REVIEW BUKU MUSLIMAH DAN FEMINIS
karya Neng dara Affiah
identitas buku
judul: Muslimah Feminis
pengarang: Neng dara Affiah
Penerbit: Nalar
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2009
Tebal Buku : 122 halaman
Sebelumnya, saya pernah mengulas buku dari pengarang yang sama yaitu neng Dara Affiah, pada buku karyanya pada tahun 2017 yang berjudul Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas. Â selanjutnya saya akan mengulas kembali buku dari neng Dara Affiah yang terbit pada tahun 2009 berjudul Muslimah dan Feminisme.Â
saya rasa dari judul pun kita semua akan tertuju bahwa penjelasan dalam buku ini akan mengarah pada feminisme. dalam ulasan buku ini saya akan fokus membahas buku ini ke dalam tiga perspektif. yaitu perspektif gender, perspektif biografi dan perspektif fenomenologi.Â
masuk pada pembahasan pertama menggunakan perspektif biografi. menurut Denzin & Lincolin (2009) yang secara istilah menjelaskan mengenai biografi diartikan sebagai sejarah tertulis tentang kehidupan seseorang. atau dalam kata lain merupakan bentuk penyampaian secara mendalam tentang pengalaman hidup seseorang yang kemudianÂ
diilustrasikan melalui tulisan sehingga orang lain dapat mengambil sisi positif dari isi pembahasan tersebut. dalam buku ini biografi yang diceritakan merupakan kisah hidup dari Neng Dara Affiah yang dulunya merupakan orang yang mengalami budaya patriarki yang tidak jauh dilakukan oleh ayahnya sendiri. tak hanya sendiri,Â
ayahnya juga didukung oleh ibu dari Neng Dara Affiah yang membuktikan bahwa semakin terbelenggunya penulis akibat dari kuatnya budaya patriarki yang dirasakan hingga membuat penulis merasa hampir terbunuh.Â
buku ini apabila kita lihat melalui perspektif gender dimana hal ini dikembangkan dari teori feminisme yang berpusat pada tiga hal yakni titik tolak penelitian berdasarkan pada pengalaman perempuan, perempuan menjadi subjek yang sentral dalam melihat dunia sosialnya, dan dikembangkan untuk kepentingan perempuan untuk menciptakan kesetaraan.Â
dalam buku ini dapat dilihat bagaimana penulis menceritakan bagaimana ia merasa dibedakan dengan kakak laki-lakinya dalam soal pergaulan. dimana menurutnya kakak laki-lakinya lebih diberikan kebebasan sedangkan ia lebih dikekang. selanjutnya kita dapat membahas buku ini menggunakan perspektif fenomenologi dimana asumsi pokok metode iniÂ
adalah manusia secara aktif menginterpretasikan pengalamannya yang kemudian dimaknai sesuai dengan yang dialaminya. dalam buku ini secara detail penulis menjelaskan setiap bab dengan pengalaman pribadi yang dialaminya. mulai dari dengan etnis dan ajaran seperti apa ia dibesarkan, bagaimana is dan keluarganya hidup dalam lingkup keagamaannya,Â
bagaimana ia bergabung pada organisasi yang membentuk karakternya, hingga pada tokoh yang menjadi idolanya yaitu Masyitoh, neneknya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H