Mohon tunggu...
Savita Karyatama Apr
Savita Karyatama Apr Mohon Tunggu... Freelancer - Event Enthusiast

Seorang pengembara yang suka bercerita tentang kehidupan, peristiwa, sejarah, dan hal seru lainnya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masih 16 tahun, dari Riau Berbagi Ilmu ke Kepulauan Sula Maluku

20 Desember 2023   18:01 Diperbarui: 20 Desember 2023   18:06 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini aku tulis tahun 2019 dan aku dedikasikan untuk salah satu mantan anak didikku yang hebat. Anak yang cerdas dengan segudang bakat dan talenta luarbiasa yang tersembunyi. Sebut saja namanya Erdi, anak yang istimewa itu selalu membuat suasana menjadi hidup. Tapi kini, sebelum aku memenuhi janji untuk kembali menemuinya, ia sudah lebih dulu meninggalkanku, meninggalkan kami semua. Pergi selamanya ke tempat yang lebih baik, ditengah fenomena wabah ini, ditengah bulan yang mulia pula ini. Dan untuk mengenang Erdi, aku memutuskan untuk menulis bagaimana awal mula pertemuanku dengan superhero kuat itu. Bukan bermaksud apa, aku hanya ingin terus mengenang, menolak lupa bagaimana indahnya masa masa itu. Untuk kalian yang sempat membaca tulisanku, berkenanlah sekiranya untuk mengirim sebaris doa untuk superhero kita ini.

Oke, halo gais! Udah ga sabar nih mau cerita (berusaha mengubah atmosfer)
Gimana kabarnya? Heiyo jangan lupa tersenyum hari ini wkwk (maksa banget buat baik baik aja)
Nah cerita ini akan terbagi menjadi tiga babak, ceila babak kek lagi main apaan aja. Terserah dah mau ngemeng apa, yang jelas cerita ini dibagi jadi tiga bagian inti. Yaitu: Masa Seleksi, Masa Karantina, dan Masa Pengabdian. Tuh keliatan asik banget kan hehe. Tapi sebelum menuju ke bagian inti itu, yang pertama dan paling utama adalah menjawab pertanyaan klasik dan legendaries yang berbunyi "PJN ITU APA SIH TENG?" nah, mungkin sebagian dari kalian udah ada yang tau PJN itu apa dong yah. Tapi mungkin juga sebagian netijen belum tau PJN itu apa. Hehe. Jadi marilah kita mulai dengan prolog ini terlebih dahulu

Prolog

PJN adalah singkatan dari Pengajar Jelajah Nusa merupakan program kerjasama antara UltraJaya dan Indonesia Mengajar dalam mengajak anak anak muda khususnya SMA sederajat dan baru baru ini mahasiswa juga boleh ikut serta untuk melakukan proyek positif dibidang pendidikan. Selama kurang lebih satu minggu mereka akan tinggal dan berinteraksi dengan masyarakat dan siswa SD diberbagai pelosok Indonesia.

Selama waktu tersebut, para pengajar jelajah nusa (PJN) akan merasakan hidup dan realita di daerah pelosok Indonesia. Mereka akan membantu para pengajar muda Indonesia untuk mengajar kreatif didaerah penempatan. Harapannya, para PJN akan dapat menginspirasi siswa siswa SD didaerah untuk terus menuntut ilmu lebih tinggi dan setelah selesai program, para PJN akan kembali membawa pengalaman, cerita, dan inspirasi yang dapat mereka bagi ke lingkungan sekitar.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Bagian satu: Masa Seleksi
Sebelumnya aku tau PJN itu dari temen, dia bener bener antusias banget buat ajak aku ikutan program keren ini. Karna kepo, yauda akhirnya aku mulai buat cari info gitu. Terus mulai daftar deh, waktu itu persyaratan dokumen adalah mengisi data diri dan membuat beberapa esai. Waktu itu udah sempet buka esai terus pas diliat aku tu kek "ah nanti aja deh" gitu. Emang dasarnya anak bebal giliran udah h-1 penutupan baru deh kelabakan sendiri. Cari referensi, buat kerangka, menyusun kalimat. Total pertanyaan esai ada lima buah kalo ga salah dan semua baru dibuat di h-1 penutupan. Yaampun, aku beneran nyaranin kalian buat engga niru adegan lucknut ini wkwk. Bener bener ngga membuat kerja kalian menjadi maksimal.

Oke setelah kerja paksa untuk membuat esai dilakukan, aku menyadari penyesalan yang beneran udah ngga berguna lagi. Aku Cuma bisa ngomel "kenapa ga dari dulu si savita pintar, kenapa ga di angsur dari kemaren anak sholehah". Sampai semua esai sudah tersubmit aku baru menarik nafas panjang dan sujud syukur karna mampu menyelesaikan persyaratan. Serius deh bikin esai itu cape, apalagi lima sekaligus dalam satu hari. Seminggu kemudian, pengumuman seleksi esai menjadi trending topik dalam hidupku. Setelah melihat hasil pengumuman, hastag Alhamdulillah lolos (#ganyangkalolos) langsung menjadi magnet tersendiri yang benerbener harus di syukuri.

Tahap kedua dari seleksi PJN2018 adalah tes wawancara. Deg deg an guys. Takutnya kaya di sidang skripsi gitu terus gabisa jawab pertanyaan dari penguji (padahal belom sidang hehe). Sehari setelah pengumuman esai, aku dihubungi oleh salah satu panitia penyelenggara via whatsapp. Ya ampun, kakaknya baik banget guys. Namanya kak dita. Proses wawancara melalui video call whatsapp dan beliau memberikan pilihan waktu kepada daku. Tuh, baik banget kan kak Dita. Biar ga kalangkabut kaya sebelumnya aku nyiapin teks apa aja yang mau diomongin, kalau kalau nanti aku kehabisan jawaban. Latihan ngomong takutnya ntar malah gugup atau gimana. Pokoknya kejadian ceroboh ketika seleksi esai gaboleh terulang dua kali. Cukup roma, cukup.

Hari yang ditunggu tiba. Bukan main deg deg an nya. Tapi ternyata kak Dita santuy dan asik banget orangnya. Jadi ga grogi deh hehehe. Lancar jaya Alhamdulillah. Singkat cerita seleksi wawancara berjalan sesuai rencana dan tinggal berdoa untuk menjadi salah satu dari 24 orang beruntung yang akan menjadi perserta PJN 2018. Dibantu ya guys,dibantu. Wkwk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun