Mohon tunggu...
Sosbud

Tanpa Sinyal, Tanpa Gawai, Bukan Alasan untuk Tak Berprestasi

25 Maret 2017   22:14 Diperbarui: 25 Maret 2017   22:47 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kebayang ga guys, di era digital seperti saat ini, kita hidup di lingkungan yang tidak terjamah signal operator apapun. Mungkin yang bakal dirasakan pertama kali yaitu ga betah, bagai katak dalam tempurung, bahkan paling parah, serasa alien yang menganggap daerah lain laksana luar angkasa karena kita ga bisa tau info sama sekali.

Trus apa yang bakal kamu lakukan jika ada di posisi itu?

Mau pindah rumah? Iya kalau mampu, kalau ga mampu? Mau ngamuk ke seluruh penyedia jaringan operator? Atau mau mengirim surat cinta untuk para wakil rakyat, bupati, gubernur bahkan sampai ke tangan presiden? Atau yang paling ekstrim, menyalahkan takdir Tuhan?

Ga perlu sejauh itu guys...

Nah di sini penulis cuma mau share sedikit info aja yang moga dapat menginspirasi kalian yang menunjukkan bahwa

Signal bukanlah dewa, jadi tanpa signal kita ga perlu serasa mati suri

Desa Kebondalem, terletak di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, jawa Tengah, memiliki beberapa wilayah yang tidak dapat terjamah signal sama sekali, diantaranya Dusun Gumuk dan Dusun Banyunganti. Di dusun itulah berdiri sebuah sekolah milik negara yaitu SDN Kebondalem 02. Praktis di sekolahan itu tidak ada komunikasi dalam bentuk elektronik apapun yang bisa dilakukan, baik dalam bentuk SMS, telpon, whatsapp atau pun internet. Untuk sekedar mendapat informasi, sang kepala sekolah harus turun ke desa lain untuk mendapatkan signal.

Sebenarnya di Desa itu, ada salah satu provider yang menyediakan sistem signal bawah tanah, sehingga dapat untuk mengakses internet dan melakukan komunikasi ke seluruh wilayah seperti pada umumnya, namun dengan biaya yang terhitung mahal, pihak sekolah tidak mampu membayarnya. Dengan jumlah siswa yang sedikit, praktis uang BOS yang diterima sekolah pun juga sedikit. Ditambah lagi adanya ketentuan kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan pungutan dalam bentuk apapun, maka pihak sekolah benar-benar harus mengelola uang BOS itu dengan secermat mungkin.

Dengan segala keterbatasan itu, nyatanya ada banyak manfaat yang dapat diambil kok, contohnya:

1. Anak tidak terganggu oleh gadget

Gadget bagai dua sisi mata pisau yang saling berlainan fungsi. Memang diakui, dengan gadget informasi akan mudah diperoleh, namun tak jarang, banyak dampak buruk yang tercipta dari gadget itu, misalnya anak jadi lebih senang bermain dengan gadget nya daripada dengan sosial lingkungannya, atau anak menjadi kecanduan game online, dll.

Tanpa gadget, anak menjadi lebih fokus belajar dan mampu berkembang sesuai perkembangannya yang semestinya

2. Orang tua tak perlu khawatir dan kontrol yang berlebihan

Tanpa gadget artinya memungkinkan peluang untuk mendidik anak murni sesuai keinginan keluarga dan pengaruh lingkungannya semata.

3. Anak mampu mengefisiensikan waktu

Jika anak sudah memegang gadget, biasanya mereka akan berlama-lama menghabiskan waktu di depan gadgetnya itu, bahkan kadang anak tak mau berhenti sampai ia merasa lelah di depan gadgetnya itu.

Nah, kalau sudah seperti itu, malah berabe semuanya kan? Disuruh ini-itu anak ga mau, alasannya capek, padahal keletihan itu ditimbulkan dari asyiknya bermain gadget yang tak tahu waktu. Maka, tanpa gadget, anak akan lebih mampu mengatur waktunya dengan lebih baik, misalnya jam untuk belajar, bermain, mengaji dan menonton televisi.

4. Prestasi belajar meningkat

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi anak yang diraih oleh SDN Kebondalem 02, baik di tingkat Kecamatan, maupun Kabupaten. Anak lebih asyik menikmati waktunya untuk kegiatan sekolah, baik kegiatan pokok maupun kegiatan ekstra.

Semoga artikel ini membantu menyadarkan kita tentang kunci pendidikan itu ada pada tangan para orang tua dan guru, sebagai orang tua di sekolah.

Bukankah anak adalah cerminan diri orang tuanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun