Mohon tunggu...
Savana Raniola
Savana Raniola Mohon Tunggu... -

sekedar menikmati, tanpa harus menghakimi

Selanjutnya

Tutup

Music

Geliat Musik Berbahasa Jawa

5 Desember 2018   21:01 Diperbarui: 5 Desember 2018   21:04 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Bambang Soepijanto

Siapa manusia yang hidup di Indonesia saat ini dan tidak mengetahui lagu sayang? Sepertinya tidak mungkin ada. Sayang menjadi lagu dangdut yang menyebar bagai virus endemik dan dapat menjangkti semua orang. 

Tidak ada pengecualian, baik dari segi usia, harta, suku, dan bahkan agama. Terlepas dari kehebatan lagu Sayang di kancah nasional, terdapat fakta unik bahwa hampir keseluruhan bahasa yang digunakan adalah boso jawa.  

Latar belakang tersebut seakan menjelaskan fenomena musik dangdut jawa yang telah diterima masyarakat Indonesia. Lagu Sayang seakan menjadi bola panas yang dibawa oleh seorang martir bernama Via Vallen. Via bukan lah sembarang biduan, kita semua tau bahwa dia berangkat dari Jawa bagan timur dengan gelar sebagai "Ratu Cover". Via besar bersama dengan banyak Orkes Melayu asal Jawa Tmur.

Namun yang paling identik adalah SERA. Sebelum beranjak lebih jauh terhadap glorifikasi pada Via Vallen, masyarakat Indonesia perlu mengetahui bahwa Via Vallen bukanlah musisi pertama yang mempopulerkan lagu Sayang. 

Awal mula kemunculan lagu Sayang tidak lepas dari keuletan musisi hip-hop koplo bernama NDX a.k.a Familia. Mungkin banyak orang yang mempertanyakan siapakah mereka, dan nyatanya mereka tidak lebih dari mantan kuli bangunan yang membanting setir menjadi musisi di pelosok Yogyakarta. Sebuah daerah bernama Imogiri. Perdebatan mengenai orginalitas juga menambah rumit latar belakang lagu Sayang, karena NDX tidaklah sendiri. 

Lagu berjudul Sayang dengan refrain yang dipopulerkan pula oleh OM. Wawes, yaitu grup musik dangdut asal Yogyakarta. Banyak phak juga yang menyudutkan NDX sebagai musisi plagiat karena lagu Sayang versi hip-hop dangdut memiliki kemiripan dengan sebuah lagu asal Negara Jepang. Terlepas dari itu semua, saat ini kita dapat melhat keberhasilan Via Vallen membawa lagu Sayang yang seakan diakui publik sebagai karyanya. 

Lagi-lagi Via Vallen harus bersyukur bahwa semesta seakan membuat segalanya menjadi mudah untuknya. Sebelum Via Vallen, masyarakat Indonesia pernah dikagetkan dengan kemunculan Soimah, seorang sinden yang membawakan lagu-lagu boso jawa juga. Saat bulan Ramadhan dan waktu sahur masyarakat dsuguhi suara Soimah serta jogetan energik Sesar dalam acara Yuk Kita Sahur.

Jalan terjal yang ditempuh Soimah untuk mendobrak tatanan selera dan pandangan masyarakat terhadap lagu berbahasa jawa berbuah manis, entah untuk dirinya atau musisi lain saat ini. Setelah selesai dengan lagu Sayang, masrakat dibombardir dengan lagu dangdut jawa lain, seperti Jaran Goyang dan Bojoku Galak. Karya-karya tersebut melejit melalui industri musik lokal Yogyakarta, sebut saja duo hip-hop Pendhoza dan Andi Bendol. 

Kemunculan mereka seakan hanya menjadi pendukung kesuksesan Via Vallen, dan salah satu kompetitornya yang masih setia memperjuangkan lagu dangdut koplo dalam tataran lokal bernama Nella Kharisma. 

Musisi asal Yogyakarta tidak menyerah pada keadaan dan terus memunculkan karya, yang terbaru adalah Guyon Waton. Nama Guyon Waton melambung dengan singelnya yang berjudul Korban Janji. Akankan nasib Guyon Waton akan sama seperti NDX a.k.a Familia, Pendhoza, OM. Wawes, atau Andi Bendol? Layak ditunggu dan biarkan waktu yang menjawab.

Foto: Bambang Soepijanto
Foto: Bambang Soepijanto
Permasalahan yang terjadi menunjukan banyak hal kepada masyarakat. Paling utama adalah kebanggaan Yogyakarta sebagai kota kreatif yang berhasil menelurkan karya luar biasa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun