Mohon tunggu...
Raihan Savero
Raihan Savero Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Uncertified Human Race

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Romansa Dua Raksasa Konsol Game Yang Berujung Pahit

21 April 2023   16:50 Diperbarui: 28 April 2023   02:50 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Crash bandicot sebagai maskot Sony Playstation dan Mario Bros Sebagai maskot Nintendo. (Sumber Gambar: Raihan Savero)

Seperti yang kita tahu, Sony dan Nintendo merupakan dua produsen konsol game terbesar di dalam industri game di dunia, dengan konsol Playstation 5 dan Nintendo Switchnya pada zaman sekarang. Tetapi sebelum mengenal konsol game rumahan seperti sekarang, generasi terdahulu lebih mengenal game arcade atau yang lebih sering disebut dengan nama "Dingdong".

Bentuk dari arcade game/dingdong. (Sumber Gambar: id.3dexport.com)
Bentuk dari arcade game/dingdong. (Sumber Gambar: id.3dexport.com)

Pada Awalnya  Nintendo juag merupakan salah satu produsen game-game pada platform arcade game atau yang biasa disebut dingdong. Namun jauh sebelum itu, Nintendo merupakan perusahaan yang memproduksi kartu permainan remi bernama "Hanafuda". Permainan kartu ini berhasil mendapatkan sukses besar di pasar Jepang. Namun seiring perkembangan zaman, permainan kartu Hanafuda semakin ditinggalkan. Salah satu penyebabnya adalah keterkaitan kartu tersebut dengan geng mafia Yakuza. 

Kartu Permainan Hanafuda. (Sumber Gambar: ebay.com)
Kartu Permainan Hanafuda. (Sumber Gambar: ebay.com)

Dikarenakan kepopuleran game kartu tersebut, banyak aggota mafia Yakuza yang mentatto dirinya dengan gambar-gambar dari desain kartu Hanafuda. Demi menghilangkan image negatif masyarakat, Nintendo pada akhirnya menghentikan produksi kartu Hanafuda pada tahun 1960. Yang mana pada tahun itu Nintendo sudah diambil alih oleh Hiroshi Yamauchi yang merupakan cucu dari pendiri perusahaan Nintendo.

Hiroshi Yamauchi, presiden ke-3 Nintendo. (Sumber Gambar: Liputan6.com)
Hiroshi Yamauchi, presiden ke-3 Nintendo. (Sumber Gambar: Liputan6.com)

Di tangan emas Hiroshi Yamauchi, Nitendo mampu melebarkan sayap bisnis pada industri game pada saat itu. Dengan ditugaskannya Miyamoto Shigeru sebagai kepala divisi video game desain Nintendo. Meskipun Miyamoto bukan seorang programmer, melainkan ia hanya seorang desainer visual, namun ia dan tim nya mampu membuat debut game pertama dari divisi mereka yaitu "Radar Scope". Namun debut pertama game mereka tidak begitu sukses.

Miyamoto Shigeru. (Sumber Gambar: GameInformer.com)
Miyamoto Shigeru. (Sumber Gambar: GameInformer.com)

 Akhirnya pada tahun 1981. Miyamoto dan tim nya mengeluarkan game terbaru mereka yang berjudul "Donkey Kong", dan game tersebut mampu mendapatkan kesuksesan besar di Industri game pada saat itu. Lalu setelahnya, Nintendo mulai mengembangkan teknologi game berbasis konsol rumahan yang mana pada saat itu masih jarang ditemukan karena Industri game yang pada saat itu masih berkutat pada Arcade Game.

Game Donkey Kong. (Sumber Gambar: Freekong.org)
Game Donkey Kong. (Sumber Gambar: Freekong.org)

Berbeda dengan nintendo, Sony mengawali karir mereka dari sebuah bengkel radio, pasca perang dunia ke-2. Lalu seiring perkembangan zaman, Sony mampu melebarkan sayap bisnisnya pada bidang elektronik dan menjadi tonggak kemajuan industri elektronik Jepang. Pada awal tahun 1980-an, sony dan philip bekerja sama dalam mengenbangkan teknologi CD, dan hal itu mampu membuat nama sony kembali melejit di dalam industri elektronik dan membuat teknologi CD dikenal luas di kalangan masyarakat umum.

Compact Disc. (Sumber Gambar: techtarget.com)
Compact Disc. (Sumber Gambar: techtarget.com)

Pada awalnya hubungan Nintendo dan Sony berawal dari Nintendo yang membeli chip audio untuk perangkat konsol game mereka yang dibuat oleh seorang insinyur engineer Sony yang bernama Ken Kutaragi yang pada akhirnya merupakan CEO Sony Computer Entertaiment. Pada awalnya Kutaragi membuat chip audio tersebut secara diam-diam, tanpa diketahui oleh atasannya, namun pada akhirnya atasannya mengetahui hal tersebut dan atasannya pun marah. 

Di sisi lain Nintendo menyukai chip audio buatannya dan hal ini membuat nintendo tertarik untuk berkerjasama dengan Sony dalam membuat chip Audio untuk konsol game mereka. Dan pada akhirnya proyek kerjasama ini sukses besar.

Audio Chip Sony SCP-700. (Sumber Gambar: Gamedaim.com)
Audio Chip Sony SCP-700. (Sumber Gambar: Gamedaim.com)

Memasuki era baru, Nintendo mulai melirik teknologi baru yaitu CD-rom dan Nintendo pun mulai bekerjasama kembali dengan Sony dalam mengembangkan konsol game mereka. Pada awalnya sony hanya membuat tambahan atau "add-ons" konsol untuk konsol Super Nintendo (SNES).  Sebagai gantinya, Nintendo akan membiarkan Sony untuk membuat konsol game mereka sendiri yang mempunya pemutar CD dan juga bisa memainkan game-game dari catridge Nintendo.

Consumer Electronic Show, 1989. (Sumber Gambar: Alan Light)
Consumer Electronic Show, 1989. (Sumber Gambar: Alan Light)

Pada akhirnya projek kerjasama ini telah rampung dan akan diumumkan di tahun 1989 pada acara Consumer Electronic Show. Pada awalnya Sony sudah mengumumkan dan mendemonstrasikan konsol game mereka. Namun pada keesokan harinya Nintendo mengumkan bahwa mereka batal untuk bekerjasama dengan Sony, sebagai penggantinya mereka akan bekerjasama dengan Philips yang pada saat itu merupakan rival dari Sony.

Berapa spekulasi pun mulai beredar pada saat itu. Namun alasan paling kuat kenapa Nintendo meninggalkan Sony dikarenakan Nintendo pada saat itu tidak menyadari kalau format CD-rom yang dikembangkan oleh Sony sudah didaftarkan hak patennya oleh Sony sendiri, yang berarti Sony mempunya hak lisensi atas semua game yang diproduksi oleh Nintendo dengan format CD-rom. Hal ini membuat marah Nintendo dan akhirnya memutuskan untuk membatalkan kerjasamanya.

Sumber: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun