Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar tentang Semangat Juang dari Pedagang Keliling di Jakarta

8 Agustus 2021   10:23 Diperbarui: 8 Agustus 2021   13:10 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang Keliling - Foto : Eri Dorcas

Ketika PPKM Darurat diberlakukan, para pedagang dilarang masuk ke dalam kompleks.
Suasana sunyi banget dan jadi ribeut kalau perlu beli sayur, tahu,somay, bakso, bakso malang, bakpau, bakcang, lumpia Jakarta, nasi goreng tek tek, kue-kue tradisional, sate, kelapa dll. 

Biasanya cuma tinggal teriak manggi sekarang jadi musti bawa mobil keluar kompleks atau beli online yang kadang rasanya tidak sesuai ekspektasi.

Para penjual itu seringkali menjadi hiburan tersendiri dengan cara menawarkan dagangannya yang unik selain menjadi bagian rutinitas keseharian..  

Dengan teriakan atau bunyi bel (toet toet) yang khas kita tahu jam berapa atau hari apa saja dia jualan.
Bagian dari "Kenormalan" hidup di Jakarta.

Dari aku masih kecil, seketat apapun kompleks yang kutinggali tetap saja ada pedagang-pedagang keliling yang bisa masuk untuk menjajakan makanan atau dagangannya.
Dan lama kelamaan makanan mereka juga memjadi akrab bahkan kadang menjadi standar akan arti makanan enak. Setuju kaaaann..

PPKM yang lebih relaks membuat para pedagang kembali masuk ke perumahan.
Di hari Minggu dimana kompleks lebih sepi suasananya, mendengar kembali teriakan mereka menjajakan makanan ternyata seperti kembali pada kehidupan normal.
Keberadaan mereka seperti seperti sebuah tali atau senar terhadap kehidupan yang biasa kujalani.

Aku kagum dengan para penjaja makanan keliling ini, daya juangnya tinggi dan tak patah semangat.  Mungkin karena ini adalah periuk nasi mereka.  Namun keuletan dan daya tahannya patut diacungi dua jempol.
Beberapa dari mereka selama PPKM Darurat tetap berdagang keliling walaupun tidak boleh masuk kompleks-kompleks perumahan.
Sepertinya mereka tetap percaya bahwa kita musti bekerja untuk menjemput rejeki yang sudah Allah berikan.

Kagum aku dengan kemampuan beradaptasi, sikap semeleh dan perjuangan hidup mereka.

Tetap Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun