Mohon tunggu...
Saut Donatus Manullang
Saut Donatus Manullang Mohon Tunggu... Akuntan - Aku bukan siapa-siapa! Dan tak ingin menjadi seperti siapa-siapa.

Damailah Negeriku!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Institut Survey Indonesia (ISI) Terdaftar di KPU?

28 Juni 2014   17:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : kompas.com

Beberapa hari lalu hampir semua media online seperti kompas.com, detik.com, JPPN.com,  merdeka.com,  mengutip hasil survey yang dilakukan oleh Intitut Survei Indonesia (ISI).   Hasil riset dan surveynya ISI menyampaikan bahwa elektabilitas Prabowo-Hatta  melebihi Jokowi-JK. Yaitu 51,18% berbanding 48,82%. Lalu Haris muncul di layar televisi nasional (TVOne). Dia diwawancarai mengenai hasil surveinya itu.

Hasil survei ISI ini sangat berbeda dengan hasil survei 7 lembaga survei  ternama dan cukup kredibel yang  masih memenangkan Jokowi-JK.

Yang membuat saya tertarik dengan berita tersebut bukanlah hasil survey atau capres mana yang unggul, namun saya tertarik dengan nama lembaga survey tersebut.  Menjelang pemilu 2014 banyak Hasil Survey Pemilu muncul yang dirilis oleh lembaga survey yang namanya kedengaran tidak femiliar.  Hal ini mengingatkan saya dengan hasil survei  Indonesia Network Election Survey (INES) dan Indonesia Research Center di awal tahun 2014, dimana hasil survei keduanya berbeda sangat jauh dengan temuan lembaga lain yang kredibel. Sampai-sampai Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI), Nico Harjanto, dengan tegas mengatakan bahwa lembaga yang merilis hasil surveinya, tapi tak terdaftar di KPU dan tidak bergabung dalam asosiasi, ia pastikan lembaga itu bermasalah. Dua di antaranya Indonesia Network Election Survey (INES) dan Indonesia Research Center (IRC).

INSTITUT SURVEY INDONESIA

Saya mulai mencoba mencari tahu lebih jauh mengenai profil lembaga survei itu dengan mengetik kata kunci "Profil Institut Survey Indonesia" di Google. Hasilnya "tidak memuaskan". Yang muncul di monitor paling atas justru Lembaga Survei Indonesia, yang lain merujuk mengenai hasil servei ISI saja. Tak ada keterangan mengenai lembaga ISI secara institusi. Membuatku semakin penasaran.

Lalu saya coba mencari dengan kata kunci "Daftar Lembaga Survey di KPU" dan menemukan daftar lembaga survey dan Quick Count Pemilu yang terdaftar di KPU. Terdapat 56 lembaga di sana. Saya cek nama ISI dan hasilnya "nihil".

1403926573225515286
1403926573225515286

hasil googling

Tak berhenti sampai di situ, lalu saya mencoba cara lain dengan mengetikkan nama Direktur ISI yaitu "Haris Baginda". Hasilnya lebih banyak mengenai berita hasil survei pilkada di Makassar dan nama Haris Baginda sebagai pemimpin lembaga survei tsb. Saya justru bertanya-tanya apakah nama Haris Baginda di Makasar adalah orang yang sama dengan Direktur Institut Survei Indonsia? Beberapa jam kemudian, tribunnews menjawab pertanyaan saya dengan merilis berita yang dipost tgl 26 Juni 2014 dini hari.  Ternyata  Abdul Haris Baginda telah merintis karier di lembaga survei sejak 2007 dan telah mendirikan 3 lembaga survei yang berbeda.

Mari kita simak sepak terjang Haris Baginda Direktur Institut Survey Indonesia yang saya kutip dari makassar.tribunnews:

*Pilgub Sulsel 2007

Untuk pertama kalinya, Haris mengaku sebagai Direktur Biro Survei Aziz-Mubyl (Bisamu). Ketika itu, rata-rata lembaga survei memprediksi bakal terjadinya persaingan ketat antara pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly (Asmara) dengan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang). Belum ada lembaga survei yang memprediksi pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakar-Mubyl Handaling bakal menang, ketika itu. Haris muncul dengan hasil survei yang mencengangkan. Dia memastikan pasangan Aziz-Mubyl bakal menang.

Hasil Survey : Aziz-Mubyl unggul.

Hasil resmi KPU Sulsel :  Amin Syam-Mansyur Ramly (Asmara) pemenang. Hasil survei Harris melenceng jauh.

*Pilgub Sulsel 2013

Di bulan Oktober 2012, Haris mendirikan lembaga survei baru yaitu  PT Konsultan Syariah Biro Survei Nusantara (BSN). Di sini saya hanya menyorot hasil survei BSN atas pasangan Gerakan Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na). Di mana dia pernah mengaku sebagai tim lalu keluar dari tim tsb.

Hasil survei untuk Garuda-Na : Berubah-ubah dalam 3 kali survey yaitu 22,3% kemudian 28,3% terakhir hanya 1,14%

Hasil resmi KPU Sulsel : Garuda-Na memperoleh 6,01%

*Pemilihan Walikota Makassar 2013

Oktober 2012, 11 bulan menjelang pencoblosan Haris sudah mulai melansir hasil survei atas nama Biro Survei Nusantara (BSN) . Ada 10 kandidat saat itu.

Hasil survey terakhir :  Supomo-Kadir Halid (SuKa)  di urutan pertama (16,2 %), Adil Patu-Isradi Zainal 15,4 persen, Rusdin-Idris 9,6 %, Danny Pomanto-Syamsu Risal  yang (DIA) 7,4 %,

"Menanggapi hasil survei itu, Danny mengatakan, "Hehehe...Kalau Surveinya ji Haris Baginda, Urutan 10 pun Nda Masalah," komentar salah satu kandidat walikota Danny Pomanto, yang menurut survey BSN 7,4%

Hasil KPU Makassar :  Danny Pomanto-Syamsu Risal  yang (DIA)  sebagai pemenang satu putaran dengan 31.18% suara.

Bahkan  tribun-timur.com pernah kebingungan dan mempertanyakan bagaimana cara Haris Baginda mengolah data lapangan sehingga mendapatkan persentase hasil survei tersebut. Karena bocoran hasil survei dari 2 lembaga  terpercaya di Indonesia yaitu LSI dan Saiful Mujani Research and Consulting sangatlah beda dengan hasil dipaparkan Haris.

Dan Haris yang selalu "jalan sendiri" memaparkan hasil surveinya menyebutkan, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil olahan data primer melalui program komputer Microsoft Excel.

Baca beritanya di : http://makassar.tribunnews.com/2013/08/13/direktur-bsn-kok-tak-paham-teknis-pengolahan-data-surveinya

Sekarang, Haris mendirikan lembaga baru, Institut Survei Indonesia (ISI). Seiring dengan lembaga baru ini, Haris “hijrah” jumpa pers di Jakarta. Dan hasil survei  ISI menempatkan Prabowo-Hatta (51,18 %) mengungguli Joko Widodo-Jusuf Kalla (48,82 %).

Yang menjadi pertanyaan saya berikutnya adalah  apakah lembaga Institut Survei Indonesia sudah didaftarkan di KPU sebelum merilis hasil surveinya?

Karena menurut UU Pilpres dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 23 tahun 2013 Pasal 21 (1) disebutkan :

"Survei atau jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu dilakukan oleh lembaga yang telah terdaftar di KPU"

Cerita lengkapnya dapat di baca di http://makassar.tribunnews.com/2014/06/26/petualangan-survei-haris-baginda

Salam Tabik Erat Tangan

Parjalpis, Siantarcity

Sumber  :

Daftar Lembaga Survei yang terdaftar di KPU : http://politik.news.viva.co.id/news/read/492591-ini-daftar-lembaga-survei-dan-lembaga-pemantau-pemilu-2014

http://makassar.tribunnews.com/2013/08/13/direktur-bsn-kok-tak-paham-teknis-pengolahan-data-surveinya

https://id.berita.yahoo.com/ketua-tim-pejuang-garuda-na-ogah-urusi-haris-071617234.html

http://rakyatsulsel.com/hasil-survei-terbaru-bsn-sayang-gubernur-sulsel-lagi.htmlhttp://www.jpnn.com/read/2014/06/23/242049/Jokowi-Dianggap-Sederhana,-Prabowo-Dikenal-Tegas

http://makassar.tribunnews.com/2013/08/13/direktur-bsn-kok-tak-paham-teknis-pengolahan-data-surveinya

http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/14/%E2%80%9Csurvei-ines-dan-irc-bermasalah%E2%80%9D/page/0/2#.U64mPpR_uv8

http://www.baratamedia.com/read/2013/08/04/36050/aropi-ikut-kecam-survei-fsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun