Mohon tunggu...
Savira Kamarani
Savira Kamarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate student

Akun Tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Sunan Kalijaga Semasa Hidupnya

5 Juli 2023   11:35 Diperbarui: 5 Juli 2023   11:53 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemimpin sebagai pembuat budaya (Culture Builder). Sebagai pemimpin, salah satu tugas utama adalah menciptakan dan mempengaruhi budaya organisasi. Budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, dan perilaku yang mendefinisikan bagaimana anggota organisasi berinteraksi dan bekerja bersama. Dalam konteks komunikasi, pemimpin berperan sebagai pembuat budaya dengan cara menyampaikan nilai-nilai inti, memperkuat norma-norma positif, dan membangun identitas bersama yang menggambarkan esensi organisasi. Komunikasi pemimpin harus konsisten dan menginspirasi anggota organisasi untuk mengadopsi budaya yang diinginkan.

Pemimpin sebagai pembuat strategi (Strategy Maker). Pemimpin organisasi bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengkomunikasikan visi, misi, serta tujuan strategis organisasi. Dalam peran ini, komunikasi pemimpin harus jelas, transparan, dan menginspirasi sehingga seluruh anggota organisasi memahami dan tertarik untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin harus mampu mengomunikasikan rencana aksi, alokasi sumber daya, serta peran masing-masing anggota dalam mewujudkan strategi tersebut. Komunikasi yang efektif akan memastikan seluruh organisasi bergerak searah menuju pencapaian visi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pemimpin sebagai pembuat makna (Meaning Maker). Ketika organisasi menghadapi perubahan, tantangan, atau krisis, penting bagi pemimpin untuk memberikan makna dan interpretasi atas situasi tersebut. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan makna yang mendalam dan memberikan pandangan yang positif serta inspiratif, sehingga anggota organisasi merasa termotivasi dan merasa bahwa upaya mereka memiliki arti dan kontribusi bagi keberhasilan organisasi. Pemimpin sebagai pembuat makna harus menghindari ambiguitas dan menyampaikan pesan dengan cara yang menghidupkan semangat dan semangat juang di tengah-tengah tantangan.

Secara keseluruhan, pemimpin yang efektif dalam segi komunikasi akan mampu menciptakan budaya yang kuat, merumuskan strategi yang jelas, serta memberikan makna dan inspirasi bagi seluruh anggota organisasi. Dengan menggabungkan ketiga peran ini, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif, produktif, dan penuh semangat untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam studi kasusnya Sunan Kalijaga, salah satu wali songo yang dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di Indonesia, dapat dihubungkan dengan tiga kategori kepemimpinan dalam segi komunikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya:

Pemimpin sebagai pembuat budaya (Culture Builder). Sunan Kalijaga dapat masuk ke dalam kategori ini karena peran besar beliau dalam menciptakan budaya keberagamaan yang inklusif dan toleran. Beliau mampu menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang ramah dan damai, menghormati keberagaman budaya lokal, dan menciptakan harmoni antara umat Muslim dan non-Muslim. Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat jelata, sehingga budaya kebersamaan dan empati dalam masyarakat juga dipromosikan melalui komunikasinya.

Pemimpin sebagai pembuat strategi (Strategy Maker). Sebagai salah satu wali songo, Sunan Kalijaga berperan penting dalam merumuskan strategi dakwah Islam di Jawa. Beliau menggunakan pendekatan yang cerdas dan taktis dalam menyampaikan pesan agama kepada masyarakat. Melalui cerita-cerita atau syair-syair yang diadaptasi ke dalam budaya lokal, beliau berhasil mengkomunikasikan ajaran Islam dengan cara yang mudah dipahami dan relevan bagi masyarakat pada masanya. Strategi komunikasi yang digunakan oleh Sunan Kalijaga membantu dalam menyebarkan ajaran Islam secara luas di Jawa.

Pemimpin sebagai pembuat makna (Meaning Maker). Sunan Kalijaga juga masuk dalam kategori ini karena peran beliau dalam memberikan makna spiritual dan inspirasi kepada masyarakat melalui komunikasinya. Pesan-pesan kebijaksanaan, ketenangan jiwa, dan ketaqwaan yang disampaikan beliau membantu menghadirkan makna yang mendalam dalam hidup orang banyak. Selain itu, beliau juga mampu memberikan interpretasi ajaran Islam yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, kesederhanaan, dan persaudaraan, sehingga masyarakat merasa terpanggil untuk mengamalkan ajaran agama dengan penuh rasa penghayatan.

Dapat disimpulkan bahwa Sunan Kalijaga merupakan seorang pemimpin yang menjalankan ketiga peran tersebut dalam segi komunikasi. Melalui perannya sebagai pembuat budaya, pembuat strategi, dan pembuat makna, beliau berhasil mencapai tujuan dakwahnya dan memberikan dampak yang besar bagi perkembangan agama Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun