Mohon tunggu...
savira ramadhanti
savira ramadhanti Mohon Tunggu... Freelancer - Bekasi

Mahasiswa Psikologi di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Di Era Digital Saat Ini, Bagaimana Eksistensi Media Cetak?

7 Juli 2019   21:34 Diperbarui: 7 Juli 2019   22:00 19606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media merupakan alat atau saluran penghubung komunikasi seseorang kepada orang lain. Dengan adanya media, maka terjadilah sebuah komunikasi, karena komunikasi ialah suatu proses penyampaian pesan dari satu individu kepada individu lainnya.

Media cetak merupakan salah satu saluran komunikasi yang cukup efektif dalam penyampaian informasi. Menurut indonews.com tahun 2018, karya jurnalistik berbentuk cetak adalah yang tertua di dunia. Media cetak pertama di dunia adalah yang dituliskan diatas papan bernama Acta diurna, pertama kali muncul pada 131 SM pada masa Republik Romawi. Media cetak memiliki berbagai bentuk, contohnya berupa koran, majalah, tabloid, dan lain-lain.

Kini media tersebut banyak digantikan perannya dengan media online. Media cetak sekarang banyak ditinggalkan para pembacanya akibat perkembangan teknologi digital. Perkembangan teknologi informasi ini telah mengubah bentuk media dari singlemedia menjadi multimedia. Sekarang, pembaca lebih memilih budaya watching dibandingkan reading.

Melihat fenomena ini, bagaimana cara media cetak mengambil perannya kembali untuk tetap memposisikan dirinya sebagai saluran penyampaian informasi? Bagaimana cara mempertahankan media cetak agar tetap menjadi perhatian konsumen?

Menurut Kusuma (2016) menjelaskan media cetak dari segi jumlah bertambah tetapi dari segi pembaca telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Data dari BPS menunjukkan masyarakat berumur 10 tahun ke atas yang membaca surat kabar sebesar 23,0 %. Tahun 2006 berkurang menjadi 0,3%. Kemudian turun drastis tahun 2009 menjadi 18,4% dan pada tahun 2012 turun lagi sampai sebesar 17 %. Hal ini jelas dalam konteks pembaca dan pasar maka media cetak makin berkurang dan tentu saja lama-kelamaan media cetak ini bisa mengalami gulung tikar.

Eksistensi media cetak di tengah media online
Masyarakat Indonesia saat ini tetap bertahan dengan media cetak, sementara masyarakat luar sudah berpindah ke arah digital. Adanya jaringan internet telah mengubah cara orang menggunakan media bahkan di seluruh dunia. Perubahan bentuk penyampaian pesan dari cetak menjadi online berdampak pada masa depan media itu sendiri. 

Bergesernya kebiasaan pembaca untuk mengonsumsi media dengan menggunakan koneksi internet dan mulai meninggalkan media cetak menjadi ancaman tersendiri bagi eksistensi media cetak. Penerbitan tabloid, koran dan semacamnya itu menjadi semakin sulit karena kebiasaan membaca orang yang sudah berubah.

Andoko (dalam Kusuma, 2016) menjelaskan apalagi ketika harga kertas semakin mahal dan industri media cetak menjadi semakin sulit untuk bertahan, pilihan bagi media cetak mau tak mau harus mentransformasi diri untuk ikut menguasai dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang ada.

Keunggulan media cetak dari perspektif psikologi
Jika membandingkan koran atau surat kabar dengan media online maka berita yang disajikan dari koran bisa terbilang masih bisa dipertanggungjawabkan karena pembuatannya pun melalui proses editing kepada tim redaksi. Sedangkan media online, agak sulit dipertanggung jawabkan karena masih banyak juga yang belum memahami kode etik jurnalistik, sehingga dapat memungkinkan terjadinya kesalahan penyedia informasi. Media cetak dianggap lebih mampu mencegah informasi yang tidak layak serta menyajikan berita secara lebih akurat. 

Menurut Gumelar dan Maulana (2013), media cetak masih menjadi menarik karena informasi yang diterbitkan bisa disimpan tanpa harus melakukan "recording" seperti dalam media siaran, dan informasi tersebut masih bisa didapatkan kembali jika suatu saat diperlukan.

Langkah media cetak mengambil perannya kembali 
Resmadi dan Yuliar (dalam Kusuma, 2016) mengungkapkan bahwa konvergensi media adalah salah satu perkembangan media massa yang melibatkan banyak faktor, teknologi dalam penggunaanya. Media cetak kini dapat beradaptasi dengan media online. Kehadiran internet membuat media cetak menerapkan konsep konvergensi media seperti media online, e-paper, e-books, radio streaming, dan media sosial.

Menurut Khadziq (2016) hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keputusan untuk melakukan konvergensi media adalah salah satu langkah yang tepat untuk membantu media cetak jika ingin terus eksis dan berjuang memberikan pelayanan kepada konsumennya. Untuk dapat tetap bertahan, media konvensional harus mempertahankan mutu dan kepercayaan atas informasi yang disajikan. Mutu dan kepercayaan konsumen dapat dibangun dengan membentuk jiwa profesionalisme pencari berita yang menerapkan etika jurnalisme.

Perkembangan teknologi internet kini yang mendorong masyarakat untuk menggunakan media online. Jika tidak ada langkah yang signifikan maka media cetak akan sangat terancam keberadaanya sehingga akan terjadi penurunan drastis pengguna saluran tersebut. Media online sudah jauh perkembangannya mengikuti perkembangan masa kini. Pemberitaan media online lebih cepat, aktual dan berkelanjutan sehingga pengguna yang terkoneksi internet dapat langsung mengakses media online dimana saja dan kapan saja.

Media online kini sudah sangat merambah dunia digital. Mereka dapat menarik masyarakat untuk dapat mengaksesnya kapan saja. Lalu bagaimana dengan nasib media cetak? Apakah kehadiran media online dapat menggantikan posisi saluran ini? Lalu apa mungkin dengan berkembangnya teknologi, kita malah mematikan sesuatu yang seharusnya dapat didukung oleh perkembangan teknologi itu sendiri?

REFERENSI
Gumelar, G dan Maulana, H. 2013. Psikologi Komunikasi Dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.

Khadziq. 2016. Konvergensi Media Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja Dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal). Jurnal Uin Suka. Vol 10(1):5-20.

Koran sindo. 2018. Ketika Media Cetak Lebih Unggul Dibanding Online. https://nasional.sindonews.com/read/1270823/18/ketika-media-cetak-lebih-unggul-dibanding-online-1515011235. Diakses pada 27 Juni 2019 pukul 20.00.

Kusuma, s. 2016. Posisi Media Cetak Di Tengah Perkembangan Media Online Di Indonesia. Jurnal Unika Atma Jaya. Vol 5(1):56-71.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun