Mohon tunggu...
Savio Galgeni Sigit
Savio Galgeni Sigit Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar tingkat pertama SMA Seminari Mertoyudan

Seminaris tingkat 1, hobi bermain bola dan voly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Betlehem Sukacita Kasih Karunia Allah

28 November 2024   08:53 Diperbarui: 28 November 2024   09:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yesus Kristus lahir di kota Betlehem. Betlehem berasal dari bahasa Ibrani "Bet" yang berarti rumah dan "Lehem" yang berarti roti. Jadi, nama Betlehem berarti rumah roti.  Dari arti ini, kita dapat mengambil makna bahwa Yesus lahir dari rumah roti. Rumah roti sendiri adalah pribadi Yesus sendiri. 

Kita lihat dari Injil Yohanes 6 : 51 "Akulah roti hidup." Roti hidup yang diberikan oleh Yesus Kristus adalah sebagai tempat untuk manusia mencapai tujuan akhir hidup mereka yang sebenarnya. Roti kehidupan yang dinyatakan Yesus adalah sumber kehidupan , yang dapat memberikan kebahagiaan, kebenaran, keselamatan kepada semua manusia.          

Kisah kelahiran Yesus di Betlehem mengajarkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kita tidak perlu mencari pengakuan atau kehormatan dari dunia. Yang terpenting adalah hidup dengan hati yang rendah, terbuka untuk menerima kasih Tuhan dan memberikan kasih kepada sesama. 

Betlehem, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak dalam bentuk kemewahan, tetapi dalam keheningan, ketulusan, dan kerendahan hati.

Melalui Betlehem, kita diajak untuk merenungkan kembali arti dari hidup yang sederhana dan penuh dengan kasih. Sebagai simbol kerendahan hati, Betlehem mengajarkan bahwa kemuliaan sejati datang dari ketulusan hati dan kesediaan untuk melayani tanpa pamrih. 

Ketika kita hidup dengan kerendahan hati, kita akan mampu melihat dunia dengan cara yang lebih penuh kasih, menghargai setiap momen dalam kehidupan, dan membuka diri untuk menerima berkat Tuhan dalam bentuk yang paling sederhana.

Dengan merenungkan Betlehem, kita juga diajak untuk mengubah cara pandang kita terhadap dunia dan kehidupan. Di tengah kemewahan dan godaan untuk mengejar kekayaan atau kehormatan, Betlehem mengingatkan kita bahwa hidup yang penuh dengan kerendahan hati adalah kehidupan yang lebih bermakna. 

Seperti Yesus yang datang ke dunia dengan sederhana, kita pun diajak untuk menjalani hidup dengan sikap yang rendah hati, yang mampu melihat keindahan dalam kesederhanaan, menemukan kedamaian dalam ketulusan, dan memberikan kasih tanpa mengharapkan apa pun sebagai imbalannya.

Pada zaman ini, banyak sekali orang kaya yang tidak mau merendahkan hati terhadap orang miskin. Banyak dari mereka menganggap bahwa orang miskin adalah masyarakat rendahan. Mereka menganggap orang miskin tidak mampu melakukan apa-apa. Mereka lebih memilih untuk memperbanyak harta mereka tanpa mau memperhatikan dan membantu sesama. 

Padahal Yesus mengajarkan kita tentang kerendahan hati lewat kelahirannya di palungan kandang domba, demi menyelamatkan dan menebus dosa manusia. Harta yang kita miliki di dunia, nantinya tidak akan dibawa pada saat kita sudah tidak ada di dunia lagi.

Oleh karena itu, kita harus menyambut Natal yang akan datang dengan terbuka dan rendah hati. Dengan terbuka dan rendah hati, kita dapat merasakan sukacita kasih karunia Allah di tengah-tengah masyarakat. Semoga perayaan Natal tahun ini, dapat memberi harapan penuh dengan sukacita. Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun