena ada semacam pembicaraan awal dari sekedar tukar menukar saus, sambal, acar atau sekedar sopan santun menyapa untuk  memberitahu akan makan terlebih dahulu.  

Seru banget ya..


Tidak percaya?

Coba saja..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun