Mohon tunggu...
Savindra NovalMuhardani
Savindra NovalMuhardani Mohon Tunggu... Model - gaming vs everybody

saya chinese tapi my skin is so black and i hav e a oil industry in my face so what the hell men welcome to my profil, enjoyyyyyy mamank

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan-jalan Sambil Belajar, Cakep

27 Desember 2019   00:01 Diperbarui: 27 Desember 2019   00:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian dari kota jepang yang membuat saya tertarik mengunjunginya ialah view para pedestriannya, nah walaupun banyak sekali masyarakat yang berjalan kaki dijalan hal tersebut tidak membuat jalan menjadi macet seperti di indonesia, mungkin karena jalur pedestrian di jepang sudah dibuat khusus dengan perhitungan atau hanya masyarakat indonesia yang kurang mematuhi tentang peraturan dijalan raya, kota tokyo yang akan saya nikmati mungkin ketika sedang di negara jepang, saya ingin berada di antara crowded para pedestrian di tokyo, nah dengan hal itu saya bisa mengabadikan foto dengan gaya urbex atau street, view gedung - gedung di tokyo dengan gemerlap electric board di setiap sisinya akan membuat foto lebih cantik. Tidak kalah dengan jogja ketika ada ulang tahun ada festival di jalan utama, di jepang pun juga ada, ini juga membuat saya tertarik untuk ke tokyo karena ada festival yang bernama Harajuku Super Yosakai, kalau di yogyakarta mungkin di sebut iring iringan wekekekeke, ribuan penari jepang turun ke harajuku station untuk menuju panggung utama, sama halnya di jogja beberapa jalan akan di tutup untuk melancarkan acara festival ini.

Untuk makanan yang ingin saya coba dari negara jepang bukan sushi maupun ramen, yakni adalah soba, soba memiliki keunikan untuk cara memakannya jadi saya tertarik untuk mencoba makanan tersebut, beberapa orang mengatakan bahwa mie ini adalah jiwa orang jepang, mie ini juga terbuat dari tepung gandum seperti mie pada umumnya, disajikan dengan kondisi basah setelah di kukus, dan disajikan dengan cara terpisah dengan kuahnya, jadi penikmat mie ini harus mencucup mie tersebut sambai berbunyi "slurp" mungkin terkesan tidak sopan, namun ini memang apresiasi bagi penikmat mie soba tersendiri.

 Orang memakan soba akan lebih merasakan gestur mie dan aroma kuah jika si penikmat soba hanya menyelupkan soba ke kuah bukan merendamnya, berbeda dengan ramen yang bisa disebut mie kuah kalau soba mungkin amfibi wkekekekeke, bisa hidup di dua alam. Soba bisa didapatkan di jepang dengan mudah, karena hampir semua restoran di jepang yang menjual mie juga menjual soba. Restorannya sendiri pun pasti terletak di pinggir jalan khas dengan tirai penutup agar pengunjung tidak terkena asap kendaraan yang lewat.

Memikirkan soba, saya ingin membawa eksistensi mie jepang ini ke negara asal saya indonesia. Mungkin akan sedikit aneh ketika beberapa masyarakat indonesia  yang makan mie dengan cara dicucup sampai berbunyi, karena di indonesia mempunyai tata krama yakni makan tanpa bersuara bahkan ketika sendok atau garpu bersentuhan dengan piring sampai menghasilkan suara aja terkadang para ortu bilang tidak sopan, apalagi menyucup mie sampai bunyi bisa dicoret dari KartuKeluarga ntar wekekekekek. 

Singkirkan dulu dari pemikiran tersebut, karena saya percaya bahwa mie tersebut memang lebih enak dirasakan dengan cara dicucup. Konsep yang akan saya bawa ke indonesia mungkin akan sama kitchen bisa langsung dilihat oleh pengunjung yang makan di restoran. Restoran pun hanya akan tertutup tirai setengah badan, hal ini berfungsi agar pengunjung bisa melihat tempat  yang tersisa di restoran soba saya. Jenis yang akan saya tekuni pun sesuai dengan ciri ciri diatas yakni Zaru Soba, namun saya tetap akan memberikan pilihan toppibg bagi para pengunjung nantinya. Untuk lokasi mungkin lebih bagus di foodcourt karena jika di taruh di pinggir jalan raya akan banyak resiko yang terjadi karena ini indonesia bukan jepang masyarakatnya lebih bar-bar wekekekek, mengantisipasi kejahatan dan polusi kendaraan karena di indonesia, beberapa kendaran masih memakai solar, jadi asap yang dihasilkan akan mengganggu mata pengunjung resto saya.

Sekian 2 negara yang ingin saya kunjungi kelak, yakni ada negara pondsterling yakni inggris dan negara yen yakni jepang, 2 negara tersebut memiliki kesamaan seperti tata tertib yang ketat. Hal tersebut membuat saya ingin berkunjung ke 2 negara tersebut. Cita-cita ini mulai saya rangkai dengan menabung minimal Rp. 30.000,00 per harinya agar pada tahun 2028 saya bisa berlibur kesana sekaligus belajar. Namun saya akan menyelesaikan studi S1 saya terlebih dahulu dan membangun rumah kecil type 36 hohohoho. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun