Mohon tunggu...
Sava Vania Lukita Ibrachim
Sava Vania Lukita Ibrachim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peminggiran Kaum Minoritas di Indonesia

24 Oktober 2022   11:13 Diperbarui: 24 Oktober 2022   11:49 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat dari pemahaman yang masih rendah terhadap diferensiasi sosial ini memicu terjadinya rasisme dan peminggiran terhadap kelompok minoritas. Contoh kasus yang sering kita temukan sampai saat ini adalah kasus rasisme dan peminggiran yang dialami oleh masyarakat Papua. Salah satu kasus mengenai rasisme tersebut adalah mengenai peristiwa asrama mahasiswa Papua di Surabaya yang terjadi pada tahun 2019.

Kasus tersebut bermula dari sebuah info yang mengatakan bahwa mahasiswa Papua ini diduga mematahkan tiang bendera serta membuangya ke dalam selokan. Kabar ini juga beredar di media massa dan membuat orang-orang berdatangan ke asrama tersebut. Namun, sangat disayangkan bahwa cara orang-orang yang datang dan ingin menegur mahasiswa Papua tersebut justru berakhir dengan tidak kondusif. 

Tanpa adanya investigasi dan penyelidikan terlebih dahulu polisi dan organisasi masyarakat datang ke asrama tersebut dan menciptakan suasana yang semakin tidak kondusif. Mereka justru memaki dan mengatakan kata-kata yang tidak layak dan mengandung unsur rasisme terhadap mahasiswa-mahasiswa tersebut. Mahasiswa Papua tersebut juga mendapatkan panggilan-panggilan yang tidak layak digunakan kepada seorang manusia, seperti menyebut mereka dengan nama hewan. Selaian itu, mahasiswa Papua tersebut juga mengaku bahwa mereka diusir dari kota tersebut.

Selain kasus tersebut, kita juga bisa mendapatkan beberapa kasus rasisme terhadap masyarakat Papua dengan orang-orang penting sebagai pelakunya. Salah satu contoh kasusnya adalah kasus yang dilakukan oleh menteri sosial indonesia di mana beliau mengatakan bahwa dirinya memindahkan ASN yang tidak cekatan dan bekerja dengan baik ke Papua. Banyak orang-orang, khususnya masyarakat Papua, yang merasa tersinggung atas ucapan yang dilontarkan oleh beliau tersebut. Mereka merasa bahwa beliau telah merendahkan Papua dan menganggap Papua sebagai tempat pembuangan. Hal ini membuat masyarakat Papua merasa tidak terima terhadap ucapan beliau yang sangat merendahkan mereka.

Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa rasisme dan peminggiran terhadap kelompok minoritas masih marak terjadi di Indonesia. Rasisme sendiri bisa timbul dari praduga atau prasangka yang seseorang miliki terhadap kelompok tertentu. Misalnya, kita sering menganggap bahwa bahwa teman kita yang berasal dari suku yang berbeda itu lebih buruk dari kita sehingga kita enggan untuk bermain bersama mereka. Hal ini akan kembali berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang masih belum memahami secara menyeluruh makna dari diferensiasi sosial. Masyarakat kita masih sering untuk membagi suku-suku yang ada ke dalam suatu tingkatan.

Selain itu, stigma-stigma atau pun stereotip yang telah melekat dalam identitas suatu kelompok juga dapat menimbulkan suatu tindakan rasisme. Hal ini dapat terjadi karena kita cenderung untuk melihat label-label yang telah diberikan tanpa mau untuk mengecek faktanya. Kita cenderung untuk menggeneralisasi suatu kelompok dengan stigma yang telah ada. Kita mudah untuk terhasut dengan omongan-omongan orang mengenai suatu kelompok tertentu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kasus yang telah saya sebutkan sebelumnya mengenai peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Di mana akibat ucapan satu orang menimbulkan tindakan rasisme yang sangat besar pada mahasiswa-mahsiswa Papua tersebut.

Hal-hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya terjadi rasisme di Indonesia. Bahkan di lingkungan kita sehari-hari pun masih dengan mudah kita dapati mereka yang melakukan rasisme dengan dalih bercanda dengan temannya. Pada kenyataannya, sering kali ucapan dan tindakan yang kita lakukan dengan dalih bercanda tersebut justru sering kali menyinggung perasaan orang mau pun kelompok lain karena dianggap telah merendahkan kelompoknya. Jika permasalahan rasisme dan peminggiran ini tidak segera diberantas, maka persatuan dan kesatuan bangsalah yang akan terancam.

 

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, sangat jelas bahwa masih banyak dari masyarakat Indonesia yang menganggap remeh atau tidak peduli, bahkan memaklumi tindakan rasisme dan peminggiran terhadap kelompok minoritas. Banyak dari masyarakat kita yang sering untuk menganggap kelompok yang berbeda dari mereka lebih rendah dari kelompoknya. Permasalahan rasisme dan peminggiran yang tidak dengan cepat ditangani akan menyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun