Studi kasus gastrodiplomasi Indonesia memiliki kaitan dengan materi kuliah tentang diplomasi dan hubungan internasional, terutama dalam aspek diplomasi publik dan diplomasi ekonomi. Dalam konteks ini, gastrodiplomasi Indonesia merupakan salah satu upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan citra positif Indonesia melalui kekayaan kuliner yang dimiliki. Selain itu, studi kasus ini juga berkaitan dengan diplomasi ekonomi karena pemerintah Indonesia berharap dapat meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke negara-negara lain melalui gastrodiplomasi.Â
Oleh karena itu, studi kasus gastrodiplomasi Indonesia dapat memberikan contoh konkret tentang bagaimana diplomasi dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan kepentingan nasional dan mengatasi berbagai tantangan dalam hubungan internasional. Selain itu, studi kasus ini juga membahas peran aktor non-negara dalam diplomasi internasional, yaitu diaspora, serta bagaimana kerja sama antara negara dan non-negara dapat memperkuat diplomasi suatu negara.
Perkembangan Gastrodiplomasi Indonesia Di Amerika Serikat
Terdapat beberapa warung Indonesia yang didirikan oleh jaringan diaspora, yaitu Java Warung dan Hardena Waroeng Soerabaya. Java Warung telah beroperasi sejak tahun 2013 di Appleton. Restoran ini menawarkan hidangan khas Indonesia yang biasanya dijumpai di Indonesia, seperti sate ayam, rendang, soto ayam, ayam penyet, bakso, lontong sayur, gulai kambing, tongseng, batagor, dan siomay. Java Warung tidak hanya terkenal di kalangan diaspora Indonesia tetapi juga digemari oleh warga Amerika, terutama karena menyediakan menu yang ramah vegan dan banyak pilihan makanan yang tidak mengandung gluten (Sathilla, 2019).
Restoran Hardena Waroeng Soerabaya di Philadelphia Amerika Serikat menyajikan berbagai hidangan khas Indonesia yang otentik dan telah berdiri sejak 2001. Selain enak, restoran keluarga ini juga meraih penghargaan sebagai Best Indonesia Restaurant oleh Philadelphia Neighborhood dalam kompetisi Philadelphia Magazine's Best of Philly. Restoran ini juga pernah menjadi bahan obrolan oleh seorang chef terkenal Amerika, Anthony Bourdain, dalam acaranya The Layover with Anthony Bourdain (Hananto, 2015).
Masalah dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam gastrodiplomasi adalah kampanye yang belum optimal, standarisasi makanan, atau belum adanya kerjasama dengan negara lain dalam penyuplai bahan baku makanan hingga urgensi pemetaan masakan khas Indonesia, sehingga pada tahun 2019 C-RiSSH (Center for Research in Social Sciences and Humanities) Universitas Jember mendirikan Pusat Kajian Gastrodiplomasi Indonesia. Menurut Ketua C-RiSHH, Himawan Bayu Patriadi, Pusat Kajian tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan gastrodiplomasi di masa depan, karena Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa, tetapi masih kurang optimal dalam memanfaatkannya sebagai soft diplomacy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H