Mohon tunggu...
Trip

Terimakasih Cirebon

13 Mei 2018   16:09 Diperbarui: 24 Mei 2018   21:27 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan ke Cirebon kali ini merupakan sebuah tantangan bagi Mahasiswa ATVI Semester 2. Mengapa tidak, perjalanan ini dituntut untuk focus dalam mengambil sebuah moment dan mencari sesuatu yang baru untuk ditunjukan kepada para penguji nantinya. Perjalanan kali ini bisa dibilang menjadi ajang untuk menyegarkan pikiran dari panas polusi ibukota dan kejenuhan atas tugas lainnya. 

Dalam mengerjakan tugas fotografi kali ini, mahasiswa dituntut harus menemukan sesuatu yang menarik dari destinasi wisata yang akan dikunjungi saat di Cirebon. Tantangan bukan?. Untuk beberapa orang yang mungkin berasal dari Cirebon ini bukanlah tantangan, tapi untuk beberapa yang bukan dari Cirebon ini merupakan tantangan karena dengan modal hanya melirik si Mbah Google untuk sekilas mengetahui seperti apa gambaran destinasi-destinasi wisata yang akan dikunjungi.

Cirebon, siapa yang tidak tahu Kota Cirebon? Kota kecil dengan kekhasan nya Batik Mega Mendung juga disebut kota Udang. Mungkin bagi sebagian orang Cirebon hanyalah sebuah kota kecil. Namun, didalam kota kecil tersebut banyak sekali kenangan indah bagi seseorang. Kenangan itu dimulai pada tanggal 3 Mei 2018.

1527168395828-5b06c034caf7db22df5a3225.jpg
1527168395828-5b06c034caf7db22df5a3225.jpg
Perjalanan dimulai pukul 07.00 WIB dengan Kereta Eksekutif Argo Muria via Gambir. Gerbong 8 merupakan gerbong terakhir di kereta tersebut. Gerbong yang berisi orang-orang yang senang dengan penuh canda tawa seakan siap untuk liburan padahal tentu mereka tahu ini bukanlah liburan. 3 jam perjalanan yang nyaman nan indah karena disuguhi pemandangan hijau yang sangat luas juga penuh canda tawa. 

1527168479826-5b06c00acaf7db22df5a3223.jpg
1527168479826-5b06c00acaf7db22df5a3223.jpg
Didalam gerbong Ica dengan Rere yang membuat suasana menjadi ramai penuh gelak tawa entah apa yang ditertawakan namun membuat siapapun yang melihat nya ikut tertawa. Mereka menebarkan virus bahagia. Tak terasa sampailah kereta di Cirebon.

Selamat datang Cirebon.

Rasanya sangat nyaman, disambut dengan teriknya mentari Cirebon dan angin-angin menari kecil menyambut kami. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bis dari travel. Yap! Semua kegiatan telah terjadwal dengan baik entah dalam hal makanan, trasnportasi, juga destinasi wisata yang akan dikunjungi dan pelayanan yang sangat baik nan ramah. Travel tersebut adalah Kedai Travel. Dan inilah Kota Cirebon orang nya ramah-ramah...

2-5b06be46bde57567f05be412.jpg
2-5b06be46bde57567f05be412.jpg
Destinasi pertama yaitu Taman Budaya Hati Tersuci. Taman Budaya adalah tempat ibadah umat kristiani. Bentuk bangunan taman budaya ini sangatlah khas dengan bangunan-bangunan kuno kerajaan di Cirebon. Taman budaya ini luasnya kurang lebih 1Ha dan terdapat juga Taman Doa Regina Rosari dimana digunakan untuk sembahyang. Di taman budaya ini banyak terdapat patung-patung keagungan Nya. 

Tak hanya berkeliling di taman budaya, disini juga disuguhi Nasi Jamblang khas Cirebon tentunya. Enak. Sangat enak. Setelah berkeliling dan menyantap Nasi Jamblang, perjalanan berlanjut ke Keraton Kasepuhan.

3-5b06bf0cab12ae341e0a2452.jpg
3-5b06bf0cab12ae341e0a2452.jpg
Keraton kasepuhan, suasanya yang sangat rindang karena banyak pepohonan disana dan bangunan yang sangat khas diwarnai putih nan indah. Terlebih karena berada disana saat siang hari, warna bangunan tersebut seakan menyala memperlihatkan keagungan nya. Banyak sekali objek foto yang didapat tak terkecuali Human Interest. Wilayah yang luas yang membuat siapapun pasti penasaran untuk mengunjungi bagian dalam keraton. 

Namun, sayangnya tak sembarang orang bisa memasuki beberapa wilayah tersebut. Bila melihat di peta, terdapat sebuah sungai dibelakang keraton. Tapi tidak bisa dimasuki yang bukan abdi dalem keraton tersebut. Tak apa, kita harus menghargai peraturan yang ada disini dan menghormati nya. Setelah mendapatkan beberapa foto di Keraton Kasepuhan, perjalanan dilanjutkan ke Desa Gerabah Siti Winangun.

4-5b06c23fcaf7db31866f46f2.jpg
4-5b06c23fcaf7db31866f46f2.jpg
Desa gerabah SitiWinangun merupakan desa yang dimana warga nya menjadikan membuat gerabah sebagai pekerjaan utama juga kerajinan utama. Desa gerabah terletak di kecamatan Jamblang. Arti dari SitiWinangun sendiri adalah "tanah yang dibentuk". 

Di desa ini kami menemui banyak pengrajin-pengrajin yang telah lanjut usia dengan bermacam-macam gerabah yang telah dibuat. Menurut warga setempat, kerajinan membuat gerabah ini sudah ada dari nenek moyang mereka. Gerabah di Desa SitiWinangun terkenal dengan kekokohannya kerena menggunakan tanah liat asli setempat dan melakukan sebuah ritual yang dipercayai warga setempat. 

Ritual tersebut berupa mengelilingi makam Pangeran Jagabaya yang mana keahlian tersebut dari pangeran yang diturunkan kepada anak cucu nya hingga kini. Walaupun tidak semua warga melakukan ritual tersebut hanya beberapa mungkin yang masih mempercayai dan melakukan ritual tersebut. Perjalanan berakhir di tempat makan dan di hotel Ibis Budget sekitar pukul 20.00 WIB.

Hari kedua ini diawali dengan Morning Call atau Telfon Pagi oleh Panitia sekitar pukul 04.00 WIB. Dilanjutkan dengan sarapan juga mandi tentunya. Perjalanan dimulai di Batik Trusmi.

5-5b06c101bde57546162b1df2.jpg
5-5b06c101bde57546162b1df2.jpg
Siapa sih yang tidak tahu Batik Trusmi? Ya, batik trusmi merupakan produk batik andalan Cirebon yang terdapat di Kampung Trusmi. Di kampung ini hampir seluruh warga nya membuat batik. Baik dari pengrajin rumahan sampai industry rumahan terdapat di kampung ini. 

Tantangan dalam mencari momen membatik ini yaitu mengunjungi rumah-rumah yang memungkinkan si pembatik untuk mau di ambil gambarnya, juga mencari di rumah mana bisa ditemukan pembatik yang sedang membatik. Ternyata tidak mudah, ada beberapa pembatik yang tidak ingin di ambil gambarnya, namun ada juga yang menerima dengan antusias tinggi untuk memberikan informasi dengan diambil gambarnya. 

Warga disini sangatlah ramah dan lingkungan yang nan asri. Pembatik disini tak hanya dari kalangan ibu-ibu terdapat juga remaja dan bapak-bapak juga macam-macam cara membatik. Dari batik tulis sampai batik cap. Pengalaman yang indah bukan bisa mengetahui cara membuat batik dimana batik merupakan salah satu budaya terbesar di Indonesia.

Setelah dari Batik Trusmi perjalanan berlanjut ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa untuk melakukan Sholat Jum'at. Masjid ini terkenal dengan adzan pitu atau tujuh muazin yang memakai seragam putih. Masjid ini terkenal dengan arsitektur yang indah dan khas. 

Masjid ini disebut juga Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid Agung Cirebon. Masjid ini tidak memiliki puncak pada atapnya yang konon katanya puncak pada atapnya pindah ke Masjid Agung Banten yang dikarenakan saat adzan pitu untuk mengusir Aji Menjangan Wulung. Perjalanan berlanjut ke TPI Bondet.

6-5b06c14cab12ae31ad338c93.jpg
6-5b06c14cab12ae31ad338c93.jpg
TPI Bondet merupakan satu-satunya tempat pelelangan ikan yang masih aktif yang kemungkinan sebelumnya ada 11 TPI. Menurut salah satu nelayan disini, bahwa pelelangan ikan di Bondet ini menjadi satu-satunya pelelangan ikan yang tidak terkena sentuhan para rentenir walaupun ada beberapa yang memang meminjam modal kepada rentenir. Penghasilan di TPI ini lumayan besar dan tidak terkecuali ketika musim penghujan. 

Perjalanan ke TPI Bondet memakan waktu kurang lebih 45 menit karena TPI Bondet sendiri yang cukup jauh sehingga harus berjalan dahulu sejauh kurang lebih 5 KM. Terasa sekali bukan tantangan nya harus menempuh perjalanan sejauh itu hanya untuk mendapatkan sebuah momen?

Sesampainya di TPI Bondet ternyata pelelangan baru terjadi sekitar pukul 15.30 dan harus menunggu sekitar 30 menit. Dan rasa lelah pun terbayar ketika kapal menepi dan menurunkan ikan-ikan hasil tangkapan. Sungguh sore yang indah. Pukul 17.00 sudah waktunya kembali ke hotel dan mengisi ulang tenaga.

Hari ketiga di Cirebon ini hari terberat, karena harus bangun pagi demi mengejar sunrise di Pantai Kejawanan. Kali ini morning call tidak melalui telefon tetapi di ketuk langsung pintunya dengan kerasnya agar langsung terbangun. 

7-5b06c213dd0fa82a120a97e2.jpg
7-5b06c213dd0fa82a120a97e2.jpg
Dengan muka masih penuh mimpi dan berharap bahwa mentari bisa menunggu sesaat untuk tidur 10 menit. Rombongan ATVI memenuhi pesisir pantai lengkap dengan perlengkapan kamera masing-masing. Pukul 05.30 WIB sudah namun mentari masih belum terlihat entah mungkin masih mengantuk. Dan ternyata 10 menit kemudian mentari datang dengan indah nya tanpa permisi. 

8-5b06c281dd0fa84c6400e2a2.jpg
8-5b06c281dd0fa84c6400e2a2.jpg
Sungguh ternyata seindah inikah sunrise?. Setiap kali bangun di pagi hari langsung pergi mandi tanpa melirik sang mentari. Kurang lebih 30 menit disana untuk mengambil gambar keindahan sunrise lalu memutuskan untuk kembali ke hotel dan bersiap-siap.

9-5b06c5ad5e137373fc645172.jpg
9-5b06c5ad5e137373fc645172.jpg
Perjalanan selanjutnya ke Situs Purbakala Cipari. Situs ini terdapat di Kaki Gunung Ciremai. Di situs ini banyak terdapat peninggalan-peninggalan prasejarah kebudayaan megalitikum. Sesampainya di situs ini ternyata isinya hanya beberapa tumpukan batu prasejarah namun, ternyata cerita dibalik batu itu mengesankan. Betapa hebatnya para pendahulu yang hidup hanya menggunakan batu-batu tersebut. 1 jam berada di Situs Cipari sepertinya cukup untuk mengenal kehidupan di masa lampau dan mensyukuri atas kemajuan di era sekarang ini.

10-5b06c542caf7db6faf65c643.jpg
10-5b06c542caf7db6faf65c643.jpg
Perjalanan berlanjut ke Gedung Perundingan Linggarjati. Indahnya gedung linggarjati yang masih kokoh dan beragam gambaran pada masa penjajahan dan pada saat perundingan berlangsung. Di gedung ini terdapat tour guide yang dapat memberikan informasi-informasi tentang apa saja yang terdapat dalam gedung perundingan. Di bagian belakang gedung terdapat sebuah kolam ikan yang cukup besar dan mempunyai ikan yang cukup banyak. 

Dari tempat kolam tersebut bisa terlihat jelas pemandangan Gunung Ciremai yang sangat indah. Gedung perundingan juga tidak hanya dijadikan tempat karya wisata tetapi dijadikan juga tempat piknik. Selain keaslian bangunan nya, diluar gedung juga dipenuhi pohon-pohon besar yang rindang. Setelahnya dari Gedung Perundingan bus berangkat ke Restoran Kelapa Manis.

Di restoran ini makanan nya prasmanan dan tentunya sangatlah enak. Makan dengan disuguhi pemandangan Kaki Gunung Ciremai nan indah. Sungguh nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan. Berlebihan rasanya tapi begitulah adanya. 

11-5b06c3cfab12ae67d83dc4f5.jpg
11-5b06c3cfab12ae67d83dc4f5.jpg
Perut sudah kenyang dan saatnya semangat lagi untuk Tari Topeng di Keraton Kanoman. Malam ini puncak dari segala tantangan atas 4 hari di Kota Cirebon. Memotret Tari Topeng khas Cirebon dengan gerakan yang sangat cepat juga dengan penerangan seadanya menjadikan mahasiswa atvi termasuk penulis sendiri tertantang untuk bisa menghasilkan gambar terbaik. 2 kali penampilan tari topeng tersebut baik individu maupun kelompok. 

12-5b06c7a35e13736e76550f23.jpg
12-5b06c7a35e13736e76550f23.jpg
Akhirnya berhasil juga melewati malam ini. Walaupun penutupan malam ini diwarnai ketegangan karena salah satu rekan ada yang kerasukan dan tidak sadarkan diri hingga membuat semua orang di bis 4 panik bukan kepalang tapi, itulah kenangan nya. Bisa jadi pengalaman jika mendatangi tempat sakral harus permisi, harus jaga mulut, dan harus sopan. Tibalah waktunya istirahat.

Hari ini 6 Mei 2018 hari terakhir di Cirebon. Indah nya Cirebon walaupun matahari sangat terik menyengat namun tidak menghalangi semangat kami dalam melalui tugas fotografi ini. Destinasi wisata hari terakhir adalah Goa Sunyaragi.

13-5b06c5aadd0fa87e003ada42.jpg
13-5b06c5aadd0fa87e003ada42.jpg
Goa Sunyaragi adalah tempat untuk menyepi dari segala aktivitas kehidupan. Sunya artinya sunyi atau sepi dan ragi artinya raga atau jiwa. Goa ini terbilang cukup luas dan banyak terdapat ruang-ruang kecil yang sepertinya memang disediakan untuk menyepikan jiwa dan tiap ruangan punya fungsinya masing-masing. 

Di Goa Sunyaragi pun terdapat legenda yang katanya jika memegang batu Perawan Sunti untuk perawan yang belum punya jodoh konon katanya akan susah mendapatkan jodoh. Tetapi jika ingin hubungannya langgeng bisa memasuki Goa Kelanggengan yang masih merupakan bagian Goa Sunyaragi.

14-5b06cdb7caf7db37744d9ad2.jpg
14-5b06cdb7caf7db37744d9ad2.jpg
Setelahnya dari Goa Sunyaragi, bus berangkat ke destinasi akhir yaitu makan Empal Gentong. Makan tersebut sekaligus menutup perjalanan selama 4 hari 3 malam yang berkesan selama di Cirebon. Perjalanan diselesaikan menggunakan Kereta Api Argo Jati dan perpisahan di Gambir pukul 17.00 WIB. Selama di Cirebon kami dilatih untuk saling bekerja sama, saling membantu satu sama lain, saling menjaga diri dan menjaga teman-teman. 

1527168493447-5b06c554ab12ae1835571c43.jpg
1527168493447-5b06c554ab12ae1835571c43.jpg
Pelajaran berharga nya adalah "Untuk menjadi seorang BROADCASTER HANDAL harus punya mental yang kuat, fisik yang kuat pastinya, dan harus siaga setiap waktu. Kami juga dituntut untuk siap bangun pagi dengan aktivitas sepanjang hari. Harus siap panas-panasan dan berjalan jauh demi mencari sebuah berita dan sebuah momen. Aku Broadcaster Kuat" -- Savira Daniaty Kurnia'13 Mei 2018.

Terimakasih Mama, Terimakasih ATVI, Para Dosen Fotografi, Kedai Travel, dan tentunya Terimakasih Cirebon atas cerita indah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun