Kembali kepada judul di atas, adalah sebuah keanehan jika lagu "Lebih dari Pemenang" diinterpretasikan kepada perkara-perkara jasmani. Lalu, salah siapa..?? Apakah salah Pemimpin Pujian, Pencipta lagu tersebut atau salah saya yang terlalu "risih" mendengar Pemimpin Pujian yang menginterpretasikan lagu itu dan Pencipta lagu yang mencipta lagu tanpa melihat konteks ayat-ayat dalam Alkitab..??
Yah, supaya tidak ada yang tersinggung, bagusnya saya menyalahkan diri saya yang terlalu "RISIH".. Kayaknya sekarang saya harus mandi yang bersih, supaya tidak risih, mandinya pakai air sirih.. Koq malah ngelantur yah.. Sudah dulu deh.. Sola Gracia..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H