Mohon tunggu...
Saut Donatus Manullang
Saut Donatus Manullang Mohon Tunggu... Akuntan - Aku bukan siapa-siapa! Dan tak ingin menjadi seperti siapa-siapa.

Damailah Negeriku!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi PDIP-GERINDRA Pasca PILEG Menuju PILPRES 09 JULI 2014

3 April 2014   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu presiden dan wakil presiden pada tahun 2009 adalah momentum awal kemesraan antara Mega dan Prabowo. Keduanya tanpa malu-malu sepakat untuk maju menjadi pasangan capres dan cawapres 2009-2014 dan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum. Berbagai komitmen dan kontrak politik ditandatangani bersama tanpa ada kendala. Mega saat itu memuji penampilan Prabowo sangat bagus. Demikian sebaliknya, di kesempatan lain, Prabowo memuji Mega. Sungguh mesra kala itu.

Walaupun kita tahu hasil pilpres 2009 mereka berdua mengakui kekalahan dengan lapang dada.

B. Pilkada DKI Jakarta 2012

Hubungan PDIP dan Gerindra semakin kuat dan mesra. Keduanya mengusung pasangan Jokowi dan Ahok dalam pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu mereka juga kompak mengkritisi kebijakan pemerintahan pusat. Dan berhasil memenangkan Pilkada DKI dalam dua putaran saja mengalahkan gubernur petahana yang diusung oleh Partai Demokrat dan kawan-kawan. Setelah Jokowi-Ahok memimpin DKI, Prabowo dan Mega tak jarang membela kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Gubernur dari kritik lawan politiknya. Dan tak disangka hubungan mesra itu tak berlangsung lama.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/04/13963941051883500645.jpg"]

https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/04/13963941051883500645.jpg
https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/04/13963941051883500645.jpg
[/caption]

Koalisi PDIP-GERINDRA Pasca PILEG Menuju PILPRES 09 JULI 2014

*INGAT! PILEG SUDAH DI DEPAN MATA"

Hari pemilihan umum legislatif tinggal beberapa hari lagi, dan sudah memasuki minggu tenang. Sesuai aturan tidak ada lagi bentuk kampanye di ruang terbuka. Saatnya setiap partai beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk kampanye. Demikian juga halnya PDIP dan Gerindra harus memanfaatkan minggu tenang ini dan fokus untuk pemenangan pileg tanggal 09 April nanti. Tak perlu gegabah untuk melakukan hal-hal yang justru membuat masyarakat menjadi antipati dan bisa berujung mengalihkan pilihannya di bilik suara. Masing-masing harus bisa menahan diri.

"BERHARAP PDIP-GERINDRA KOALISI LAGI"

Bukannya bermaksud mendahului hasil pemungutan suara pemilu legislatif nanti. Ini hanya sebuah kemungkinan. Seandainya hasil perolehan suara PDIP dan Gerindra tidak memenuhi quota untuk dapat mengajukan pasangan presiden dan wakil presiden di pemilihan umum presiden Juli 2014,  atau katakanlah hanya salah satu saja yang memenuhi syarat.  Penulis berharap PDIP dan Gerindra harus berani  membuka diri satu sama lain, mulai berdialog dan memutuskan koalisi. Jika PDIP memiliki suara lebih besar dan memenuhi syarat. Maka PDIP harus mencari calon wapres mendampingi Jokowi atau sebaliknya.  Seharusnya Prabowo dan Gerindra bisa membaca kemungkinan situasi seperti ini. Tentu saja akan ada kontrak politik yang baru. Bahkan siapa yang menjadi capres dan cawapres bisa dibicarakan. Katakanlah PDIP ngotot mengajukan Jokowi sebagai Presiden, tidak ada salahnya Prabowo menerima tawaran cawapres. Mengapa? Karena Gerindra dan Prabowo harus melihat kenyataan dan bersikap lebih realistis. Jika Gerindra memaksakan diri untuk menjalin dengan koalisi dengan partai lain agar bisa maju sebagai capres akan sulit mengalahkan capres Jokowi dan pasangannya di pemilu pilpres. Apalagi peserta pilpres bisa melebihi 3 pasangan, artinya jumlah suarapun akan terbagi-bagi.

Pertimbangan-pertimbangan mengapa PDIP dan Gerindra harus koalisi adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun