Mohon tunggu...
Savira Khanza R.
Savira Khanza R. Mohon Tunggu... -

Student at University of Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Kreativitas Periklanan dan Keseimbangan Sosial – Ekonomi di Indonesia

11 Juni 2014   19:52 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:12 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu, seringkali kita melihat banyaknya iklan yang menayangkan sikap sinisme kepada kompetitor bisnisnya. Iklan yang kotroversial tersebut akan mendorong konflik dan ketidak seimbangannya ekonomi di Indonesia. Tidak jarang pula, promosi yang dilakukan berupa pemberian hadiah namun tidak memberikan informasi terkait syarat dan ketentuan yang harus dilalui para konsumen. Berorientasi pada keuntungan yang besar, promosi yang dilakukan sering tidak mencerminkan kenyataan yang ada agar para konsumen tertarik untuk membeli produk.

Pada teori komunikasi yaitu Hypodermic needle theory dikatakan media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif. Bedasarkan paparan teori tersebut, media massa yang merupakan agen sosialisasi dapat memberikan refleksi yang kuat. hal tersebut memiliki keterhubungan dengan periklanan, iklan yang disiarkan pada media massa memberikan rangsangan dan mendorong khalayak untuk merespon dengan membeli. Apa jadinya jika iklan tersebut mendorong para khalayak untuk menjadi konsumtif atau anak – anak memiliki daya rengek kepada orangtuanya untuk membeli suatu produk? Pertanyaan tersebut dapat terjawab karena kini perkembangan iklan memiliki kemajuan dan mendorong terciptanya keseimbangan sosial-ekonomi di Indonesia.

Etika Pariwara Indonesia (EPI) diluncurkan bukan untuk pembatasan kreatifitas namun mendorong keseimbangan. Anak – anak yang belum memiliki banyak pengetahuan mungkin dapat mengikuti pesan yang disampaikan tanpa memikirkan dampaknya. Promosi iklan produk berhadiah sangat menarik khalayak anak – anak dan dapat mendorong anak untuk memaksa orangtuanya. Dalam mengatasi hal tersebut salah satu pasal yang tercantum pada Etika Pariwara Indonesia yang dapat menciptakan keseimbangan sosial-ekonomi pada media iklan yaitu:

1.25 Ketaktersediaan Hadiah

Iklan tidak boleh menyatakan “selama persediaan masih ada” atau kata-kata lain yang bermakna sama.

Dengan adanya pasal tersebut maka pengiklan perlu memerhatikan bahwapemberian hadiah tidak sepantasnya mengatakan “selama persediaan masih ada” yang dapat mendorong anak – anak untuk meminta bahkan memaksa orangtuanya untuk segera membeli produk yang berhadiah tersebut.

Jika ada kutipan yang dikatakan oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel periode 1996 – 1999, yaitu “The right combination is between a free economy and social policy that addresses the needs of society and creates equal opportunity.” Benar adanya bahwa kombinasi yang tepat adalah antara ekonomi bebas dan kebijakan sosial yang membahas kebutuhan masyarakat. Hal tersebut dapat menciptakan dapat menciptakan rangsangan dan respons sosial yang positif pada media serta persaingan bisnis yang seat.

Referensi :

Berger, A. A. (1995). Essentials of Mass Communication Theory. London: SAGE Publications.

Etika Pariwara Indonesia (Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia), September 2007

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun